Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Negara Kecil Itu Dulunya Bernama Pramuka

26 April 2024   20:15 Diperbarui: 27 April 2024   02:19 21385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis adalah salah satu anggota Regu Elang, ex Gudep 130-133 di Surabaya pada Tahun 1975 an. Sumber gambar dokumen pribadi

Baca Juga  :  Mengenal Tujuh Sahabat R.A. Kartini dalam Buku "Door Duisternis Tot Licht"

Program kegiatan Pramuka di sekolah yang tidak terjadwal dengan baik mulai dari program maupun pada pelaksanaan kegiatan yang semata berfokus pada pelatihan kekuatan fisik dan mengesampingkan program pengembangan bagaimana berfikir kritis dan logis pada anak-anak Pramuka menjadikan kegiatan pramuka semakin stagnan dan mandul.

Juga, ada kesan bahwa para mereka yang menjadi pembina kegiatan ekstrakurikuler Pramuka, sama sekali tidak memahami secara detail tentang kepramukaan itu sendiri. Mereka juga merasa terpaksa hanya menjalankan tugas dinas atau ditunjuk.

Kegiatan Pramuka di Sanggar Ex Gudep 130-133, 507 Sikatan Surabaya tahun 1975 an. Sumber gambar dokumen pribadi.
Kegiatan Pramuka di Sanggar Ex Gudep 130-133, 507 Sikatan Surabaya tahun 1975 an. Sumber gambar dokumen pribadi.

Faktor Eksternal juga bisa membuat kegiatan Pramuka menjadi kurang diminati. Pengaruh perubahan informasi secara global sehingga semua negara menjadi borderless membuat budaya, bahasa, way of life, pola pikir, gaya hidup, entertainment seperti online gaming dan karakter asing saling bebas diakses tanpa adanya filter oleh para generasi muda di setiap negara berbeda dimana pun berada.

Apakah saya menyukai kegiatan Pramuka?

Ini yang lumayan sulit juga untuk menjawabnya. Bisa jadi perasaan saya ini juga mewakili Gen X seperti saya ini bila ada di antara mereka.

Di tahun 1973 sampai dengan 1985, sewaktu bersekolah dan dibesarkan di Kota Surabaya, saya sangat menyukai kegiatan Pramuka. Saat itu, kegiatan Pramuka bukanlah menjadi ekstrakurikuler wajib di sekolah.

Kegiatan Perkemahan di luar kota bagi Pramuka ex Gudep 130-133 Surabaya tahun 1975 an saat liburan sekolah. Sumber gambar dokumen pribadi
Kegiatan Perkemahan di luar kota bagi Pramuka ex Gudep 130-133 Surabaya tahun 1975 an saat liburan sekolah. Sumber gambar dokumen pribadi

Bahkan, tidak semua sekolah mempunyai Gugus Depan atau GuDep sebagai induk kegiatan di setiap lembaga pendidikan. Uniknya, GuDep tersebut, bisa dimiliki oleh sekelompok masyarakat, perusahaan swasta atau instansi pemerintah dan saat ini, klausa yang terakhir itu sudah sangat langka ditemukan.

Dari mulai siaga sampai dengan menjadi penegak, hampir setiap hari Minggu sore saya habiskan demi mengikuti kegiatan Pramuka karena sangat mengasyikkan dan bisa menjadi wahana untuk membentuk karakter diri dan melatih leadership.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun