Pada 1965, tingkat peredaran uang naik hingga 161 persen. Sementara inflasi mencapai 592 persen. Bantuan asing berhenti karena Sukarno menampik bantuan dana sebesar 400 juta dollar AS dari International Monetary Fund (IMF). Investasi juga merosot tajam.
Tetapi ekonomi yang makin morat-marit, serta ketegangan politik yang kian memuncak, agaknya tidak membuat dunia hiburan tiarap. Perayaan pergantian tahun dari 1965 ke 1966 tetap berlangsung di sejumlah tempat di Kota Bandung. Kalangan orang kayu baru tidak terganggu.
Grand Hotel Priangan menggelar hiburan menyambut Malam Natal 24 Desember 1965 menghadirkan Band Gita Remaja dan Malam Natal Kedua 25 Desember 1965 dengan hiburan Band Budhiana.
Sementara pada Malam Tahun Baru 31 Desember 1965, Band Gita Remaja maupun Band Budhiana tampil sekalian.
Sementara di Gelora Saparua Travel & Tourist Bureau juga menyelenggarkan Malam 1966 dengan menghadirkan Ernie Johan, Alfian, Titiek Puspa, Lilis Suryani dan Diah Iskandar. Begitu juga di Balai Pertemuan Sangkuriang pada 31 Desember 1965 Band Cresendo dan Band Eka Djaja Combo.
Puluhan rumah mengalami kerusakan. Kampung Gang apandi, Gang Legok Kangkung, Kampung Cidurian, Babakan Surabaya dilaporkan terendam.
Hingga akhir 1965, satu-satunya kekuatan yang belum memberikan reaksi nyata dan sebetulnya adalah kekuatan yang sangat signifikan di Kota Bandung adalah mahasiswa yang jumlahnya mencapai puluhan ribu. Mereka mulai kehilangan kesabarannya.
Irvan Sjafari
Sumber Primer:
Pikiran Rakjat, 1 Desember 1965, 2 Desember 1965, 14 Desember 1965, 15 Desember 1965, 17 Desember 1965, 22 Desember 1965
Sumber Sekunder:
tirto.id
kompas.com
kompasiana.com/jurnalgemini