Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Curhatan Pemilik Kos, Beraneka Tingkah dari Status Penghuninya

21 Agustus 2020   20:29 Diperbarui: 24 Agustus 2020   14:51 2564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Suasana sebuah kos-kosan di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (4/10/2018). (KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D)

Kelebihan lain, lokasi kos berdekatan dengan kantor Bupati, bandara, taman kota dan sekolah-sekolah negeri di tengah kota. Mencari makanan di sekitaran situ juga tak terlalu sulit lantaran banyak pusat jajanan dan warung kuliner. Bagi ukuran kota kecil, termasuk strategis lah tempat tinggal dan usaha kontrakan milik Ibu dan Bapak ini,yang sudah hampir 45 tahun bermukim di sini. 

"Yang ngekos siapa aja Bu?" tanya saya sembari mencicip keripik pisang yang menjadi teman kopi panas yang disajikan

"Macam -macam Mas. Ada mahasiswa, ada pekerja, ada keluarga dan juga ada anak sekolahan," kisah Si Ibu

Anak sekolahan yang dimaksud adalah para pelajar SMA/SMK yang berasal dari desa -desa di pelosok Kabupaten Sumbawa. Saat tamat sekolah menengah pertama, orang tua para siswa ini akan membawa anaknya ke Ibukota Kabupaten Sumbawa, yaitu Kota Sumbawa Besar, untuk melanjutkan pendidikan menengah atas.  

Maklum ya, kadang nun jauh di desa mereka, tak berdiri sekolah menengah atas. Oleh sebab itu, alternatifnya adalah ke kota. Saya lumayan tau juga lantaran para nasabah kami di kantor, banyak berasal dari desa -desa yang mungkin dapat sinyal dan listrik aja, tak semudah di kota.Pernah beberapa kali pula berkunjung ke desa-desa seperti ini di Sumbawa. 

Warni -Warni Penghuni Kost dan Tingkah Polahnya

Sumber: Lamudi.co.id
Sumber: Lamudi.co.id
Hampir dua jam duduk bersama, saya menangkap beberapa poin yang dikisahkan Ibu Maria. Wanita paruh baya, yang anak sulungnya hampir seumuran dengan saya ini, curhat beberapa hal menarik yang berhubungan dengan usaha kos yang sudah dikelola hampir 15 tahun. 

Mulai dari membangun, menjaminkan sertifikat rumah ke salah satu bank tuk nambah dana, mempromosikannya, mengkolaborasi dengan kios sembako miliknya yang dulu ada, hingga desain interiornya. 

Namun dari semua itu, yang menarik adalah warna -warni ragam penghuninya. Karena usaha kontrakannya tak membatasi status penghuni alias kos campur. Jadi sudah pasti bila penyewa kos adalah karyawan, tentu berbeda dengan siswa sekolah. Begitu juga bila sepasang keluarga beserta anak-anaknya, punya 'keseruan' tersendiri bila dibandingkan dengan mahasiswa yang ngekos di situ.  

"Mengapa tak dibuat khusus saja Bu, kos khusus karyawan, atau hanya menerima mahasiswa saja?" tanya saya

"Karena ini kota kecil Mas. Bukan Jogja, bukan Denpasar, bukan Bandung. Lokasi Bapak dan Ibu kan dekat perkantoran, jadi bisa saja diminati para pegawai pindahan, entah sendiri atau bersama pasangannya, karena jaraknya tak jauh. Sekolah negeri dan SMK juga tak sampai 15 menit dari sini. Makanya dicari juga sama orang tua dari desa yang mengantarkan anaknya tuk sekolah atau kuliah di kota," jelas Si Ibu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun