3. Tipe penghuni sepasang keluarga beserta anak balita
Baiknya adalah anak -anak mereka,apalagi bila masih di bawah 5 tahun,bisa jadi dianggap sebagai cucu bagi pemilik kos yang telah manula. Diajak bercanda,digendong, layaknya cucu sendiri.Â
Bayaran kos jarang terkendala. Namun yang dirasakan sedikit tak enak pada tipe penghuni ini adalah barang dan bawaanya banyak, dan kadang bila berantem, bisa ramai dan mengganggu kiri dan kanan kamar. Hehe...
4. Tipe penghuni anak sekolahan (para pelajar).Â
Biasanya dari desa. Baiknya adalah diantar langsung oleh orang tuanya dan langsung menitipkan pada sang pemilik kos. Uang kontrakan sekian bulan, bahkan kadang selama setahun, langsung di bayar di depan. Karena mereka jauh, para orang tua siswa ini, mempercayakan buah hatinya, yang masih labil secara usia dan kematangan jiwa, langsung pada pemilik kos.
Dengan demikian, ada hak tertentu yang diberikan secara tak langsung. Dan biasanya, dari desa itu, para pelajar itu bisa 2 atau 3 orang, menyewa dua kamar langsung berdekatan. Di waktu -waktu tertentu, si ortu dan keluarganya bisa datang kapan saja dan menginap di kos sang anak.Â
Ngga enaknya adalah karena dari desa, kadang masih ndeso. Budaya dan kebiasaan dari desa, yang tak seharusnya di kota, masih diterapkan juga, Itu yang kadang, jadi PR juga tuk sampaikan kepada anak -anak ini, agar mereka berubah.Â
"Misal soal kebersihan kamar, kebersihan tubuh, dan lain sebagainya," tutur Ibu Maria.Â
Saya menangguk -angguk mendengar nya, Ternyata beraneka model perilakunya. Apa yang dituturkan rada -rada serupa dengan tabiat penghuni kos di daerah lain atau di kota lain. Tak hanya di Sumbawa. Namun tak bisa juga digeneralisir semuanya sama.Â
Lantaran pola kebiasaan dan gaya hidup dari seseorang ditentukan pula dari latar belakang keluarga, kadar tanggung jawab terhadap diri sendiri dan lingkungannyas serta nilai-nilai moral yang ditanamkan dalam hidupnya.
"Jadi, pertanyaan terakhir, dari beraneka penghuni kos itu, ibu lebih suka yang mana?" tanya saya