Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

ATM dan Biliknya, dari Transaksi Online Beralih ke Transaksi Sosial

23 Juni 2020   14:07 Diperbarui: 24 Juni 2020   22:32 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ATM (KOMPAS/PRIYOMBODO)

Mulai dari pura-pura mengintip nomor pin pengguna lain, lalu berusaha merampas kartu ATM korban. Selain itu, tindakan skimming menggunakan teknologi yang mampu membaca informas di pita magnetik pada kartu ATM korban.

Terkadang juga ada yang pura-pura di bilik ATM, meminta untuk transfer ke rekening tertentu dengan dalih kartu ATMnya lupa dibawa. Ketika korban membantu mentrasnsfer dengan uang dari ATM korban sejumlah itu, dan menerima tunainya dari pelaku, setelah diselidiki ternyata uang tunai tersebut palsu. Namun pola seperti ini kadang bisa terdeteksi lantaran pemasangan kamera pengintai. 

Tanggung jawab sosial terhadap mesin ATM dan biliknya

Karena mayoritas warga bertransaksi di situ, ada baiknya tanggung jawab untuk menjaganya. Sebuah himbauan berupa rasa memiliki dan kepedulian terhadap ruang publik (dalam skala kecil), lantaran fungsinya memenuhi kebutuhan dan menunjang aktifitas warga.

Apalagi zaman kekinian lintas bank lintas nasabah. Maksudnya, satu ATM beserta biliknya dapat digunakan nasabah manapun. Beberapa di antaranya:

1. Buang struk bukan di tempat sampah
Sudah disediakan namun diabaikan. Apa karena buru-buru, atau memang tak terlihat (masa sih padahal besaran gitu tempatnya) atau memang ini kebiasaan kita warga 62, yang memang jujur bin asli, memang rada-rada belum bertumbuh dalam kesadaran membuang sampah pada tempatnya. 

Di satu sisi, biasanya di struk ATM, kadang ada tulisan "simpanlah struk ini sebagai bukti transaksi". Karena transaksi tak hanya tarik tunai, bayar ini dan itu juga bisa. Mungkin demi itu kali disuruh simpan...hehe. Ato kalo tak mau simpan, mending buang pada tempatnya. 

2. Merusak kaca, dinding dan interior dalam bilik
Pernah melihat bilik ATM di luar kota? Interior dan dan eksteriornya kadang tak "sebening" di dalam kota. Bahkan ada yang pecah kacanya,

Ini apa mungkin penggunanya sedang dalam keadaaan mabuk alkohol, lalu masuk terus senggol kiri senggol kanan ataukah ulah segelintir orang. Padahal ATM dan biliknya , dimanapun itu lokasinya, tetap akan digunakan orang per orang manakala perlu bertransaksi. 

Selain hal-hal di atas, sebagai pengguna ATM dan juga mungkin mewakili pengguna lain di luar sana, sedikit mentipkan saran ada baiknya mesin ATM dirawat juga agar dapat berfungsi baik saat para pengguna bertransaksi. Ribet dan sedikit menguras waktu dan energi, manakala harus mengurus bila kartu tertelan karena mesin ngadat. (dalam kondisi bukan karena kelalaian pengguna ya:)

Meminjam lagunya Bang Rhoma (Irama), hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga. Dompet tanpa ATM serasa hidup kurang lengkap. Kembang berwarna-warni bikin taman lebih hidup. Uang berwarna-warni dari bilik ATM bikin dompet dan pemiliknya ' hidup lebih hidup'. hehe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun