Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Depresi Remaja, Kegelisahan Kita Bersama

9 Oktober 2020   07:07 Diperbarui: 8 April 2022   14:40 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Depresi pada remaja merupakan faktor penyebab meningkatnya kasus bunuh diri pada remaja | via pixabay.com

Kenapa harus remaja? Kenapa bukan jenjang usia lain? 

Sebelum menjawabnya, kita perlu tahu dulu apa perbedaan antara sedih, stres, dan depresi. 

Bagi sebagian orang tiga kondisi di atas adalah sama. Bukankah sering kita dengar seseorang berkata, "hhh, gue lagi depressed nih. Kerjaan ga kelar-kelar". Sekilas tidak ada yang salah dengan pernyataan tersebut. Tapi coba kita perhatikan yang berikut ini.

Depresi bukan perasaan sedih, yang datang dengan durasi singkat. Sedih merupakan satu dari sekian banyak emosi yang kapan saja dan di mana saja mampu menimpa kita.

Kita sedih bila kehilangan ponsel yang baru saja kita beli, kita sedih saat berpisah dengan anjing atau kucing kesayangan kita yang mati diracun orang, dan masih banyak contoh yang lain. Sedih akan berlalu setelah peristiwa tersebut usai.

Depresi bukan pula stres. Stres adalah kondisi di mana individu merasa cemas dalam durasi sepanjang stresor hadir dalam aktivitas keseharian. Frekuensinya pun tergantung pada setiap kali stresor datang memicu individu. Setelah stresor berlalu, maka tingkat stres pun akan menurun.

Mungkin kita akan merasa stres apabila menghadapi sidang skripsi, tapi setelah sidang berlalu, maka tekanan stres pun akan berlalu. Atau, bila kita harus berpidato di muka umum, apabila selesai berpidato, maka usai pula stres kita.

Menurut survei yang diadakan oleh Badan Kesehatan Dunia, WHO pada bulan Juni hingga Agustus 2020 dari 130 negara diperoleh data lebih dari 60% penduduknya menderita gangguan mental di berbagai tingkatan usia dan kondisi individu. Kabar buruknya, 72% diantaranya adalah anak dan remaja.

Lalu sebenernya apa yang disebut depresi?

WHO mendefinisikan depresi sebagai gangguan serius pada suasana hati yang ditandai dengan munculnya gejala penurunan suasana hati (mood).

Penurunan mood secara umum dapat berwujud seperti: kehilangan minat terhadap sesuatu, memiliki perasaan bersalah berlebih, gangguan tidur, gangguan nafsu makan (bisa menjadi hilang nafsu makan atau justru semakin meningkat), kehilangan energi, dan penurunan konsentrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun