Mohon tunggu...
Moh Zein Rahmatullah
Moh Zein Rahmatullah Mohon Tunggu... Jurnalis - Buruh tulis Kompas Group

Jurnalis yang (trauma) lomba menulis

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Gala Bunga Matahari dan Kebingungan Memaknai Rindu

21 Agustus 2024   00:44 Diperbarui: 21 Agustus 2024   07:55 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi kadang sudah seperti tabiat manusia, benteng diri itu akhirnya goyah juga. Saya dengan penuh sadar mencari lagu Gala Bunga Matahari di Spotify dan berlanjut ke YouTube, menikmati alunan nada dan komposisi lirik yang anehnya bisa menghubungkan dimensi hari ini dengan lalu dulu. 

Praktis, kesedihan menggulung saya. Singkat cerita--entah kenapa, memori-memori semasa kecil ibarat kitab tua yang dibuka lagi. Dia membawa saya pada kesenangan masa lalu bersama mendiang, lalu dibuat terpelanting kenyataan bahwa kenangan itu mustahil terulang. Sedih, sudah barang pasti. Sesegukan, tak usah ditanya lagi. 

Berkali-kali saya putar, merefleksikan kembali bagaimana koneksi emosional terhadap mendiang Ibu yang sudah lama tiada. Hasilnya berkali-kali pula nostalgia itu memicu kesedihan berdaya sesak tinggi. Saya tak menampik, saya mendadak cengeng. 

Mulanya, saya menganggap didera kerinduan yang terlampau berat. Namun rasanya masih kurang sreg kalau saya dikatakan merasa rindu. Ya, akibat lagu Gala Bunga Matahari, rasa-rasanya ada kesadaran bahwa makna kerinduan itu bergeser dari kedudukannya. 

Padahal secara definisi, benar saja kalau saya merasa rindu pada almarhumah. Mengacu KBBI, rindu berarti memiliki keinginan kuat untuk bertemu. Dengan demikian, lagi-lagi benar saja, saya dan semua orang yang ditinggalkan, tentu diselimuti keinginan semacam itu. 

Kocaknya, alih-alih sedih bernostalgia, saya mengalami pertempuran batin hanya karena menolak disebut merasa rindu pada mendiang, padahal memang tidak salah juga kalau dianggap demikian. 

Saya membatin, perlu kata yang lebih bisa membahasakan tiap strata rindu. Mulai rindu dari tingkat biasa hingga tingkat makrifat. Sebab rasa ingin bertemu ini rasanya terlalu sepele jika dinarasikan setara dengan rindu yang diartikan KBBI. 

Kalau kita mengamati lirik Gala Bunga Matahari secara penuh, tidak ada istilah 'rindu', melainkan 'kangen'. Dalam lagu itu, Sal Priadi tak banyak mengumbar kerinduan secara telanjang. Kata 'kangen' tadi pun hanya tertulis sekali. Dia lebih memilih mendefenisikan makna 'rasa ingin jumpa' lewat banyak pertanyaan yang sifatnya deskriptif.

Mungkin saya atau kita tak ubahnya lagu Gala Bunga Matahari. Banyak bertanya dan berharap bisa memastikan sendiri jawabannya demi mengekspresikan ke-ingin-jumpa-annya. 

Mungkin saja 'rindu' punya arti yang terlalu tinggi untuk dimaknai orang yang kehilangan, sehingga perlu disederhanakan. Atau 'rindu' memang terlalu sederhana untuk menggambarkan rasa ingin jumpa pada orang yang telah lama berpulang. . 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun