Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Depresi Remaja, Kegelisahan Kita Bersama

9 Oktober 2020   07:07 Diperbarui: 8 April 2022   14:40 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Depresi pada remaja merupakan faktor penyebab meningkatnya kasus bunuh diri pada remaja | via pixabay.com

Monmaap, Teman, tetapi tulisan ini saya buat bukan untuk tujuan supaya kita dapat memberi label diri kita sendiri atau orang lain, yha. 

Pliiiiis, don't do that... Diagnosa diberikan oleh ahli medis, dalam hal ini psikiater ataupun psikolog ditujukan untuk membuat treatment plan. Itu pesan dari Dr. Jiemy Ardian SpKJ. Bila memang ada kesamaan gejala, maka secepat mungkin, konsultasikan ke psikiater atau psikolog. 

Menurut Erik Erikson, fase remaja adalah suatu fase di mana anak harus mencapai identitas egonya, siapa dirinya, di tengah lingkungan sosial yang lebih luas dari keluarganya. Ia menyebutkan bahwa remaja memasuki masa identity ego vs role confusion.

Remaja akan mengembangkan dirinya, di lingkungan sosial yang lebih luas dari lingkungan keluarga. 

Dukungan keluarga di masa kanak-kanak sangat berperan penting bagi perkembangan remaja. Itu mengapa di sinilah titik penting fase remaja. Apabila jati dirinya belum kuat, maka ia akan mengalami kebingungan akan perannya di masyarakat. 

Kesetiaan pada norma yang berlaku di masyarakat adalah kunci penting bagi tumbuh kembang remaja, terlepas dari kelemahan, keunggulan, maupun konsistensi standar "normal" yang berlaku di masyarakat tersebut.

Sebuah penelitian yang tertuang dalam Jurnal Psikogenesis menjelaskan beberapa gejala depresi yang ada pada remaja, antara lain:

  1. Hadirnya perasaan cemas hampir setiap hari di sepanjang hari. Ada yang berupa perasaan mudah tersinggung
  2. Penurunan kesenangan atau minat secara drastis dalam hampir semua aktivitas setiap hari di sepanjang hari 
  3. Terjadi penambahan atau penurunan berat badan secara signifikan tanpa disertai adanya upaya menjalani program diet atau penambahan berat badan
  4. Penurunan atau peningkatan nafsu makan
  5. Mengalami gangguan tidur, baik itu frekuensi tidur yang kurang maupun berlebih
  6. Sering timbul perasaan bersalah atau tidak berharga secara berlebihan

Depresi pada remaja biasanya tidak dapat terdeteksi sejak awal, karena pada masa remaja, terjadi kekacauan emosional. Gejala mungkin dapat dilihat bila terjadi permasalahan dengan teman sebayanya, atau di lingkungan sekolah.

Aksi bullying, perlakuan orangtua yang membandingkan anaknya dengan orang lain, ketidakharmonisan hubungan dalam keluarga, akan membuat seorang remaja bingung. 

Ini mengapa banyak kasus kenakalan remaja seperti merokok, minum miras, pornografi, melawan orangtua, mencuri, seks bebas, tidak melaksanakan tugas, adalah wujud dari pencarian diri karena remaja sedang dalam kebingungan peran oleh sebab identitas dirinya belum mampu memberikan gambaran yang jelas akan perannya di masyarakat.

Jangan heran, bahwa remaja sekarang menganggap bahwa mengkonsumsi miras dan merokok merupakan sebuah aktivitas yang dianggap lazim oleh mereka. Terkejut? Ya, bagi saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun