Mohon tunggu...
Nor Qomariyah
Nor Qomariyah Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar stakeholder engagement, safeguard dan pegiat CSR

Senang melakukan kegiatan positif

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Kota Mandiri, Solusi Membangun Keberlanjutan Indonesia

28 Maret 2024   10:53 Diperbarui: 29 Maret 2024   07:25 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kota Mandiri (KOMPAS.com)

2) Mengedepankan lingkungan 'hijau' untuk menjamin quality life penduduk urban lebih baik dengan ketersediaan lingkungan yang sehat dan based on natural guna menjaga ekosistem dan biodiversity.

3) Water treatment plant sebagai penampung air dan tata kelola air yang berpadu padan dengan ketersediaan lahan hijau, sebagai area konservasi

4) Tata Kelola sampah dan fasilitas pengolahan sampah, seperti pengolahan pupuk kompos, pemilahan sampah, ataupun pengolahan sampah rumah tangga menjadi eko-enzim.

5) Desain jalan juga harus dibuat secara terkoneksi dengan semua kebutuhan fasilitas. Pola loop saat ini banyak sekali dipilih sebagai desain jalan di Kota Mandiri karena menyediakan privasi, keamanan dan bentuk jalan buntu yang ekonomis tanpa kesulitan untuk berputar kembali. Dengan pola jalan ini dapat direncanakan beberapa pola pengelompokan rumah.

6) Kluster rumah. Kluster perumahan dalam Kota Mandiri sengaja dilakukan untuk mempermudah pengelolaan dan tata asri perumahan. Bentuk lain yang juga menjadi karakteristik perumahan Kota Mandiri adalah mixed use dan superblock, dengan fungsi hunian, komersial, perkantoran dan lainnya sesuai dengan fungsi peruntukan lahan  Selain itu, rumah tapak atau rumah tunggal menjadi desain hunian yang diutamakan karena menyesuaikan dengan kontur tanah dan kondisi lingkungan disekitarnya (https://www.kompas.com., 2022).

7) Kelengkapan fasilitas dengan penyediaan sarana mulai dari perkantoran bisnis-ekonomi, perkebunan on farm-off farm, perdagangan, pendidikan, olah raga, layanan publik, rekreasi, ramah terhadap disabilitas, ruang hijau dan lainnya.

Hal yang mungkin menjadi pemikiran bersama adalah, dengan kelengkapan berbagai fasilitas ini, tentu saja pilihan untuk tinggal di Kota Mandiri bukanlah hal yang 'murah' atau 'terjangkau'.

Ditambah dengan karakterisktik gen Z menurut https://www.cnbcindonesia.com/, 2024., yang mengutip dari Jakpat, dimana menjadi populasi terbesar dari penduduk di Indonesia, justru sebanyak 36% dari 587 responden justru memilih menyewa property karena belum siap finansial.

Gen Z lebih proper untuk menyewa, dengan alasan harga lebih murah (22%), lokasi yang strategis (18%) serta aturan mutasi kerja (11%) menjadi alasan mengapa 'menyewa property' lebih baik daripada membelinya'dan apartemen justru menjadi pilihan (30%) gen Z.

Namun di sisi lain, berita bagusnya adalah pemerintah Indonesia menargetkan inflasi tetap terjaga di level 1,5%-3,5% agar mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di atas 5%-6% dalam jangka menengah hingga 2029. Sehingga akan mendorong pendapatan rata-rata Masyarakat termasuk Gen-Z atau Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita bisa tembus di atas US$ 5.000 atau Rp 87,12 juta per tahun (Rp 7, 26 juta per bulan) pada 2025. 

Nilai ini tentu saja berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2023 dimana kita pada posisi US$ 4.919,7 atau Rp 75 juta per tahun (Rp 6,25 juta per bulan) (https://www.cnbcindonesia.com/, 2024).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun