Mohon tunggu...
Zyan Harumi Raihanah
Zyan Harumi Raihanah Mohon Tunggu... Lainnya - XI MIPA 4, SMAN 1 Kota Bekasi

Masih seorang pelajar kelas 11 di salah satu SMAN di Bekasi, anak MIPA yang bukan salah jurusan, dan juga mengikuti ekstrakulikuler yang masih berhubungan dengan MIPA yaitu kelompok ilimiah remaja.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tapak Inspiratif di Wangsul R.A. Kumbang Kecil: Carita Lalampahan sarta Pengabdian anu Menginspirasi

29 Januari 2024   09:18 Diperbarui: 29 Januari 2024   09:37 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tugas Kelompok Sunda XII MIPA 8 SMAN 1 Bekasi

Anggota Kelompok:

1. Nor Azizah Rizkiani absen 24

2. Shalvia Dhiva Febriola absen 30

3. Syifa Kirei Qaisara absen 32

4. Zyan Harumi Raihanah absen 36

"Jejak Inspiratif di Balik R.A. Kumbang Kecil: Kisah Perjalanan dan Pengabdian yang Menginspirasi"

Dalam kisah perjalanan pendidikan, terdapat jejak inspiratif yang membentuk fondasi bagi pertumbuhan generasi penerus. Salah satu pusat pendidikan anak usia dini yang mengukir cerita inspiratifnya adalah R.A. Kumbang Kecil. Artikel ini mengajak kita untuk menjelajahi jejak penuh makna di balik R.A. Kumbang Kecil, merinci kisah perjalanan dan pengabdian yang menjadi sumber inspirasi bagi banyak individu. Dari awal berdirinya hingga pencapaian-pencapaian berarti, kita akan melihat bagaimana lembaga ini tidak hanya memberikan pendidikan berkualitas, tetapi juga menjadi tonggak inspirasi bagi para pendidik dan orang tua dalam membimbing anak-anak menuju masa depan yang cerah.

R.A. Kumbang Kecil memiliki bentuk bangunan yang sederhana dan terletak persis di sisi bahu jalan di depan Danau Duta Harapan, Bekasi Utara. Berawal dari sebuah rumah milik keluarga yang akhirnya diubah menjadi sebuah sekolah di tahun 2011, semenjak itu R.A. Kumbang Kecil yang diurus oleh Yayasan Pendidikan H. Ansyaruddin Djafar aktif dalam dunia pendidikan. 

"Awalnya cuman tempat bimbel biasa, lalu kami undang Kak Seto kesini sambil mengadakan lomba-lomba untuk anak-anak" ujar Ibu Andi selaku Pendiri dan Kepala Sekolah R.A. Kumbang Kecil, menceritakan sejarah awal pembangunan R.A. tersebut.

Ibu Andi bercerita bahwa Kak Seto lah yang menyarankan pembangunan TK karena pada saat itu jumlah TK di Bekasi Utara yang masih terbatas. Dan benar saja, antusiasme para orang tua terlihat dari jumlah anak-anak yang mendaftar mencapai puluhan orang.

Tak sampai disitu, R.A. Kumbang Kecil akhirnya diresmikan sebagai institusi pendidikan yang sah di tahun 2014. Ibu Andi juga menceritakan kesulitan mereka mulai dari mencari tenaga pengajar yang memang lulusan sarjana pendidikan hingga bolak-balik ke notaris untuk mendapatkan surat izin yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama.

"Dulu, jabatan Kepala Sekolah kami percayakan ke orang lain, orangnya serius dalam mengajar, tapi tidak jujur, surat izin kami tidak bisa diurus karena si Kepala Sekolah ini bukan sarjana pendidikan, katanya sempat kuliah tapi tidak selesai, akhirnya jabatan Kepala Sekolah saya ambil alih" jelas Ibu Andi menceritakan berbagai macam kendala dalam mengurus surat izin sekolah.

Berbagai macam kendala dalam pembangunan R.A. Kumbang Kecil memiliki nilai yang tak terabaikan, semua kesulitan tersebut terbayarkan, karena Ibu Andi sebagai seorang pendidik yang memiliki ambisi besar untuk turut berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan sejak usia dini. 

"Kami membangun TK sebagai pendidikan pra-sekolah dengan harapan siswa siswi yang lulus dari TK kami sudah menguasai hal-hal dasar seperti membaca, menulis, dan menghitung, agar mereka tidak sulit beradaptasi di SD." ujar Ibu Andi lalu membandingkan pendidikan pra-sekolah jaman sekarang dengan jaman dulu, dimana anak-anak mulai menguasai calistung ketika di SD bukan di TK, namun karena tuntutan dari orang tua, juga banyaknya SD yang menuntut siswanya sudah bisa calistung sejak TK, yang akhirnya menjadikan pembelajaran calistung sebagai tugas para pengajar di TK.

Ibu Andi setuju jika pendidikan anak sejak usia dini merupakan hal yang sangat penting, apalagi mengingat persaingan di jaman sekarang yang begitu sulit. Namun, Ibu Andi juga berpesan bahwa anak-anak tetaplah anak-anak, pendidikan mereka harus disesuaikan dengan umurnya, daripada hanya duduk di kelas, memperhatikan guru yang sedang menerangkan materi, anak-anak juga perlu bermain, khususnya bermain di alam, agar mereka mengerti bahwa di bumi ini bukan hanya ada manusia, tapi ada juga hewan-hewan, tumbuhan-tumbuhan, dan benda mati lainnya yang juga ikut menyokong kehidupan makhluk hidup di bumi.

Selain melatih kemampuan akademis anak-anak, R.A. Kumbang Kecil juga memperhatikan perkembangan motorik anak-anak didiknya, mengajarkan kemandirian, dan membiasakan hal-hal baik seperti shalat, mengaji, dan berdoa bersama sebelum memulai kegiatan belajar mengajar (KBM). Mengenai kurikulum di R.A. Kumbang Kecil, Ibu Andi menjelaskan bahwa mereka masih menggunakan kurikulum tiga belas (kurtilas) sembari bersiap untuk berganti ke kurikulum merdeka di tahun ajaran baru nanti.

"Kami punya buku besar sebagai acuan belajar mengajar, jadi guru-guru akan melihat buku besar tersebut sebelum menyiapkan materi kelas untuk keesokan harinya," ujar Ibu Andi menjelaskan sistem KBM di R.A. Kumbang Kecil yang dimulai sejak pukul 07.30 hingga pukul 11.00.

Tak hanya sebagai PAUD dan TK, R.A. Kumbang Kecil juga dijadikan sebagai TPQ di sore hari, dan sebagai tempat les bahasa Inggris di beberapa hari tertentu. Sudah banyak suka duka yang Ibu Andi rasakan bersama tim pengajarnya, terhitung sudah 13 tahun sejak pertama kali didirikan. Harapan Ibu Andi tentunya tidak sampai disini saja, beliau juga merencanakan untuk membangun SD jika diberikan rezeki lebih, terus hingga jenjang-jenjang pendidikan berikutnya.

Di akhir wawancara, Ibu Andi berpesan kepada kami yang saat ini masih mengenyam pendidikan di SMA untuk menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh, dan mencapai mimpi kami yang paling tinggi sekalipun. Beliau menegaskan bahwa pendidikan adalah dasar pedoman hidup dan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas hidup.

Jejak inspiratif di R.A. Kumbang Kecil tidak hanya memperlihatkan sebuah perjalanan institusi pendidikan, tetapi juga menyentuh inti dari pentingnya pendidikan sedari dini. Melalui dedikasi dan inovasi dalam memberikan pembelajaran kepada anak-anak usia dini, R.A. Kumbang Kecil mencerminkan urgensi pendidikan awal sebagai fondasi pembentukan karakter dan potensi anak. Kisah perjalanan ini menggambarkan bagaimana investasi pada masa-masa formatif ini dapat membuka pintu kesempatan lebih luas, menciptakan individu yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki keterampilan sosial dan emosional yang kuat. Dengan demikian, melibatkan anak-anak dalam pendidikan sedari dini, sebagaimana yang tercermin dari jejak inspiratif R.A. Kumbang Kecil, menjadi langkah yang tak terelakkan untuk membangun masa depan yang berdaya saing dan berintegritas.

"Tapak Inspiratif di Wangsul R.A. Kumbang Kecil: Carita Lalampahan sarta Pengabdian anu Menginspirasi"

Dina carita lalampahan atikan,aya tapak inspiratif anu nyieun pondasi kanggo pertumbuhan generasi penerus. salah sahiji pusat atikan anak umur dini anu mengukir carios inspiratifnya nyaeta R.A. Kumbang Kecil. Artikel ieu ngajak urang kanggo menjelajahi tapak caos hartos di wangsul R.A. Kumbang Kecil, ngawincik carita lalampahan sarta pengabdian anu barobah kaayaan asal inspirasi kanggo seueur individu. Ti mimiti tangtung na dugi pencapaian-pencapaian hartina,urang bade ningali kumaha lembaga ieu henteu ngan mikeun atikan berkualitas,nanging oge barobah kaayaan tonggak inspirasi kanggo para pendidik sarta sepuh dina ngabingbing anak-anak nuju pikahareupeun anu cerah.

R.A. Kumbang Kecil ngabogaan wangun wangunan anu basajan sarta perenahna persis di sisi bahu jalan di payun Danau Duta Harapan, Bekasi Utara. Berawal ti hiji imah kaduh kulawargi anu ahirna dirobah barobah kaayaan hiji sakola di warsih 2011,saprak eta R.A. Kumbang Kecil anu diurus ku Yayasan Atikan H. Ansyaruddin Djafar aktip dina dunya atikan.

"Mimitina ngan tempat bimbel dawam, kaliwat urang ulem Kak Seto kadieu sambil ngayakeun pasanggiri-pasanggiri kanggo anak-anak," ceuk Ibu Andi salaku Pangadeg sarta Hulu Sakola R.A. Kumbang Kecil, nyaritakeun sajarah mimiti pangwangunan R.A. kasebat.

Ibu Andi nyaritakeun yen Kak Seto lah anu ngusulkeun pangwangunan TK margi dina wanci eta jumlah TK di Bekasi Utara anu kawates keneh. Sarta leres wae, antusiasme para sepuh katembong ti jumlah anak-anak anu ngadaptar ngahontal puluhan jalmi.

Tak dugi disitu, R.A. Kumbang Kecil ahirna diresmikeun minangka institusi atikan anu sah di warsih 2014. Ibh Andi oge nyaritakeun kahese maranehanana mimiti ti pilari tanagi pengajar anu saleresna lulusan sarjana atikan dugi bolak-wangsul ka notaris kanggo meunangkeun serat widi anu dikaluarkeun ku Kementerian Ageman.

"Dulu, kalungguhan Hulu Sakola urang percayakan ka batur, jelemana serius dina ngawulang, nanging henteu jujur, serat widi urang henteu tiasa diurus margi si Hulu Sakola ieu sanes sarjana atikan, sanggem sempet kuliah nanging henteu rengse, ahirna kalungguhan Hulu Sakola abdi bantun alih" tangtos Ibu Andi nyaritakeun sagala rupa macem hahalang dina ngurus serat widi sakola.

Sagala rupa macem hahalang dina pangwangunan R.A. Kumbang Kecil ngabogaan peunteun anu tak kalalaworakeun, sadaya kahese kasebat terbayarkan, margi Ibu Andi minangka saurang pendidik anu ngabogaan kahayang ageung kanggo turut berperan dina ngaronjatkeun kualitas atikan saprak umur dini.

"Kami ngawangun TK minangka atikan pra-sakola kalawan harepan siswa siswi anu lulus ti TK urang atos ngawasa perkawis-perkawis dasar sepertos maos, nyerat, sarta ngetang, supados maranehanana henteu sesah beradaptasi di SD." ceuk Ibu Andi kaliwat membandingkeun atikan pra-sakola jaman ayeuna kalawan jaman tiheula, di manten anak-anak mimiti ngawasa calistung sabot di SD sanes di TK, nanging margi tungtutan ti sepuh, oge lobana SD anu nungtut siswa na atos tiasa calistung saprak TK, anu ahirna ngajadikeun pembelajaran calistung minangka pancen para pengajar di TK.

Ibu Andi sapuk lamun atikan anak saprak umur dini mangrupa perkawis anu peryogi pisan, sumawonten ngemut persaingan di jaman ayeuna anu kitu sesah. Nanging, Ibu Andi oge nalatahan yen anak-anak angger anak-anak, atikan maranehanana kedah disaluyukeun kalawan yuswana, batan ngan diuk di kelas, nengetan guru anu nuju ngajelaskeun materi,anak-anak oge peryogi ulin, hususna ulin di alam,supados maranehanana teurang yen di bumi ieu sanes ngan aya jalmi, nanging aya oge sato-sato, tumbuhan-tumbuhan, sarta barang nilar lianna anu oge ngiring menyokong kahirupan makhluk hirup di bumi.

Jabi ngalatih pangabisa akademis anak-anak, R.A. Kumbang Kecil oge nengetan hal mekar motorik anak-anak didik na,ngajarkeun kamandirian, sarta ngabiasakeun perkawis-perkawis sae sepertos solat, ngaji, sarta berdoa sareng sateuacan mitembeyan kagiatan diajar ngawulang (KBM). Ngeunaan kurikulum di R.A. Kumbang Kecil, Indung Andi ngeceskeun yen maranehanana ngagunakeun keneh kurikulum tilu belas (kurtilas) sembari bersiap kanggo bagentos ka kurikulum merdika di warsih ajaran anyar antos.

"Kami gaduh buku ageung minangka acuan diajar ngawulang, janten guru-guru bade ningali buku ageung kasebat sateuacan nyiapkeun materi kelas kanggo enjing poena," ceuk Ibi Andi ngeceskeun sistem KBM di R.A. Kumbang Kecil anu dimulai saprak babuk 07.30 dugi babuk 11.00.

Tak ngan minangka PAUD sarta TK, R.A. Kumbang Kecil oge dijadikeun minangka TPQ di sonten dinten, sarta minangka tempat les nalika Inggris di sababaraha dinten nu tangtu. Atos seueur resep susah anu Ibu Andi rasakeun sareng tim pengajarnya, kaetang atos 13 warsih saprak mimiti didirikeun. Harepan Ibu Andi tinangtu henteu dugi di dieu wae, anjeunna oge merencanakeun kanggo ngawangun SD lamun dibikeun rezeki langkung, teras dugi jenjang-jenjang atikan saterusna.

Di ahir wawancara, Ibu Andi nalatahan ka urang anu ayeuna mengenyam keneh atikan di SMA kanggo nungtut elmu kalawan-pisan, pisan sarta ngahontal impen urang anu pang luhurna sanaos. Anjeunna negeskeun yen atikan nyaeta dasar padoman hirup sarta salah sahiji cara kanggo ngaronjatkeun kualitas hirup.

Tapak inspiratif di R.A. Kumbang Kecil henteu ngan nempokeun hiji lalampahan institusi atikan, nanging oge nyabak inti ti pentingna atikan sedari dini. Ngaliwatan dedikasi sarta inovasi dina mikeun pembelajaran ka anak-anak umur dini, R.A. Kumbang Kecil mencerminkeun urgensi atikan mimiti minangka fondasi pembentukan sipat sarta potensi anak. Carita lalampahan ieu ngagambarkeun kumaha investasi dina mangsa-mangsa formatif ieu tiasa muka panto kasempetan langkung lega, nyiptakeun individu anu henteu ngan calakan sacara akademis,nanging oge ngabogaan keterampilan sosial sarta emosional anu kiat. Ku kituna, melibatkeun anak-anak dina atikan sedari dini,sakumaha anu tercermin ti tapak inspiratif R.A. Kumbang Kecil, barobah kaayaan lengkah anu tak terelakkan kanggo ngawangun pikahareupeun anu berdaya saing sarta berintegritas.

“ᮒᮕᮊ᮪ ᮄᮔ᮪ᮞ᮪ᮕᮤᮛᮒᮤᮖ᮪ ᮓᮤ ᮝᮀᮞᮥᮜ᮪ ᮛ᮪.ᮃ. ᮊᮥᮙ᮪ᮘᮀ ᮊᮨᮎᮤᮜ᮪: ᮎᮛᮤᮒ ᮜᮜᮙ᮪ᮕᮠᮔ᮪ ᮞᮁᮒ ᮕᮨᮍᮘ᮪ᮓᮤᮃᮔ᮪ ᮃᮔᮥ ᮙᮨᮍᮤᮔ᮪ᮞ᮪ᮕᮤᮛᮞᮤ”

ᮓᮤᮔ ᮎᮛᮤᮒ ᮜᮜᮙ᮪ᮕᮠᮔ᮪ ᮃᮒᮤᮊᮔ᮪,ᮃᮚ ᮒᮕᮊ᮪ ᮄᮔ᮪ᮞ᮪ᮕᮤᮛᮒᮤᮖ᮪ ᮃᮔᮥ ᮑᮤᮉᮔ᮪ ᮕᮧᮔ᮪ᮓᮞᮤ ᮊᮀᮌᮧ ᮕᮨᮁᮒᮥᮙ᮪ᮘᮥᮠᮔ᮪ ᮌᮨᮔᮨᮛᮞᮤ ᮕᮨᮔᮨᮛᮥᮞ᮪. ᮞᮜᮂ ᮞᮠᮤᮏᮤ ᮕᮥᮞᮒ᮪ ᮃᮒᮤᮊᮔ᮪ ᮃᮔᮊ᮪ ᮅᮙᮥᮁ ᮓᮤᮔᮤ ᮃᮔᮥ ᮙᮨᮍᮥᮊᮤᮁ ᮎᮛᮤᮇᮞ᮪ ᮄᮔ᮪ᮞ᮪ᮕᮤᮛᮒᮤᮖ᮪ᮑ ᮑᮈᮒ ᮛ᮪.ᮃ. ᮊᮥᮙ᮪ᮘᮀ ᮊᮨᮎᮤᮜ᮪. ᮃᮁᮒᮤᮊᮨᮜ᮪ ᮄᮉ ᮍᮏᮊ᮪ ᮅᮛᮀ ᮊᮀᮌᮧ ᮙᮨᮔ᮪ᮏᮨᮜᮏᮠᮤ ᮒᮕᮊ᮪ ᮎᮇᮞ᮪ ᮠᮁᮒᮧᮞ᮪ ᮓᮤ ᮝᮀᮞᮥᮜ᮪ ᮛ᮪.ᮃ. ᮊᮥᮙ᮪ᮘᮀ ᮊᮨᮎᮤᮜ᮪, ᮍᮝᮤᮔ᮪ᮎᮤᮊ᮪ ᮎᮛᮤᮒ ᮜᮜᮙ᮪ᮕᮠᮔ᮪ ᮞᮁᮒ ᮕᮨᮍᮘ᮪ᮓᮤᮃᮔ᮪ ᮃᮔᮥ ᮘᮛᮧᮘᮂ ᮊᮃᮚᮃᮔ᮪ ᮃᮞᮜ᮪ ᮄᮔ᮪ᮞ᮪ᮕᮤᮛᮞᮤ ᮊᮀᮌᮧ ᮞᮩᮉᮁ ᮄᮔ᮪ᮓᮤᮗᮤᮓᮥ. ᮒᮤ ᮙᮤᮙᮤᮒᮤ ᮒᮀᮒᮥᮀ ᮔ ᮓᮥᮌᮤ ᮕᮨᮔ᮪ᮎᮕᮄᮃᮔ᮪-ᮕᮨᮔ᮪ᮎᮕᮄᮃᮔ᮪ ᮠᮁᮒᮤᮔ,ᮅᮛᮀ ᮘᮓᮨ ᮔᮤᮍᮜᮤ ᮊᮥᮙᮠ ᮜᮨᮙ᮪ᮘᮌ ᮄᮉ ᮠᮨᮔ᮪ᮒᮩ ᮍᮔ᮪ ᮙᮤᮊᮩᮔ᮪ ᮃᮒᮤᮊᮔ᮪ ᮘᮨᮁᮊᮥᮃᮜᮤᮒᮞ᮪,ᮔᮍᮤᮀ ᮇᮌᮨ ᮘᮛᮧᮘᮂ ᮊᮃᮚᮃᮔ᮪ ᮒᮧᮀᮌᮊ᮪ ᮄᮔ᮪ᮞ᮪ᮕᮤᮛᮞᮤ ᮊᮀᮌᮧ ᮕᮛ ᮕᮨᮔ᮪ᮓᮤᮓᮤᮊ᮪ ᮞᮁᮒ ᮞᮨᮕᮥᮂ ᮓᮤᮔ ᮍᮘᮤᮀᮘᮤᮀ ᮃᮔᮊ᮪-ᮃᮔᮊ᮪ ᮔᮥᮏᮥ ᮕᮤᮊᮠᮛᮩᮕᮩᮔ᮪ ᮃᮔᮥ ᮎᮨᮛᮂ.

ᮛ᮪.ᮃ. ᮊᮥᮙ᮪ᮘᮀ ᮊᮨᮎᮤᮜ᮪ ᮍᮘᮧᮌᮃᮔ᮪ ᮝᮍᮥᮔ᮪ ᮝᮍᮥᮔᮔ᮪ ᮃᮔᮥ ᮘᮞᮏᮔ᮪ ᮞᮁᮒ ᮕᮨᮛᮨᮔᮂᮔ ᮕᮨᮁᮞᮤᮞ᮪ ᮓᮤ ᮞᮤᮞᮤ ᮘᮠᮥ ᮏᮜᮔ᮪ ᮓᮤ ᮕᮚᮥᮔ᮪ ᮓᮔᮅ ᮓᮥᮒ ᮠᮛᮕᮔ᮪, ᮘᮨᮊᮞᮤ ᮅᮒᮛ. ᮘᮨᮛᮝᮜ᮪ ᮒᮤ ᮠᮤᮏᮤ ᮄᮙᮂ ᮊᮓᮥᮂ ᮊᮥᮜᮝᮁᮌᮤ ᮃᮔᮥ ᮃᮠᮤᮁᮔ ᮓᮤᮛᮧᮘᮂ ᮘᮛᮧᮘᮂ ᮊᮃᮚᮃᮔ᮪ ᮠᮤᮏᮤ ᮞᮊᮧᮜ ᮓᮤ ᮝᮁᮞᮤᮂ |᮲᮰᮱᮱|,ᮞᮕᮢᮊ᮪ ᮈᮒ ᮛ᮪.ᮃ. ᮊᮥᮙ᮪ᮘᮀ ᮊᮨᮎᮤᮜ᮪ ᮃᮔᮥ ᮓᮤᮅᮛᮥᮞ᮪ ᮊᮥ ᮚᮚᮞᮔ᮪ ᮃᮒᮤᮊᮔ᮪ ᮠ᮪. ᮃᮔ᮪ᮯᮛᮥᮓ᮪ᮓᮤᮔ᮪ ᮓ᮪ᮏᮖᮁ ᮃᮊ᮪ᮒᮤᮕ᮪ ᮓᮤᮔ ᮓᮥᮑ ᮃᮒᮤᮊᮔ᮪.

“ᮙᮤᮙᮤᮒᮤᮔ ᮍᮔ᮪ ᮒᮨᮙ᮪ᮕᮒ᮪ ᮘᮤᮙ᮪ᮘᮨᮜ᮪ ᮓᮝᮙ᮪, ᮊᮜᮤᮝᮒ᮪ ᮅᮛᮀ ᮅᮜᮨᮙ᮪ ᮊᮊ᮪ ᮞᮨᮒᮧ ᮊᮓᮤᮉ ᮞᮙ᮪ᮘᮤᮜ᮪ ᮍᮚᮊᮩᮔ᮪ ᮕᮞᮀᮌᮤᮛᮤ-ᮕᮞᮀᮌᮤᮛᮤ ᮊᮀᮌᮧ ᮃᮔᮊ᮪-ᮃᮔᮊ᮪,” ᮎᮩᮊ᮪ ᮄᮘᮥ ᮃᮔ᮪ᮓᮤ ᮞᮜᮊᮥ ᮕᮍᮓᮨᮌ᮪ ᮞᮁᮒ ᮠᮥᮜᮥ ᮞᮊᮧᮜ ᮛ᮪.ᮃ. ᮊᮥᮙ᮪ᮘᮀ ᮊᮨᮎᮤᮜ᮪, ᮑᮛᮤᮒᮊᮩᮔ᮪ ᮞᮏᮛᮂ ᮙᮤᮙᮤᮒᮤ ᮕᮀᮝᮍᮥᮔᮔ᮪ ᮛ᮪.ᮃ. ᮊᮞᮨᮘᮒ᮪.

ᮄᮘᮥ ᮃᮔ᮪ᮓᮤ ᮑᮛᮤᮒᮊᮩᮔ᮪ ᮚᮨᮔ᮪ ᮊᮊ᮪ ᮞᮨᮒᮧ ᮜᮂ ᮃᮔᮥ ᮍᮥᮞᮥᮜ᮪ᮊᮩᮔ᮪ ᮕᮀᮝᮍᮥᮔᮔ᮪ ᮒ᮪ᮊ᮪ ᮙᮁᮌᮤ ᮓᮤᮔ ᮝᮔ᮪ᮎᮤ ᮈᮒ ᮏᮥᮙᮣᮂ ᮒ᮪ᮊ᮪ ᮓᮤ ᮘᮨᮊᮞᮤ ᮅᮒᮛ ᮃᮔᮥ ᮊᮝᮒᮨᮞ᮪ ᮊᮨᮔᮨᮂ. ᮞᮁᮒ ᮜᮨᮛᮨᮞ᮪ ᮝᮈ, ᮃᮔ᮪ᮒᮥᮞᮤᮃᮞ᮪ᮙᮨ ᮕᮛ ᮞᮨᮕᮥᮂ ᮊᮒᮨᮙ᮪ᮘᮧᮀ ᮒᮤ ᮏᮥᮙᮣᮂ ᮃᮔᮊ᮪-ᮃᮔᮊ᮪ ᮃᮔᮥ ᮍᮓᮕ᮪ᮒᮁ ᮍᮠᮧᮔ᮪ᮒᮜ᮪ ᮕᮥᮜᮥᮠᮔ᮪ ᮏᮜ᮪ᮙᮤ.

ᮒᮊ᮪ ᮓᮥᮌᮤ ᮓᮤᮞᮤᮒᮥ, ᮛ᮪.ᮃ. ᮊᮥᮙ᮪ᮘᮀ ᮊᮨᮎᮤᮜ᮪ ᮃᮠᮤᮁᮔ ᮓᮤᮛᮨᮞ᮪ᮙᮤᮊᮩᮔ᮪ ᮙᮤᮔᮀᮊ ᮄᮔ᮪ᮞ᮪ᮒᮤᮒᮥᮞᮤ ᮃᮒᮤᮊᮔ᮪ ᮃᮔᮥ ᮞᮂ ᮓᮤ ᮝᮁᮞᮤᮂ |᮲᮰᮱᮴|. ᮄᮘ᮪ᮂ ᮃᮔ᮪ᮓᮤ ᮇᮌᮨ ᮑᮛᮤᮒᮊᮩᮔ᮪ ᮊᮠᮨᮞᮨ ᮙᮛᮔᮨᮠᮔᮔ ᮙᮤᮙᮤᮒᮤ ᮒᮤ ᮕᮤᮜᮛᮤ ᮒᮔᮌᮤ ᮕᮨᮍᮏᮁ ᮃᮔᮥ ᮞᮜᮨᮛᮨᮞ᮪ᮔ ᮜᮥᮜᮥᮞᮔ᮪ ᮞᮁᮏᮔ ᮃᮒᮤᮊᮔ᮪ ᮓᮥᮌᮤ ᮘᮧᮜᮊ᮪-ᮝᮀᮞᮥᮜ᮪ ᮊ ᮔᮧᮒᮛᮤᮞ᮪ ᮊᮀᮌᮧ ᮙᮩᮔᮀᮊᮩᮔ᮪ ᮞᮨᮛᮒ᮪ ᮝᮤᮓᮤ ᮃᮔᮥ ᮓᮤᮊᮜᮥᮃᮁᮊᮩᮔ᮪ ᮊᮥ ᮊᮨᮙᮨᮔ᮪ᮒᮨᮛᮤᮃᮔ᮪ ᮃᮌᮨᮙᮔ᮪.

“ᮓᮥᮜᮥ, ᮊᮜᮥᮀᮌᮥᮠᮔ᮪ ᮠᮥᮜᮥ ᮞᮊᮧᮜ ᮅᮛᮀ ᮕᮨᮁᮎᮚᮊᮔ᮪ ᮊ ᮘᮒᮥᮁ, ᮏᮨᮜᮨᮙᮔ ᮞᮨᮛᮤᮅᮞ᮪ ᮓᮤᮔ ᮍᮝᮥᮜᮀ, ᮔᮍᮤᮀ ᮠᮨᮔ᮪ᮒᮩ ᮏᮥᮏᮥᮁ, ᮞᮨᮛᮒ᮪ ᮝᮤᮓᮤ ᮅᮛᮀ ᮠᮨᮔ᮪ᮒᮩ ᮒᮤᮃᮞ ᮓᮤᮅᮛᮥᮞ᮪ ᮙᮁᮌᮤ ᮞᮤ ᮠᮥᮜᮥ ᮞᮊᮧᮜ ᮄᮉ ᮞᮔᮨᮞ᮪ ᮞᮁᮏᮔ ᮃᮒᮤᮊᮔ᮪, ᮞᮀᮌᮨᮙ᮪ ᮞᮨᮙ᮪ᮕᮨᮒ᮪ ᮊᮥᮜᮤᮃᮂ ᮔᮍᮤᮀ ᮠᮨᮔ᮪ᮒᮩ ᮛᮨᮀᮞᮨ, ᮃᮠᮤᮁᮔ ᮊᮜᮥᮀᮌᮥᮠᮔ᮪ ᮠᮥᮜᮥ ᮞᮊᮧᮜ ᮃᮘ᮪ᮓᮤ ᮘᮔ᮪ᮒᮥᮔ᮪ ᮃᮜᮤᮂ” ᮒᮀᮒᮧᮞ᮪ ᮄᮘᮥ ᮃᮔ᮪ᮓᮤ ᮑᮛᮤᮒᮊᮩᮔ᮪ ᮞᮌᮜ ᮛᮥᮕ ᮙᮎᮨᮙ᮪ ᮠᮠᮜᮀ ᮓᮤᮔ ᮍᮥᮛᮥᮞ᮪ ᮞᮨᮛᮒ᮪ ᮝᮤᮓᮤ ᮞᮊᮧᮜ.

ᮞᮌᮜ ᮛᮥᮕ ᮙᮎᮨᮙ᮪ ᮠᮠᮜᮀ ᮓᮤᮔ ᮕᮀᮝᮍᮥᮔᮔ᮪ ᮛ᮪.ᮃ. ᮊᮥᮙ᮪ᮘᮀ ᮊᮨᮎᮤᮜ᮪ ᮍᮘᮧᮌᮃᮔ᮪ ᮕᮩᮔ᮪ᮒᮩᮔ᮪ ᮃᮔᮥ ᮒᮊ᮪ ᮊᮜᮜᮝᮧᮛᮊᮩᮔ᮪, ᮞᮓᮚ ᮊᮠᮨᮞᮨ ᮊᮞᮨᮘᮒ᮪ ᮒᮨᮁᮘᮚᮁᮊᮔ᮪, ᮙᮁᮌᮤ ᮄᮘᮥ ᮃᮔ᮪ᮓᮤ ᮙᮤᮔᮀᮊ ᮞᮅᮛᮀ ᮕᮨᮔ᮪ᮓᮤᮓᮤᮊ᮪ ᮃᮔᮥ ᮍᮘᮧᮌᮃᮔ᮪ ᮊᮠᮚᮀ ᮃᮌᮩᮀ ᮊᮀᮌᮧ ᮒᮥᮛᮥᮒ᮪ ᮘᮨᮁᮕᮨᮛᮔ᮪ ᮓᮤᮔ ᮍᮛᮧᮔ᮪ᮏᮒ᮪ᮊᮩᮔ᮪ ᮊᮥᮃᮜᮤᮒᮞ᮪ ᮃᮒᮤᮊᮔ᮪ ᮞᮕᮢᮊ᮪ ᮅᮙᮥᮁ ᮓᮤᮔᮤ.

“ᮊᮙᮤ ᮍᮝᮍᮥᮔ᮪ ᮒ᮪ᮊ᮪ ᮙᮤᮔᮀᮊ ᮃᮒᮤᮊᮔ᮪ ᮕᮢ-ᮞᮊᮧᮜ ᮊᮜᮝᮔ᮪ ᮠᮛᮨᮕᮔ᮪ ᮞᮤᮞ᮪ᮝ ᮞᮤᮞ᮪ᮝᮤ ᮃᮔᮥ ᮜᮥᮜᮥᮞ᮪ ᮒᮤ ᮒ᮪ᮊ᮪ ᮅᮛᮀ ᮃᮒᮧᮞ᮪ ᮍᮝᮞ ᮕᮨᮁᮊᮝᮤᮞ᮪-ᮕᮨᮁᮊᮝᮤᮞ᮪ ᮓᮞᮁ ᮞᮨᮕᮨᮁᮒᮧᮞ᮪ ᮙᮇᮞ᮪, ᮑᮨᮛᮒ᮪, ᮞᮁᮒ ᮍᮨᮒᮀ, ᮞᮥᮕᮓᮧᮞ᮪ ᮙᮛᮔᮨᮠᮔᮔ ᮠᮨᮔ᮪ᮒᮩ ᮞᮨᮞᮂ ᮘᮨᮛᮓᮕ᮪ᮒᮞᮤ ᮓᮤ ᮞ᮪ᮓ᮪.” ᮎᮩᮊ᮪ ᮄᮘᮥ ᮃᮔ᮪ᮓᮤ ᮊᮜᮤᮝᮒ᮪ ᮙᮨᮙ᮪ᮘᮔ᮪ᮓᮤᮀᮊᮩᮔ᮪ ᮃᮒᮤᮊᮔ᮪ ᮕᮢ-ᮞᮊᮧᮜ ᮏᮙᮔ᮪ ᮃᮚᮩᮔ ᮊᮜᮝᮔ᮪ ᮏᮙᮔ᮪ ᮒᮤᮠᮩᮜ, ᮓᮤ ᮙᮔ᮪ᮒᮨᮔ᮪ ᮃᮔᮊ᮪-ᮃᮔᮊ᮪ ᮙᮤᮙᮤᮒᮤ ᮍᮝᮞ ᮎᮜᮤᮞ᮪ᮒᮥᮀ ᮞᮘᮧᮒ᮪ ᮓᮤ ᮞ᮪ᮓ᮪ ᮞᮔᮨᮞ᮪ ᮓᮤ ᮒ᮪ᮊ᮪, ᮔᮍᮤᮀ ᮙᮁᮌᮤ ᮒᮥᮀᮒᮥᮒᮔ᮪ ᮒᮤ ᮞᮨᮕᮥᮂ, ᮇᮌᮨ ᮜᮧᮘᮔ ᮞ᮪ᮓ᮪ ᮃᮔᮥ ᮔᮥᮀᮒᮥᮒ᮪ ᮞᮤᮞ᮪ᮝ ᮔ ᮃᮒᮧᮞ᮪ ᮒᮤᮃᮞ ᮎᮜᮤᮞ᮪ᮒᮥᮀ ᮞᮕᮢᮊ᮪ ᮒ᮪ᮊ᮪, ᮃᮔᮥ ᮃᮠᮤᮁᮔ ᮍᮏᮓᮤᮊᮩᮔ᮪ ᮕᮨᮙ᮪ᮘᮨᮜᮏᮛᮔ᮪ ᮎᮜᮤᮞ᮪ᮒᮥᮀ ᮙᮤᮔᮀᮊ ᮕᮔ᮪ᮎᮨᮔ᮪ ᮕᮛ ᮕᮨᮍᮏᮁ ᮓᮤ ᮒ᮪ᮊ᮪.

ᮄᮘᮥ ᮃᮔ᮪ᮓᮤ ᮞᮕᮥᮊ᮪ ᮜᮙᮥᮔ᮪ ᮃᮒᮤᮊᮔ᮪ ᮃᮔᮊ᮪ ᮞᮕᮢᮊ᮪ ᮅᮙᮥᮁ ᮓᮤᮔᮤ ᮙᮍᮢᮥᮕ ᮕᮨᮁᮊᮝᮤᮞ᮪ ᮃᮔᮥ ᮕᮨᮛᮡᮧᮌᮤ ᮕᮤᮞᮔ᮪, ᮞᮥᮙᮝᮧᮔ᮪ᮒᮨᮔ᮪ ᮍᮨᮙᮥᮒ᮪ ᮕᮨᮁᮞᮄᮍᮔ᮪ ᮓᮤ ᮏᮙᮔ᮪ ᮃᮚᮩᮔ ᮃᮔᮥ ᮊᮤᮒᮥ ᮞᮨᮞᮂ. ᮔᮍᮤᮀ, ᮄᮘᮥ ᮃᮔ᮪ᮓᮤ ᮇᮌᮨ ᮔᮜᮒᮠᮔ᮪ ᮚᮨᮔ᮪ ᮃᮔᮊ᮪-ᮃᮔᮊ᮪ ᮃᮀᮌᮨᮁ ᮃᮔᮊ᮪-ᮃᮔᮊ᮪, ᮃᮒᮤᮊᮔ᮪ ᮙᮛᮔᮨᮠᮔᮔ ᮊᮨᮓᮂ ᮓᮤᮞᮜᮥᮚᮥᮊᮩᮔ᮪ ᮊᮜᮝᮔ᮪ ᮚᮥᮞ᮪ᮝᮔ, ᮘᮒᮔ᮪ ᮍᮔ᮪ ᮓᮤᮅᮊ᮪ ᮓᮤ ᮊᮨᮜᮞ᮪, ᮔᮨᮍᮨᮒᮔ᮪ ᮌᮥᮛᮥ ᮃᮔᮥ ᮔᮥᮏᮥ ᮍᮏᮨᮜᮞ᮪ᮊᮩᮔ᮪ ᮙᮒᮨᮛᮤ,ᮃᮔᮊ᮪-ᮃᮔᮊ᮪ ᮇᮌᮨ ᮕᮨᮛᮡᮧᮌᮤ ᮅᮜᮤᮔ᮪, ᮠᮥᮞᮥᮞ᮪ᮔ ᮅᮜᮤᮔ᮪ ᮓᮤ ᮃᮜᮙ᮪,ᮞᮥᮕᮓᮧᮞ᮪ ᮙᮛᮔᮨᮠᮔᮔ ᮒᮩᮛᮀ ᮚᮨᮔ᮪ ᮓᮤ ᮘᮥᮙᮤ ᮄᮉ ᮞᮔᮨᮞ᮪ ᮍᮔ᮪ ᮃᮚ ᮏᮜ᮪ᮙᮤ, ᮔᮍᮤᮀ ᮃᮚ ᮇᮌᮨ ᮞᮒᮧ-ᮞᮒᮧ, ᮒᮥᮙ᮪ᮘᮥᮠᮔ᮪-ᮒᮥᮙ᮪ᮘᮥᮠᮔ᮪, ᮞᮁᮒ ᮘᮛᮀ ᮔᮤᮜᮁ ᮜᮤᮃᮔ᮪ᮔ ᮃᮔᮥ ᮇᮌᮨ ᮍᮤᮛᮤᮀ ᮙᮨᮑᮧᮊᮧᮀ ᮊᮠᮤᮛᮥᮕᮔ᮪ ᮙᮮᮣᮥᮊ᮪ ᮠᮤᮛᮥᮕ᮪ ᮓᮤ ᮘᮥᮙᮤ.

ᮏᮘᮤ ᮍᮜᮒᮤᮂ ᮕᮍᮘᮤᮞ ᮃᮊᮓᮨᮙᮤᮞ᮪ ᮃᮔᮊ᮪-ᮃᮔᮊ᮪, ᮛ᮪.ᮃ. ᮊᮥᮙ᮪ᮘᮀ ᮊᮨᮎᮤᮜ᮪ ᮇᮌᮨ ᮔᮨᮍᮨᮒᮔ᮪ ᮠᮜ᮪ ᮙᮨᮊᮁ ᮙᮧᮒᮧᮛᮤᮊ᮪ ᮃᮔᮊ᮪-ᮃᮔᮊ᮪ ᮓᮤᮓᮤᮊ᮪ ᮔ,ᮍᮏᮁᮊᮩᮔ᮪ ᮊᮙᮔ᮪ᮓᮤᮛᮤᮃᮔ᮪, ᮞᮁᮒ ᮍᮘᮤᮃᮞᮊᮩᮔ᮪ ᮕᮨᮁᮊᮝᮤᮞ᮪-ᮕᮨᮁᮊᮝᮤᮞ᮪ ᮞᮈ ᮞᮨᮕᮨᮁᮒᮧᮞ᮪ ᮞᮧᮜᮒ᮪, ᮍᮏᮤ, ᮞᮁᮒ ᮘᮨᮁᮓᮧᮃ ᮞᮛᮨᮀ ᮞᮒᮩᮃᮎᮔ᮪ ᮙᮤᮒᮨᮙ᮪ᮘᮨᮚᮔ᮪ ᮊᮌᮤᮃᮒᮔ᮪ ᮓᮤᮃᮏᮁ ᮍᮝᮥᮜᮀ (ᮊ᮪ᮘ᮪ᮙ᮪). ᮍᮩᮔᮃᮔ᮪ ᮊᮥᮛᮤᮊᮥᮜᮥᮙ᮪ ᮓᮤ ᮛ᮪.ᮃ. ᮊᮥᮙ᮪ᮘᮀ ᮊᮨᮎᮤᮜ᮪, ᮄᮔ᮪ᮓᮥᮀ ᮃᮔ᮪ᮓᮤ ᮍᮨᮎᮨᮞ᮪ᮊᮩᮔ᮪ ᮚᮨᮔ᮪ ᮙᮛᮔᮨᮠᮔᮔ ᮍᮌᮥᮔᮊᮩᮔ᮪ ᮊᮨᮔᮨᮂ ᮊᮥᮛᮤᮊᮥᮜᮥᮙ᮪ ᮒᮤᮜᮥ ᮘᮨᮜᮞ᮪ (ᮊᮥᮁᮒᮤᮜᮞ᮪) ᮞᮨᮙ᮪ᮘᮛᮤ ᮘᮨᮁᮞᮤᮃᮕ᮪ ᮊᮀᮌᮧ ᮘᮌᮨᮔ᮪ᮒᮧᮞ᮪ ᮊ ᮊᮥᮛᮤᮊᮥᮜᮥᮙ᮪ ᮙᮨᮁᮓᮤᮊ ᮓᮤ ᮝᮁᮞᮤᮂ ᮃᮏᮛᮔ᮪ ᮃᮑᮁ ᮃᮔ᮪ᮒᮧᮞ᮪.

“ᮊᮙᮤ ᮌᮓᮥᮂ ᮘᮥᮊᮥ ᮃᮌᮩᮀ ᮙᮤᮔᮀᮊ ᮃᮎᮥᮃᮔ᮪ ᮓᮤᮃᮏᮁ ᮍᮝᮥᮜᮀ, ᮏᮔ᮪ᮒᮨᮔ᮪ ᮌᮥᮛᮥ-ᮌᮥᮛᮥ ᮘᮓᮨ ᮔᮤᮍᮜᮤ ᮘᮥᮊᮥ ᮃᮌᮩᮀ ᮊᮞᮨᮘᮒ᮪ ᮞᮒᮩᮃᮎᮔ᮪ ᮑᮤᮃᮕ᮪ᮊᮩᮔ᮪ ᮙᮒᮨᮛᮤ ᮊᮨᮜᮞ᮪ ᮊᮀᮌᮧ ᮈᮔ᮪ᮏᮤᮀ ᮕᮧᮈᮔ,” ᮎᮩᮊ᮪ ᮄᮘᮤ ᮃᮔ᮪ᮓᮤ ᮍᮨᮎᮨᮞ᮪ᮊᮩᮔ᮪ ᮞᮤᮞ᮪ᮒᮨᮙ᮪ ᮊ᮪ᮘ᮪ᮙ᮪ ᮓᮤ ᮛ᮪.ᮃ. ᮊᮥᮙ᮪ᮘᮀ ᮊᮨᮎᮤᮜ᮪ ᮃᮔᮥ ᮓᮤᮙᮥᮜᮄ ᮞᮕᮢᮊ᮪ ᮘᮘᮥᮊ᮪ |᮰᮷|.|᮳᮰| ᮓᮥᮌᮤ ᮘᮘᮥᮊ᮪ |᮱᮱|.|᮰᮰|.

ᮒᮊ᮪ ᮍᮔ᮪ ᮙᮤᮔᮀᮊ ᮕᮅᮓ᮪ ᮞᮁᮒ ᮒ᮪ᮊ᮪, ᮛ᮪.ᮃ. ᮊᮥᮙ᮪ᮘᮀ ᮊᮨᮎᮤᮜ᮪ ᮇᮌᮨ ᮓᮤᮏᮓᮤᮊᮩᮔ᮪ ᮙᮤᮔᮀᮊ ᮒ᮪ᮕ᮪ᮋ᮪ ᮓᮤ ᮞᮧᮔ᮪ᮒᮨᮔ᮪ ᮓᮤᮔ᮪ᮒᮨᮔ᮪, ᮞᮁᮒ ᮙᮤᮔᮀᮊ ᮒᮨᮙ᮪ᮕᮒ᮪ ᮜᮨᮞ᮪ ᮔᮜᮤᮊ ᮄᮀᮌᮢᮤᮞ᮪ ᮓᮤ ᮞᮘᮘᮛᮠ ᮓᮤᮔ᮪ᮒᮨᮔ᮪ ᮔᮥ ᮒᮀᮒᮥ. ᮃᮒᮧᮞ᮪ ᮞᮩᮉᮁ ᮛᮨᮞᮨᮕ᮪ ᮞᮥᮞᮂ ᮃᮔᮥ ᮄᮘᮥ ᮃᮔ᮪ᮓᮤ ᮛᮞᮊᮩᮔ᮪ ᮞᮛᮨᮀ ᮒᮤᮙ᮪ ᮕᮨᮍᮏᮁᮑ, ᮊᮈᮒᮀ ᮃᮒᮧᮞ᮪ |᮱᮳| ᮝᮁᮞᮤᮂ ᮞᮕᮢᮊ᮪ ᮙᮤᮙᮤᮒᮤ ᮓᮤᮓᮤᮛᮤᮊᮩᮔ᮪. ᮠᮛᮨᮕᮔ᮪ ᮄᮘᮥ ᮃᮔ᮪ᮓᮤ ᮒᮤᮔᮀᮒᮥ ᮠᮨᮔ᮪ᮒᮩ ᮓᮥᮌᮤ ᮓᮤ ᮓᮤᮉ ᮝᮈ, ᮃᮔ᮪ᮏᮩᮔ᮪ᮔ ᮇᮌᮨ ᮙᮨᮛᮨᮔ᮪ᮎᮔᮊᮩᮔ᮪ ᮊᮀᮌᮧ ᮍᮝᮍᮥᮔ᮪ ᮞ᮪ᮓ᮪ ᮜᮙᮥᮔ᮪ ᮓᮤᮘᮤᮊᮩᮔ᮪ ᮛᮨᮐᮨᮊᮤ ᮜᮀᮊᮥᮀ, ᮒᮨᮛᮞ᮪ ᮓᮥᮌᮤ ᮏᮨᮔ᮪ᮏᮀ-ᮏᮨᮔ᮪ᮏᮀ ᮃᮒᮤᮊᮔ᮪ ᮞᮒᮨᮛᮥᮞ᮪ᮔ.

ᮓᮤ ᮃᮠᮤᮁ ᮝᮝᮔ᮪ᮎᮛ, ᮄᮘᮥ ᮃᮔ᮪ᮓᮤ ᮔᮜᮒᮠᮔ᮪ ᮊ ᮅᮛᮀ ᮃᮔᮥ ᮃᮚᮩᮔ ᮙᮨᮍᮨᮑᮙ᮪ ᮊᮨᮔᮨᮂ ᮃᮒᮤᮊᮔ᮪ ᮓᮤ ᮞ᮪ᮙ ᮊᮀᮌᮧ ᮔᮥᮀᮒᮥᮒ᮪ ᮈᮜ᮪ᮙᮥ ᮊᮜᮝᮔ᮪-ᮕᮤᮞᮔ᮪, ᮕᮤᮞᮔ᮪ ᮞᮁᮒ ᮍᮠᮧᮔ᮪ᮒᮜ᮪ ᮄᮙ᮪ᮕᮨᮔ᮪ ᮅᮛᮀ ᮃᮔᮥ ᮕᮀ ᮜᮥᮠᮥᮁᮔ ᮞᮔᮇᮞ᮪. ᮃᮔ᮪ᮏᮩᮔ᮪ᮔ ᮔᮨᮌᮨᮞ᮪ᮊᮩᮔ᮪ ᮚᮨᮔ᮪ ᮃᮒᮤᮊᮔ᮪ ᮑᮈᮒ ᮓᮞᮁ ᮕᮓᮧᮙᮔ᮪ ᮠᮤᮛᮥᮕ᮪ ᮞᮁᮒ ᮞᮜᮂ ᮞᮠᮤᮏᮤ ᮎᮛ ᮊᮀᮌᮧ ᮍᮛᮧᮔ᮪ᮏᮒ᮪ᮊᮩᮔ᮪ ᮊᮥᮃᮜᮤᮒᮞ᮪ ᮠᮤᮛᮥᮕ᮪.

ᮒᮕᮊ᮪ ᮄᮔ᮪ᮞ᮪ᮕᮤᮛᮒᮤᮖ᮪ ᮓᮤ ᮛ᮪.ᮃ. ᮊᮥᮙ᮪ᮘᮀ ᮊᮨᮎᮤᮜ᮪ ᮠᮨᮔ᮪ᮒᮩ ᮍᮔ᮪ ᮔᮨᮙ᮪ᮕᮧᮊᮩᮔ᮪ ᮠᮤᮏᮤ ᮜᮜᮙ᮪ᮕᮠᮔ᮪ ᮄᮔ᮪ᮞ᮪ᮒᮤᮒᮥᮞᮤ ᮃᮒᮤᮊᮔ᮪, ᮔᮍᮤᮀ ᮇᮌᮨ ᮑᮘᮊ᮪ ᮄᮔ᮪ᮒᮤ ᮒᮤ ᮕᮨᮔ᮪ᮒᮤᮀᮔ ᮃᮒᮤᮊᮔ᮪ ᮞᮨᮓᮛᮤ ᮓᮤᮔᮤ. ᮍᮜᮤᮝᮒᮔ᮪ ᮓᮨᮓᮤᮊᮞᮤ ᮞᮁᮒ ᮄᮔᮧᮗᮞᮤ ᮓᮤᮔ ᮙᮤᮊᮩᮔ᮪ ᮕᮨᮙ᮪ᮘᮨᮜᮏᮛᮔ᮪ ᮊ ᮃᮔᮊ᮪-ᮃᮔᮊ᮪ ᮅᮙᮥᮁ ᮓᮤᮔᮤ, ᮛ᮪.ᮃ. ᮊᮥᮙ᮪ᮘᮀ ᮊᮨᮎᮤᮜ᮪ ᮙᮨᮔ᮪ᮎᮨᮁᮙᮤᮔ᮪ᮊᮩᮔ᮪ ᮅᮁᮌᮨᮔ᮪ᮞᮤ ᮃᮒᮤᮊᮔ᮪ ᮙᮤᮙᮤᮒᮤ ᮙᮤᮔᮀᮊ ᮖᮧᮔ᮪ᮓᮞᮤ ᮕᮨᮙ᮪ᮘᮨᮔ᮪ᮒᮥᮊᮔ᮪ ᮞᮤᮕᮒ᮪ ᮞᮁᮒ ᮕᮧᮒᮨᮔ᮪ᮞᮤ ᮃᮔᮊ᮪. ᮎᮛᮤᮒ ᮜᮜᮙ᮪ᮕᮠᮔ᮪ ᮄᮉ ᮍᮌᮙ᮪ᮘᮁᮊᮩᮔ᮪ ᮊᮥᮙᮠ ᮄᮔ᮪ᮗᮨᮞ᮪ᮒᮞᮤ ᮓᮤᮔ ᮙᮀᮞ-ᮙᮀᮞ ᮖᮧᮁᮙᮒᮤᮖ᮪ ᮄᮉ ᮒᮤᮃᮞ ᮙᮥᮊ ᮕᮔ᮪ᮒᮧ ᮊᮞᮨᮙ᮪ᮕᮨᮒᮔ᮪ ᮜᮀᮊᮥᮀ ᮜᮨᮌ, ᮑᮤᮕ᮪ᮒᮊᮩᮔ᮪ ᮄᮔ᮪ᮓᮤᮗᮤᮓᮥ ᮃᮔᮥ ᮠᮨᮔ᮪ᮒᮩ ᮍᮔ᮪ ᮎᮜᮊᮔ᮪ ᮞᮎᮛ ᮃᮊᮓᮨᮙᮤᮞ᮪,ᮔᮍᮤᮀ ᮇᮌᮨ ᮍᮘᮧᮌᮃᮔ᮪ ᮊᮨᮒᮨᮛᮙ᮪ᮕᮤᮜᮔ᮪ ᮞᮧᮞᮤᮃᮜ᮪ ᮞᮁᮒ ᮈᮙᮧᮞᮤᮇᮔᮜ᮪ ᮃᮔᮥ ᮊᮤᮃᮒ᮪. ᮊᮥ ᮊᮤᮒᮥᮔ, ᮙᮨᮜᮤᮘᮒ᮪ᮊᮩᮔ᮪ ᮃᮔᮊ᮪-ᮃᮔᮊ᮪ ᮓᮤᮔ ᮃᮒᮤᮊᮔ᮪ ᮞᮨᮓᮛᮤ ᮓᮤᮔᮤ,ᮞᮊᮥᮙᮠ ᮃᮔᮥ ᮒᮨᮁᮎᮨᮁᮙᮤᮔ᮪ ᮒᮤ ᮒᮕᮊ᮪ ᮄᮔ᮪ᮞ᮪ᮕᮤᮛᮒᮤᮖ᮪ ᮛ᮪.ᮃ. ᮊᮥᮙ᮪ᮘᮀ ᮊᮨᮎᮤᮜ᮪, ᮘᮛᮧᮘᮂ ᮊᮃᮚᮃᮔ᮪ ᮜᮨᮀᮊᮂ ᮃᮔᮥ ᮒᮊ᮪ ᮒᮨᮛᮨᮜᮊ᮪ᮊᮔ᮪ ᮊᮀᮌᮧ ᮍᮝᮍᮥᮔ᮪ ᮕᮤᮊᮠᮛᮩᮕᮩᮔ᮪ ᮃᮔᮥ ᮘᮨᮁᮓ ᮚ ᮞᮄᮀ ᮞᮁᮒ ᮘᮨᮛᮤᮔ᮪ᮒᮨᮌᮢᮤᮒᮞ᮪.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun