Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review Film "Dua Hati Biru", Belajar Berumah Tangga Sepanjang Hidup

18 April 2024   06:39 Diperbarui: 19 April 2024   00:51 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ki-Ka: Aisha Nurra Datau, Farrell Rafisqy, dan Angga Yunanda di film Dua Hati Biru. (Instagram Official Dua Hati Biru/Starvision/Wahana Kreator via parapuan.co)

Film Dua Hati Biru menceritakan pulangnya Dara dari Korea ke Indonesia. Dara disambut meriah oleh keluarganya. Termasuk oleh suaminya, Bima. Sayangnya, Adam tidak mengenali Dara. Meskipun mereka hampir setiap hari melakukan video call, Adam tidak mengenali sosok Ibunya. Sebagai anak kecil, ia berpikir bahwa Ibunya hanya ada dalam layar ponsel saja.

Tidak mudah bagi Dara untuk melakukan pendekatan kepada anaknya. Apalagi saat mertuanya ikut campur pada hubungan rumah tangga mereka. Perbedaan konsep parenting antara Dara dengan neneknya Adam, membuat Dara tidak betah tinggal di rumah Bima. Ia selalu disalahkan karena malam membuat Adam menangis yang meminta perlindungan dari neneknya.

Hal tersebut yang menjadi alasan untuk menyewa rumah sederhana di dalam kawasan pertokoan. Dara ingin hidup mandiri sehingga memutuskan untuk mengelurkan uang tabungannya. Sedangkan Bima mengikuti kemauan istirnya dengan syarat uang tersebut dianggap sebagai utang yang harus ia bayar kepada Dara.

Mulanya memang tampak menyenangkan. Dara bisa lebih leluasa untuk melakukan pendekatan dengan Adam. Namun ternyata, kondisi perekonomian keluarga kecil mereka begitu sulit. Mengingat pekerjaan Bima hanya sebagai penjaga playground di mall. 

Melihat kondisi ini, Dara memutuskan untuk kembali bekerja. Risikonya ia harus mengurangi waktunya bersama Adam. Adam selalu ikut Bima bekerja. Mengingat pekerjaan Bima lebih fleksibel dibandingkan Dara yang kerja kantoran.

Tidak mudah bagi keduanya yang sedang sama-sama belajar menjadi sepasang suami istri sekaligus orangtua yang terbaik untuk Adam. Keduanya kerap adu mulut. Membuat Adam menjerit ketakutan melihat pertengkaran keduanya orangtuanya. Adam baru berumur empat tahun. Masih terlalu kecil untuk melihat keributan di rumahnya sendiri.

Bima merasa tidak dihargai sebagai seorang suami. Perannya sebagai tulang punggung keluarga seperti digantikan oleh Dara yang bekerja pagi sampai petang untuk keluarga mereka. Bima merasa keduanya sudah tidak seimbang. Dara terlalu sulit digapai untuk Bima.

Sedangkan Dara merasa dirinya tidak berguna dalam keluarga yang sedang ia bangun. Padahal selama empat tahun, hubungannya dengan Bima baik-baik saja meski ia berada di Korea. Tetapi justru saat mereka kembali bersama, Adam terlihat tidak bahagia karena harus melihat pertengkaran mereka. 

Dara juga kecewa dengan sikap Bima yang terlihat santai dalam mencari potensi diri. Padahal dirinya mati-matian sampai ke Korea untuk memberikan kehidupan yang baik terkhusus untuk Adam.

Konflik semakin memanas karena mereka berada di bawah tekanan konflik keluarga masing-masing. Dara harus mempersiapkan diri menyaksikan perceraian kedua orangtuanya. Belum lagi memberikan hiburan kepada adik perempuannya yang merasa sendirian imbas dari perceraian itu.

Bima terus menerus menasihati bapaknya yang sakit-sakitan. Bapaknya sering ngeyel dan tidak mau mendengar nasihat dokter. Membuat Bima begitu ekstra menasihatinya. Sampai akhirnya sang bapak drop dan harus segera dioperasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun