Mohon tunggu...
Hana Aufa
Hana Aufa Mohon Tunggu... Dokter - Pelajar

Hobi saya : menonton film, basket

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terbaik Versi kita

28 Januari 2024   21:50 Diperbarui: 31 Januari 2024   12:26 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Terbaik Versi kita.

Matahari bersinar terik menyinari satu bangunan besar sederhana, bunyi bel pagi anak-anak berlarian masuk kedalam kelas untuk melaksanakan doa pagi. Setelah doa mereka  semua kelas sepuluh dikumpulkan disalah satu tempat yang biasa disebut pendhopo. Ketika dikumpulkan disana mereka diarahkan oleh bapak ibu guru  untuk mendengarkan presentasi tentang Tema baru proyek mereka atau tema baru P5 ( profil penguatan pelajar Pancasila ) , untuk menyambut Lustrum sekolah mereka yang ke VII. Kelas sepuluh mendapat kesempatan untuk mengisi acara tersebut dengan penampilan versi kita masing-masing sesuai dengan pulau-pulau yang ada Indonesia yang sudah dibagi perkelas.

“Tema ini menarik,” pinta satu anak ditengah-tengah presentasi itu.

Salah satu kelas mendapatkan pulau Jawa dan Bali. Lalu mereka  semua di arahkan lagi oleh fasilitator untuk membentuk panitia inti dalam kelas untuk mempertanggungjawabkan kelas mereka sendiri. Tiap anak dalam kelas sudah mendapatkan peran mereka  dan tugas mereka masing-masing sesuai dengan yang sudah disepakati bersama oleh bapak ibu fasilitatornya  dan juga anak kelas. Sutradara dan ketua panitia  mulai menyusun konsep dan ide sesuai dengan pulau yang sudah didapati atau dipilih bapak-ibu guru. Hari berganti hari akhirnya sutradara sudah mendapatkan ide tentang bagaimana idenya buat kelas mereka. Suatu ketika sutradara mulai memberi tahu anak kelas tentang konsep penampilan mereka  bagaimana.

Saat sutradara sedang menjelaskan tentang konsep penampilan mereka, dan suasana kelas yang lagi hening mendengarkan sang sutradara presentasi didepan bersama ketua panitia dan  satu dari antara mereka tiba-tiba  bersuara..

“Aku tidak setuju dengan konsep begitu,” katanya  kepada sutradara dengan suara yang keras dan muka yang asam.

“Kenapa tidak setuju? Semua saya satukan pikiran saya dan juga ada tambahan dari teman-teman yang lain juga,” jawab sutradara menjelaskan.

“Itu tidak nyambung konsep tidak jelas, apa-apaan  seperti itu!!!” Kata Laras menjawab sutrada  kembali. 

“Maksud kamu apa!!? emang kamu ada ngapain aja dari kemarin selain rebahan merhatiin saya dan yang lain mikir konsep, ” jawab Juana bertanya

“Lah kan emang konsep gajelas, sampah!!” Kata laras lalu berdiri pergi meninggalkan kelas.

“Awas ya jangan masuk lagi, ” sahut anak yang lain dari belakang saat laras hendak keluar.

Saat dia mau keluar ternyata didepan pintu ada salah satu fasilitator mereka yang dari tadi ternyata menyaksikan debat mereka itu, ya Namanya pak Dandang. Dari tadi guru tersebut   menahan untuk tidak masuk kedalam karena ingin melihat apa respon  anak-anak dalam menaggapi sutradara itu karena sebelum Juana  mempresentasikan konsep kepada anak kelas ia sudah lebih dahulu konsultasi bersama pak Dandang untuk melihat serta koreksi jika ada yang kurang dalam apa yang sudah ia kerjakan. Saat laras keluar dia sudah melihat ada pak dandang disitu tetapi ia memilih untuk tetap berjalan mengaibakan guru tersebut tetapi dia ditahan oleh pak Dandang .

“Kenapa tadi seperti itu? Kau ada masalah apa?” Pak dandang bertanya kepada laras dengan menatapnya.

“Saya cuma kurang suka aja pak sama ide nya Juana, gak jelas banget. Masa kita sedang tiba-tiba berantem terus langsung drama suami istri apa coba maksudnya?” Jawab laras dengan muka yang kesal.

“Kamu kalau tak suka seharunya dari awal mereka membuat narasi tentang penampilan kalian itu, kamu bantu bukan hanya santai-santai saja, sekarang sudah jadi baru mau kamu protes ya jelas nanti di kelas banyak yang gak suka sama kamu.”

“Ya gimana ya pak, saya gak suka aja. Kan masi bisa diubah lagi, “ jawab Laras santai sambil sedikit tersenyum.

“Enteng banget lo bilang masi bisa diubah lagi kaya bisa kerjain aja, oh iya lupa kerjaan nya kan rebahan nyantai doangkan, dasar beban, ” Tiba-tiba Juana mengangkat suara dari balik pintu dengan muka marah.

Pak dandang dan Laras yang kaget dengan kemunculan Juana di balik pintu itu pun langsung dijawab oleh laras “ Maksud lo apa lagi, “ Sahut Laras menghampiri Juana dan menarik tangan nya sedikit kasar.

“ Gausah Tarik-tarik kalau salah ya salah aja gausah ngelak, ” Juana  yang langsung menepis tangan laras dan sedikit mendorong bahu nya lalu hendak balik ke dalam kelas .

“WOI!! Ga usah dorong-dorong ya, ”  Laras Kembali menarik baju juana dari belakang yang hampir membuat juana jatuh dari terapan di dekat pintu kelas mereka tersebut.

Pak dandang yang tadi mau membiarkan dan hanya melihat saja  tetapi karena semakin ruyam pak Dandang berdiri dan melerai mereka berdua “kalau kalian begini terus kelas kalian gausah tampil saja sekalian, ” kata pak dandang sambil menarik tangan Laras memisahkan dari baju Juana. 

Setelah mereka dipisahkan, dibawa mereka ke ruangan pak dandang untuk bicara. Akhirnya mereka berdua pun ikut pak dandang ke ruangan nya dan duduk dikursi didepan meja guru tersebut. 

“Kalian ini bagaimana ya, sekelas harusnya kompak apalagi buat acara besar sekolah kita nanti kalau begini terus bagaimana teman-teman yang sudah siap.”

“Itu kan Laras deluan pak yang mulai, saya Cuma menegurnya tiba-tiba dia malah berlebihan, “ jawab Juana kepada pak Dandang.  

“Siapa suruh buat alur cerita gajelas seperti itu”

“ Dih dikasi tau jug-“

“Sudah-sudah, sampai kapan mau berdebat terus seperti ini kalau kalian terus begini masalahnya tidak akan pernah selesai, “ Sahut pak dandang yang kesal kepada dua anak itu yang masi saja berdebat.

“maaf pak kami janji gak akan diulangi lagi,” jawab Juana menatap pak Dandang dan Laras yang menunduk dan tak mengangkat mukanya.

“Oke, tapi lain kali jangan seperti ini. harus kompak , Sekarang minta maaf ke teman-teman kelas kalian sana, “ ujar pak Dandang menyuruh kedua anak tersebut balik ke kelas mereka.

“Oke pak kami permisi, sekali lagi maaf pak katas kericuhan yang tadi, “ jawab Juana lagi dan langsung berdiri keluar dan diikuti Laras dari belakang , guru itu mempersilahkan mereka menyelesaikan masalah Bersama dan meminta maaf juga kepada teman-teman sekelas.

Setelah sampai dikelas Juana membuka suara. 

“Selamat siang teman-teman, saya Juana dan Laras  ingin meminta maaf atas kericuhan yang terjadi  ditengah-tengah presentasi kita tadi semoga tidak terulang lagi,” kata Juana menjelaskan. 

“Saya juga meminta maaf teman-teman dan juana, semoga saya lebih kompak lagi dengan kalian semua,”  Sambung Laras usai permintaan maaf Juana.

Hari besoknya mereka semua Kembali bertemu disekolah , dan Juana prsentasi lagi. Setelah ipresentasi Juana mulai menentukan bagian-bagian mereka untuk berpartisipasi dalam penampilan seusia alur yang sudah dibuatnya.  Hari berganti hari, akhir mereka mulai  berlatih dan terus latihan . Walaupun rasa malas capek tapi semua itu dilawan sama anak-anak kelas demi penampilan terbaik. Tiba saatnya Latihan terakhir sebelum gladi resik semua dilihat Juana sudah sangat baik hanya mereka kurang di penempatan ekspersi saja.

Saat gladi resik semuanya gugup,  panik dan canggung apalagi juana yang membuat alur cerita ini, mereka semua panik dan ragu akan penampilan mereka sendiri takut dibilang jelek sama kaya perkataan Laras tempo hari, jujur saja perkataan Laras masih terus berputar dalam ingatan Juana tetapi ia yakin, kelas nya akan menampilkan yang terbaik dan paling terbaik. Gladi resik pun dimulai semua sibuk menyiapkannya dan ya hasilnya lebih baik dari Latihan terakhir mereka tempo hari.

Hari puncak lustrum atau hari pentas pun tiba mereka semua masih sama dengan perasaan campur aduk itu tetapi balik lagi mereka yakin bahwa mereka bisa. Percuma Latihan berbulan-bulan jika jelek kan.  Kelas mereka tampil terakhir dan sebagai penutup acara Lustrum Sekolah . setelah tampil mereka semua bertemu dengan guru-guru fasilitator kelas mereka dan meminta pendapat tentang bagaimana mereka tadi diatas panggung. menurut bapak ibu fasilitator mereka penampilan kelas mereka sangat baik dan paling baik daripada gladi resik kemarin dan memukau saat berada diatas panggung. Selesai itu , Laras bertemu dengan Juana saat hendak mau Kembali ke kelas dan memangilnya.

“ Juana, tunggu dulu,”  Sahut laras yang mengejar juana yang mau masuk kedalam kelas.
“Kenapa Laras”
“ Maaf Juana atas kelakuan ku kemarin yang kurang bagus kepada kamu, ternyata cerita buatan kamu itu bagus. Buktinya kita tampil dengan sangat baik, “ Ucap Laras menjelaskan kepada Juana didepan kelas mereka . 

 “Terimakasih Juana sudah sabar menghadapi kami semua dikelas yang berbeda pendapat, menurutmu bagaimana penampilan kita tadi ?”Sambung Laras Kembali dan memberikan pertanyaan kepada Juana.

“Sama-sama Laras , penampilan kalian sangat bagus dari apa yang aku pikirkan , kita semua keren ,” jawab Juana kepada pertanyyan Laras
Setelah dari semua lika-liku tersebut Juana  dan Laras  pun akhirnya menjadi teman baik, mereka belajar dari kesalahan mereka berdua sendiri, bahwa harus menghargai karya dan kerja keras orang lain. Kelas mereka menjadi juara kelas paling solid diomongan guru-guru sekolah itu, penampilan terbaik yang mereka impi-impikan akhirnya tercapai.  Walaupun pada awalnya ada terjadi kericuhan diantara  mereka tetapi itu bukan menjadi suatu halangan untuk mereka terus beruang demi penampilan terbaik versi mereka.

TAMAT. 

MARTHA HANA AUFA / 25 / XB 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun