Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Megadeth dari Kesumat, Kematiannya hingga Grammy

17 Agustus 2019   07:12 Diperbarui: 31 Agustus 2019   09:10 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Megadeth dalam formasi terbaru, Dave Mustaine, David Ellefson, Kiko Loureiro dan Dirk Verbeuren | Foto megadeth.com

Album pertama Megadeth, "Killing is Business...and Business is Good" diluncurkan pada 1985 dengan formasi personil Dave Mustaine (vokal dan gitar), David Ellefson (bas), Gar Samuelson (drum) dan Chris Poland (gitar). 

Album itu dirilis melalui label indi, Combat Records. Sukses di ranah underground, Combat menginginkan Megadeth mencetak kesuksesan berikutnya dengan menaikkan budget produksinya. Namun justru hal itu yang membuat Mustaine meninggalkan label tersebut karena tak sepakat dengan budget yang hanya USD 25.000. 

Megadeth pun berlabuh ke Capitol Records dan album ke dua pun dirilis. "Peace Sells..but Who's Buying" meluncur ke khalayak. 

Dave Mustaine tengah membubuhkan tanda tangannya pada 2 gitar yang akan dilelang untuk korban gempa Palu. Pada Oktober 2018, Megadeth tampil di depan publik Indonesia melaui Jogjarockarta yang digelar di Stadion Kridosono, Yogyakarta | Foto medcom.com
Dave Mustaine tengah membubuhkan tanda tangannya pada 2 gitar yang akan dilelang untuk korban gempa Palu. Pada Oktober 2018, Megadeth tampil di depan publik Indonesia melaui Jogjarockarta yang digelar di Stadion Kridosono, Yogyakarta | Foto medcom.com
Pada tur di tahun 1986, Samuelson dan Poland dikeluarkan dari formasi terkait dengan penyalahgunaan obat-obatan yang merugikan band. Dan posisi mereka digantikan oleh Chuck Behler (drum) dan Jeff Young (gitar). 

Album berikutnya, "So Far So Good... So What!" dilempar ke publik pada 1988 dengan berbagai masalah yang dihadapi sebelumnya. Diantaranya perselisihan antara Mustaine dan sang produser, Paul Lani serta perjuangan Mustaine yang juga terlarut dalam penyalahgunaan obat terlarang. 

Album-album yang dirilis melalui label yang sama adalah "Rust in Peace" (1990), "Countdown to Extinction" (1992), "Youthanasia" (1994), "Cryptic Writing" (1997) dan "Risk" (1999). 

Melalui "Rust in Peace", Megadeth dengan formasi Mustaine, Ellefson bersama anggota baru Marty Friedman (gitar) dan Nick Menza (drum) mendapat nominasi Grammy pada 1991 untuk katagori Best Metal Performance Tembang yang dikenal dalam album ini diantaranya adalah "Holy Wars.. The Punishment Due", " Hangar 18" dan "Tornado of Souls". 

"Countdown to Extinction" menjadi album paling sukses Megadeth. Album itu bertengger pada posisi ke dua pada chart Billboard 200 dan berhasil meraih 3 platinum. Salah satu track yang cukup familier dalam album ini adalah "Symphony of Destruction". 

Berbanding terbalik dengan album 1992 itu, "Risk" menjadi album dengan capaian buruk sehingga membuat Mustaine berjanji akan kembali ke dasar bermusik Megadeth. Salah satu lagu dalam album ini, "Crush 'Em", digunakan sebagai sound track film Jean Claude van Damme, Universal Soldier : The Return. 

Kontroversi 

Pada Agustus 2011, seseorang bernama David Lefever ditangkap oleh kepolisian kota Appleton, Wisconsin dengan tuduhan melakukan tindakan tak bertanggung jawab. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun