PENDAHULUAN
Pada zaman sekarang ini bangsa Eropa mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini tentu tidak lepas dari sejarah-sejarah yang telah tertulis. Sangat panjang sejarah yang dilewati untuk bisa menjadi bangsa yang maju seperti sekarang ini.
Salah satu hal yang tak terpisahkan adalah faktor dari adanya Filsafat. Apa itu filsafat? Filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia, philo yang berarti cinta dalam arti yang luas, yaitu ingin dan karena itu lalu berusaha mencapai yang diinginkan itu; sophia artinya kebijakan dalam arti pandai, pengertian yang mendalam, cinta pada kebijakan. filsafat merupakan  sistem kebenaran tentang segala sesuatu yang dipersoalkan sebagai hasil dari berpikir secara radikal, sistematis dan universal (Gazalba, 1992).
Mengapa filsafat disebut sebagai faktor utama dalam kemajuan peradaban? Hal ini dikarenakan filsafat memiliki nilai yang sangat tinggi pada peradaban. Kemajuan peradaban terjadi karena adanya para filsuf yang melopori munculnya penemuan-penemuan baru dalam berbagai bidang. Mulai dari pengetahuan, politik, ekonomi, teknologi dll.
Seperti halnya pada bangsa Eropa, berkat adanya filsafat banyak bermunculan pemikiran-pemikiran baru yang dapat mendorong bangsa tersebut menjadi bangsa yang maju hingga sekarang ini. Namun, dalam sejarah bangsa Eropa sendiri, terlepas dari zaman sekarang, pada zaman dahulu pun bangsa Eropa sempat mengalami zaman kegelapan atau yang disebut dengan Dark Age.
PEMBAHASAN
Awal Mula Adanya Era Kegelapan (Dark Age) Bangsa EropaÂ
Dalam sejarah, bangsa Eropa mengalami tiga peradaban yakni abad Klasik, abad Pertengahan dan abad Rennaisance. Adanya era kegelapan pada bangsa Eropa yaitu terjadi pada abad pertengahan. Abad inilah yang disebut sebagai abad kegelapan (Dark Age).
Abad pertengahan ini  diawali saat runtuhnya kekasairan Romawi Timur karena kebangkitan agama Kristen. Agama kristen tampil sebagai kekuatan politik serta emansipasi dari berbagai bangsa di Benua Eropa. Agama Kristen dijadikan sebagai agama negara dalam Kekaisaran Romawi (Timur) oleh Kaisar Theodosius I pada tahun 391 M (Ramon, 2020).Â
Oleh karena itu, dalam kekaisaran Romawi, agama Kristen menjadi kekuatan politik dan memperoleh peluang penuh untuk menentukan jalan hidup manusia sebagai individu maupun sebagai warga negara. Disinilah awal mula Gereja mendominasi dan filsafat mulai surut begitu saja.
Adanya dominasi gereja ini menjadi semakin lekat sehingga akhirnya menyurutkan kewibawaan politik dan kekaisaran itu sendiri. Kekaisaran menolak dengan tegas mengenai adanya pemikiran Filsafat dan menuntut dengan keras agar menjalankan kehidupan dan kebangsaan dengan menganut pada ketuhanan saja.Â
Sejak saat inilah para filsuf di peradaban abad pertengahan mengurung diri dan ilmu Filsafat menjadi larangan keras hingga menganggap bahwa ilmu filsafat merupakan ilmu sihir yang mampu menjauhkan manusia dari Tuhannya. Karena adanya ketidakseimbangan antara agama dan filsafat ini, bangsa Eropa mengalami kemunduran. Pada masa inilah disebt sebagai masa "Dark Age" atau masa kegelapan
Dampak Ditinggalkannya Filsafat oleh Bangsa  Eropa.
Sebagaimana yang tercatat oleh sejarawan, Bangsa Eropa mengalami masa kegelapan (The Dark Agesyang) kurang lebih selama 8 abad 476 M -- 1300 M, (Sumanto, 2017).Â
Perjalanan filsafat di abad pertengahan nyaris terhenti akibat adanya monopoli dogma-dogma Gereja. Karena adanaya dominasi Gereja mengakibatkan ilmu pengetahuan dan sains yang telah berkembang pada masa klasik mulai hilang.
Pada masa ini manusia tak lagi memiliki wewenang untuk mengutarakan argumennya dan sama sekali tidak memiliki kebebasan dalam mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya.Â
Para ahli filsuf pada saat ini juga tidak memilki kuasa untuk mengembangkan ilmu-ilmu yang telah dipelajari dari para filsuf terdahulu. Akibatnya pada abad pertengahan ini tidak ada kegiatan dalam bidang keilmuan yang ada hanyalah perkembangan agama (teologi) Â saja.
Terlalu fokusnya pada bidang teologi ini mengakibatkan perkembangan IPTEK tak lagi berjalan. Berpacu pada agama saja, tidak dibarengi dengan pemikiran membuat segala hal mengalami penghambatan. Bukan hanya dalam bidang pengetahuan saja yang terhambat, melainkan dari bidang politik dan ekonomi pun mengalami penghambatan karena tidak adanya lagi inovasi-inovasi yang muncul.
PENUTUP
Adanya fanatisme yang berlebihan pada agama dan menutup rapat-rapat jalan Filsafat mengakibatkan manusia berada dalam kehidupan yang tidak seimbang.Â
Adanya dominasi gereja yang awal mula tujuannya adalah membimbing umat manusia ke arah hidup yang saleh tetapi disisi lain adanya kekangan terhadap pemikiran dan kebebasan manusia  mengakibatkan adanya sebuah keterbatasan untuk mengeksplor diri. Sehingga, manusia bukan lagi menjadi makhluk yang mempunyai perasaan, pikiran, keinginan, dan cita-cita untuk menentukan masa depannya sendiri namun hanya sebatas pionir-pionir dalam kehidupan saja.
Untuk itulah mengapa dalam kehidupan harus ada keseimbangan dalam hal apapun. Agama dan dunia merupakan dua hal yang wajib dipelajari dan dikembangkan. Jika tidak ada keseimbangan antara keduanya, maka hanya akan mengakibatkan berat sebelah yang artinya hanya ada kesesatan didalamnya (Hidayatullah, 2006).
DAFTAR PUSTAKA
Gazalba, S. (1992). Sistematika Filsafat. Bulan Bintang. Jakarta.
Hidayatullah, S. (2006). Relasi Filsafat dan Agama (Perspektif Islam). Jurnal Filsafat, 16(2), 128--148. doi.org
Ramon, T. (2020). PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU PADA ABAD PERTENGAHAN (Tinjauan terhadap Periode Skolastik Kristen dan Skolastik Islam). Toward a Media History of Documents, 12--26.
Sumanto, E. (2017). Pemikiran Filsafat Politik (Studi Komperatif Al-Farabi dengan Thomas Aquinas). El - Afkar, 6, 1--12.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI