Mohon tunggu...
Zahra Aphrodita
Zahra Aphrodita Mohon Tunggu... -

"BELIEVE is the key" -Paulo Coelho

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

KulPost #1: "Rasanya Baru Kemarin Ya"

7 Juni 2017   17:41 Diperbarui: 7 Juni 2017   17:45 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak hal yang bisa kita ingat dengan jelas, sampai pada satu momen dimana kita "kembali" dari nostalgia kita dan menyadari bahwa semua kenangan itu sudah berusia sekitar 4-5 tahun lamanya. Salah satu teman, sambil tersenyum dan menggelengkan kepala berkata " Nggak terasa ya itu semua sudah 5 tahun yang lalu. Padahal rasanya baru kemarin"

Ya, rasanya memang seperti baru kemarin. Rasanya baru kemarin saya jadi anak baru di SMA. Baru kemarin saya kenalan dengan teman saya gara -- gara kita sama -- sama menyanyikan lagu kpop pas upacara bendera. Baru kemarin saya dan teman -- teman menjadikan 1 meja di tengah kantin sebagai basecamp untuk urusan per-kpop-an. Sekarang, kita sudah berumur 20an dan tengah menjalani kehidupan perkuliahan masing -- masing dengan segala dinamikanya.

Rasanya baru kemarin, boyband yang dulu baru debut dan belum banyak dikenal, sekarang sudah menjadi worldstar, dan bahkan memenangkan penghargaan di Billboard Music Award. Baru kemarin girlband-girlband yang kita dukung dan sedang jaya -- jayanya, sekarang satu persatu mulai bubar dan berhenti berkarya di belantika musik Kpop.

Setibanya saya di rumah, saya bebersih diri, mengambil wudhu, lalu mulai membaca Al -- Qur'an, hendak menamatkan surat Taha yang saya baca kemarin. Disinilah saya menemukan ayat -- ayat yang sudah saya tulis sebelumnya.

Saya terhenyak. Bacaan saya terhenti dan saya merenungi arti dari ayat diatas. Dari 4 ayat itu, Al-Qur'an hendak menggambarkan bagaimana keadaan orang -- orang yang ingkar dan berdosa (orang -- orang yang berpaling dari Al-Qur'an) nantinya di alam akhirat. Mereka akan dikumpulkan dengan wajah yang biru (saya memahaminya itu dikarenakan mereka takut, karena amal mereka akan dihisab dan mereka ingin terhindar dari neraka), dan mereka akan saling berbisik diantara mereka, bahwa mereka hidup di dunia hanya selama 10 hari, yang lalu dibantah di ayat selanjutnya, mengatakan bahwa sebenarnya mereka hanya berada sehari saja di dunia.

Saya membayangkan percakapan yang terjadi diantara orang -- orang yang ingkar, yang dilakukan sambil berbisik -- bisik itu, kira -- kira seperti ini: "Rasanya baru 10 hari ya di dunia, sekarang kok sudah hari akhirat? :(" (ps: emoticon hanya untuk penggambaran)

Ketika saya membayangkan seperti itu, tiba -- tiba saya terngiang kembali percakapan saya dengan teman -- teman. Baru kemarin... rasanya baru kemarin...

Mungkin orang -- orang berdosa yang digambarkan di Al-Qur'an itu baru menyadari. Rasanya baru kemarin mereka lahir di dunia, kenapa sekarang mereka sudah di alam lainnya? Rasanya baru kemarin mereka masih bersenang -- senang dengan teman -- teman, kenapa sekarang mereka sudah dikumpulkan bersama di alam lain? Rasanya baru kemarin mereka hidup tanpa penyesalan, melakukan segala apa yang diinginkan tanpa menghiraukan ajaran kebaikan yang sampai pada mereka, kenapa sekarang mereka sudah akan ditimbang amalnya?

Saya terdiam. Di balik ayat -- ayat diatas, saya seperti bisa merasakan rasa penyesalan yang dalam, yang dialami oleh orang -- orang yang berpaling dari Al-Qur'an itu. Betapa menyesalnya mereka tak bisa lagi kembali di dunia untuk memperbaiki kesalahan mereka, dan hanya bisa menunggu penghakiman terakhir?!

Disini saya menyadari, mungkin dibalik kata -- kata "rasanya baru kemarin" selalu terdapat 2 perasaan. Rindu atau penyesalan. Rindu apabila yang kita kenang adalah sesuatu yang membahagiakan, dan penyesalan apabila yang dikenang adalah hal -- hal yang seharusnya bisa dilakukan sebelumnya, hal -- hal yang seharusnya bisa dijauhi, hal -- hal yang wajib dilakukan yang tidak dilakukan sebelum semuanya terlambat dan tak ada waktu untuk memperbaiki kembali. Seperti yang dirasakan orang2 berdosa itu.

Mungkin kita sendiri juga pernah mengalami. Bagaimana di satu titik kita berada di situasi yang tidak menyenangkan. Lalu kita merasa sedih dan akhirnya mengingat lagi sebelumnya kita merasa senang, yang "rasanya baru kemarin". Saya sendiri juga sering mengalami hal seperti ini. Ketika saya sulit beradaptasi dengan keorganisasian mahasiswa, saya merasa sedih, lalu ingat rasanya baru kemarin waktu SMA saya ditawari banyak kegiatan keorganisasian tapi tidak saya hiraukan, yang akhirnya menimbulkan pernyataan "harusnya dulu saya ikuti, sehingga sekarang saya tidak akan kesulitan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun