Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Refleksi untuk Amien Rais: Setiap Orang Ada Masanya, Setiap Masa Ada Orangnya

12 Mei 2020   10:24 Diperbarui: 13 Mei 2020   16:07 18945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amien Rais saat menjabat Ketua Majelis Pertimbangan Partai Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

Jadi sebelum dipikirkan tindak lanjut perencanaan untuk membentuk partai baru, alangkah baik dan bijaknya untuk menimbang-nimbang baik buruknya, peluang, dan tantangannya. 

Jika masih mungkin berbaikan dan rekonsiliasi, kenapa tidak? Jika masih mungkin sebagai besan saling silaturahmi di bulan Ramadan ini dan Idul Fitri mendatang saling bermaaf-maafan, mohon maaf lahir dan batin, kenapa tidak dirajut lagi kebersamaan dulu?

Apakah amarah sudah tak terkendalikan lagi sehingga harus dipelihara dan dibiarkan membara sampai kiamat datang? 

Mungkin pertanyaan-pertanyaan ini terlalu banyak untuk dipikirkan. Namun kita harus kembali kepada harkat dan kodrat kita sebagai manusia yang tidak sempurna.

Selalu bisa keliru dan salah. Namun masalahnya bukan soal keliru dan salah, dan tidak berhenti di situ, namun bagaimana kita memperbaiki keliru dan salah, itu jauh lebih penting.

Untuk Amien Rais, sebaiknyalah kembali ke prinsip mulia dari seorang guru. Seorang guru akan bangga, jika muridnya lebih cerdas dan lebih pintar dari dirinya.

Mungkin sebagai guru di PAN, biarlah para muridnya akan lebih pintar dan cerdas mengelola partai ini menjadi partai modern dan maju ke depan. Daripada memikirkan mendirikan partai baru lagi seakan memutar waktu 22 tahun seperti 23 Agustus 1998 mendeklarasikan PAN.

Mungkin WA dari sahabat saya di awal catatan ini menjadi catatan dan refleksi untuk Amien Rais. Setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya. 

Biarlah masa lalu yang panjang itu, bapaklah orangnya, dan bapak menjadi orangnya di masa itu. Namun kini, dan di sini saat ini, biarlah yang terpilih di Kongres V PAN itu yang menjadi orangnya di masa ini, dan masa ini memilih mereka menjadi orangnya.

Selamat merenung. Demikian catatan dan refleksi ini disampaikan. Mohon maaf lahir dan batin. Sekian dulu.

Terima kasih. Salam dan doa.
Aldentua Siringoringo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun