Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Refleksi untuk Amien Rais: Setiap Orang Ada Masanya, Setiap Masa Ada Orangnya

12 Mei 2020   10:24 Diperbarui: 13 Mei 2020   16:07 18945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amien Rais saat menjabat Ketua Majelis Pertimbangan Partai Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

Perjalanan politik ini menggambarkan betapa perkembangan PAN sebagai partai politik berjalan dan berkembang sejalan dengan dinamika politik Indonesia yang sedemikian dinamis, apalagi setelah reformasi. 

Peranan Amien dalam gonjang-ganjing politik selama masa transisi sampai kepada Sidang Umum MPR 1999-2002 yang melakukan amandemen sebanyak empat kali terhadap UUD 1945 yang banyak meninggalkan lubang yang ternganga di UUD 1945 kita telah usai. 

Perjalanan karier politiknya mulai dari dosen dan guru besar menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah dan terpilih sebagai Ketua Umum PAN pertama dan akhirnya sampai kepada jabatan Ketua MPR, sudah usai juga. Puncak keinginan dan hasrat  politik menjadi presiden sudah dijalaninya.

Pada Pilpres 2004 ketika pertama sekali dilakukan pemilihan langsung sebagai akibat hasil amandemen UUD 1945 yang ikut diprakarsainya, dengan pasangannya Siswono Yudo Husodo memperoleh suara 14,66 persen di putaran pertama dan tidak lolos ke putaran kedua. Pilpres itu juga sudah usai.

Yang teranyar adalah Kongres PAN V yang baru saja berlangsung berapa bulan, ketua umum yang menang bukan lagi yang direstuinya. Berarti budaya restu miliknya yang menjadi syarat kemenangan bagi Ketum PAN seperti tiga periode yang lalu juga sudah usai.

Lalu ketika semua masa keemasan itu dan perjalanan panjang itu sudah usai, apalagi yang mau dicari?

Seandainya partai baru terbentuk, siapakah yang akan menjadi ketua umumnya? Apakah Amien berniat kembali memimpin langsung dengan argumentasi atas desakan ratusan DPD dan beberapa DPW? 

Ataukah akan memberikan kesempatan kepada anaknya atau kader yang lain yang memimpin partai baru tersebut? Apakah pembentukan partai baru tidak akan mengulang sejarah Partai Matahari Baru dulu, dan kini tak ada lagi kabar beritanya? Atau apa yang akan terjadi?

Dengan posisi urutan kesembilan dari partai yang memiliki kursi di DPR yang memperoleh suara 6,8 persen suara dan 44 kursi di DPR untuk hasil Pemilu 2019 yang lalu, apakah kehadiran partai baru tidak akan memecah suara partai ini pada tahun 2024 mendatang yang bisa berakibat fatal terhadap partai lama dan partai baru?

Masih bisa kita perpanjang uraian dan pertanyaan-pertanyaan ini kepada Amien Rais dan para pendukungnya.

Namun kembali ke catatan awal, apakah ia masih merasa dirinya sebagai tokoh penting dan paling berpengaruh di PAN untuk memberikan arah dan restu kepada calon ketua umumnya? Boleh merasa baper. Namun lain dirasa, lain faktanya. Dan kini faktalah yang berbicara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun