Mohon tunggu...
Langit Quinn
Langit Quinn Mohon Tunggu... Freelancer - Ghost writer, Jokower, Ahoker...

Founder Fiksiana Community

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Di Balik Acara Visi Indonesia, Banyak yang Kecewa!

15 Juli 2019   16:03 Diperbarui: 18 Juli 2019   17:27 3962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri
Dokpri

Saya ini terlalu naif, menganggap mental seperti oknum pejabat jaman dulu sudah berhasil direvolusi, nyatanya masih menjijikan sekali.

Saya  tulis ini karena  muak melihat yang begituan dan saya alami sendiri.

Sebagai pendukung Jokowi (yang mungkin hanya butiran debu) saya kecewa karena bukan seperti  ini semestinya. Mental kalian itu harusnya mengikuti mental Jokowi dan Ahok. Kalian relawan-relawan yang sok berkuasa itu mirip orang-orang  di imigrasi jaman dulu, di kelurahan jaman dulu sebelum Ahok dan Jokowi menjabat. Ada relawan seperti kalian yang memonopoli gelang, seperti yang saya lihat di ruang lantai 2 Harris kemarin, mungkin sekarang masih disimpan oleh anak buah kalian, mempersulit orang untuk masuk, ada juga yang baik sekali sepertu bapak Igun kemarin. Sebagai catatan, pak Igun pun harus debat dulu saat masuk.

Beliau masuk meminta ET membuka venue acara meski tanpa gelang. Hasilnya malamnya dibuka. Sayangnya rakyat yang sejak siang kepanasan mau masuk dan tidak ada gelang, sudah terlanjur pulang. Bangku-bangku terisi lagi sebagian. Namun tetap banyak yang kosong sampai akhir.

Untuk diketahui, saya di Harris sampai hampir petang, tahukah Anda semua, yang  make kaos dan id card panitia itu, sepertinya hanya panitia-panitaan aja.. Panitia boong-boongan. Huahahahaha. Saya harus ketawa, karena saat  mereka ditanya tidak ngerti apa-apa. Kaya orang pilon aaja  Atau seberenya sih pakai  baju panitia-panitiaan dan id card itu biar keren, panitia yang sebetulnya harusnya tau 'apa-apa' bukan 'ga tau apa-apa',  coz endingnya mereka  jadi peserta biasa, duduk manis dikursi, kaya penonton lain, tak bisa membantu rakyat biasa/relawan butiran debu kaya saya.

Saya salut sama orang-orang yang pakai baju biasa saja malah bantu relawan lain mendistribusikan makanan dan minuman, lha ini, berkalung id card bertuliskan protokoler tapi ditanya serba "wah saya ngga tau", dan memakai kaos  panitia tapi buat keren-kerenan, ditanya nggak ngerti, duduk manis di kursi-kursi hotel Harris, sementara ibu-ibu relawan yang 'sesungguhnya' sedang bekerja panas-panasan di luar sana. Panitia-panitiaan yang di Harris, duduk-duduk manis, petentang petenteng, bawa gelang setumpuk, dimintai pelit, ngga bisa memberikan solusi, fota foto pake kaos panitia, ditanya ngga ngarti apa-apa. 

Buat Anda yang kemarin sudah memperlakukan saya sedemikian, makasih lho, karena saya nulis di Kompasiana lagi.

Kalian yang sudah usir-usir saya ngga dikawal sampe VIP kan? Hahaha

Dokpri, screenshot Facebook
Dokpri, screenshot Facebook

Di group WAG, saya kena marah karena kalau saya tulis katanya jelek-jelekan relawan, lho, yang jelek memang harus dibongkar, kata pak Jokowi dan Ahok, buat apa ditutupi, lagian pilpres sudah kelar. Anda yang ngga seneng adalah Anda yang punya kepentingan. Saya sih sudah tanpa beban, Pak Jokowi sudah menang, pilpres sudah kelar, saya tak punya kepentingan apapun! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun