Terkait dengan ayat ini juga terdapat doa Nabi Ayyub yang dapat diamalkan bagi seseorang yang menderita suatu penyakit. Nabi Ayyub menyampaikan keluhan beliau dengan sangat singkat dalam doanya. Sebagaimana doanya terdapat dalam surah Shad ayat 41 sebagaimana disebutkan diatas, dan surah Al-Anbiya': 83
Artinya: dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang".
Dalam Tafsir Al-Misbah karya Quraish Shihab, dijelaskan bahwa Nabi Ayyub AS tidak menggerutu atau menyalahkan Allah atas apa yang menimpa dirinya, melainkan menganggapnya sebagai cobaan dari setan. Meskipun pengalaman yang beliau alami sangat berat, seperti yang diisyaratkan oleh penggunaan kata nakirah pada istilah () dan (), beliau menyatakan kondisi tersebut dengan kata (), yang berarti "aku telah disentuh" bukan "ditimpa". Al-Maraghi juga menjelaskan dalam doa tersebut Ayyub AS tidak secara tegas menjelaskan permintaannya kepada Allah Swt, padahal diantara makna doa adalah permintaan.
Diantara nilai-nilai kesabaran yang dapat dipetik dalam kisah Nabi ayyub AS yaitu:Â
- Keteguhan hati dalam iman
- Kesabaran yang tiada batas
- Konsisten berdoa kepada Allah Swt
- Bertawakkal dan berserah diri hanya kepada Allah Swt
- Kepasrahan dan tidak menyalahkan takdirÂ
- Senantiasa bersyukur atas nikmat yang Allah berikan
- Berharap dan selalu berprasangka baik atas semua yang terjadi
Kisah Nabi Ayyub AS dalam al-Qur'an sangat relevan dengan kondisi zaman sekarang, di mana banyak orang kehilangan kesabaran dan cenderung putus asa menghadapi cobaan. Cobaan tersebut memang diberikan kepada setiap manusia di dunia untuk menguji keimanannya.
Hal ini dapat dibuktikan dengan maraknya kasus bunuh diri ketika nikmat kesehatan, harta, keluarga di uji oleh Allah, Banyak orang yang menjadi pembunuh ketika merasa dirugikan, menjadi stres (gangguan kejiwaan) karena kehilangan harta dan jabatan, banyak pula orang tua yang stres bahkan sampai bunuh diri ketika kehilangan anak dan orang-orang yang disayanginya, dan lain sebagainya.
Kisah Nabi Ayyub AS berfungsi sebagai ibrah (teladan) untuk mendidik kita agar selalu taat kepada Allah Swt. Dari ketaatan ini, kita dapat melewati setiap ujian dalam kehidupan dengan karakter sabar yang telah tertanam dalam diri kita. Ujian tersebut bisa berupa kesulitan maupun kesenangan, yang mengharuskan kita untuk bersyukur dan tidak melupakan nikmat yang Allah berikan. Dengan cara ini, kita dapat lebih dekat kepada Allah Swt, memperbanyak ibadah, dan berdzikir kepada-Nya. Sehingga kita mendapat balasan kebaikan, kasih sayang, perlindungan, serta kenikmatan yang berlipat ganda, yang merupakan kepastian nyata bagi orang-orang beriman, seperti yang dialami oleh Nabi Ayyub AS.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H