Mohon tunggu...
Nor Qomariyah
Nor Qomariyah Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar stakeholder engagement, safeguard dan pegiat CSR

Senang melakukan kegiatan positif

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Kota Mandiri, Solusi Membangun Keberlanjutan Indonesia

28 Maret 2024   10:53 Diperbarui: 29 Maret 2024   07:25 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kota Mandiri (KOMPAS.com)

Berdasarkan definisi Branch (1996), maka Kota dapat dimaknai sebagai wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi, sebagian besar lahannya telah terbangun dengan berbagai fasilitas dan aksesibilitas dimana perekonomiannya bersifat non-pertanian.

Dalam Permendagri Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pedoman Perencanaan Kawasan Perkotaan menyebutkan bahwa Kota adalah pemukiman atau kegiatan penduduk yang mempunyai Batasan wilayah administrasi yang diatur dalam peraturan perundangan serta pemukiman yang mencirikan watak kehidupan perkotaan.

Adapun kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Kawasan perkotaan juga nantinya dapat berperan sebagai wilayah nasional dan menjadi simpul layanan-jasa.

Kota dan Kawasan perkotaan ini kemudian mengalami perkembangan seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi.

Dari segi bentuk perkotaannya dapat berkembang menjadi kota yang berbentuk konsentris, banyak pusat (multi nuclei), radial, bintang (star), cincin (ring), berdasarkan lokasi dan posisinya, contohnya kota tepian pantai (waterfront city), kota di tengah ladang (agropolitan atau agropolis) dan kota gunung, dan dapat pula ditinjau besarannya, kota raya, kota besar, kota sedang dan kota kecil di luar negeri ada beberapa kategori yaitu megalopolis, metropolis, big city, city, big town, dan town (Idrus, 2014).

Apapun versi dan pola perkotaan, umumnya kota-kota tidak homogen secara struktur tata ruang, daerah pusat perkotaan mempunyai tingkat kepadatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang terletak bukan di daerah pusat perkotaan. Kepadatan kegiatan di daerah pusat perkotaan menimbulkan kurangnya efektifitas dan efisiensi.

Oleh karena itu harus diupayakan untuk disebarkan ke pusat-pusat konsentrasi yang lebih kecil yang berada disekitarnya. Pusat-pusat konsentrasi (penduduk dan kegiatan perkotaan) yang lebih kecil itu tersebar di beberapa tempat (tingkat kepadatan dan kemacetannya lebih rendah).

Pusat-pusat konsentrasi yang lebih kecil dan tersebar letaknya inilah yang kemudian dikembangkan sebagai Kota Mandiri. Kota Mandiri kurang lebih berarti sebagai pusat konsentrasi yang memiliki fungsi pengembangan seperti perumahan, pelayanan umum, pusat jasa dan perdagangan serta kegiatan manufaktur (skala kecil), yang diharapkan mampu menyerap sebagian besar dari pertumbuhan urbanisasi dan berbagai kegiatan perkotaan yang cenderung meningkat cepat, jika diberikan akan selalu mengarah (menuju) ke pusat kota utama.

Kota Mandiri, juga menjadi sebutan bagi kota yang memiliki berbagai fasilitas publik canggih dan pintar. Kota Mandiri digadang-gadang sebagai sebuah tempat dimana semua aksesibilitas didapatkan dengan mudah oleh Masyarakat.

Kota Mandiri mulai dicanangkan oleh pemerintah Indonesia pada 2012 yang saat itu diajukan oleh Real Estate Indonesia (REI) untuk mulai membangun 10 kota mandiri di Indonesia, seperti Sumatera Utara, Gresik, Maja, Sulawesi dan Kalimantan Selatan (https://ekonomi.bisnis.com/, 2014).

Sejak 2007, Indonesia mulai bebenah dengan mencanangkan penataan ruang terbuka melalui UU No.26/2007 dimana ' 30% lahan perkotaan harus Ruang Terbuka Hijau' (bukan privat maupun publik) yang sifatnya sebagai penyeimbang kepadatan kota yang semakin terpolusi dengan berbagai aktivitas manusia. Pemerataan mulai digalakkan dengan Pembangunan 'Kota Baru' sebagai bentuk pemecahan dari kota utama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun