Konsep Sabar dalam Al-Qur'an dan Implikasinya terhadap Pendidikan Karakter (Analisis Kisah Nabi Ayyub AS).
Nabi Ayyub AS termasuk dalam kelompok nabi Bani Israil dan merupakan sosok yang terpilih. Allah Swt menyebutnya dalam al-Qur'an dan memuji kesabaran serta kemuliaan beliau dalam menghadapi cobaan. Hingga dalam al-Qur'an nama beliau disebutkan sebanyak empat kali, yaitu 1) Dalam surah an-Nisa': 168, 2) surah al-An'am: 84, 3) surah al-Anbiya': 83-84, 4) surat Shad: 41-44. Kisah kesabaran Nabi Ayyub AS lebih detail diceritakan dalam Surah Shad: 41-44. Allah mengujinya dengan mengambil anak, keluarga, dan harta, serta memberikan penyakit yang menggerogoti tubuhnya selama kurang lebih 18 tahun.sebagaimana berikut:
(41) (42) (43) (44) Â
Artinya: Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhannya, "Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan."(Allah berfirman), "Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum." Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran. Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya).
Sebelum diuji oleh Allah Swt dengan kemiskinan dan penyakit, Nabi Ayyub AS adalah sosok yang kaya raya, dengan harta melimpah dan jumlah ternak yang tak terhitung. Meskipun menikmati segala kemewahan dunia, beliau tetap tekun dalam beribadah. Nikmat dan kesenangan yang diterimanya tidak membuatnya melupakan Allah Swt dan kekayaannya tidak menjadikannya sombong atau angkuh. Sebaliknya, beliau senantiasa berbuat kebajikan dan suka menolong orang yang menderita, terutama kaum fakir miskin. Selain itu, Nabi Ayyub AS dikenal sebagai pribadi yang sabar dan rendah hati.
Para malaikat mengagumi dan menyayangi ketaatan serta keikhlasan Nabi Ayyub AS dalam beribadah kepada Allah Swt. Namun iblis merasa marah, cemburu, dan iri, sehingga berusaha menjatuhkan Nabi Ayyub AS agar menjadi tidak sabar dan celaka. Ia mencoba menggoda Nabi Ayyub AS agar tersesat dan tidak bersyukur kepada Allah Swt tetapi semua usaha Iblis tersebut gagal.
Iblis kemudian meminta izin kepada Allah Swt untuk menghilangkan semua harta yang dimiliki Nabi Ayyub AS dengan anggapan bahwa Nabi Ayyub AS hanya takut kehilangan kenikmatan yang telah diberikan. Menurut Iblis, semua ibadah Nabi Ayyub AS tidak tulus dan tidak didasari oleh cinta kepada Allah Swt Iblis berpendapat bahwa jika Nabi Ayyub AS mengalami musibah dan kehilangan harta, anak-anak, serta istrinya, kemudian lagi iblis Iblis pun membinasakan semua hewan ternak dan lahan pertanian yang dimilikinya untuk menghancurkan keimanan Nabi Ayyub AS karena belum tentu beliau akan tetap taat dan ikhlas dalam menyembah Allah Swt ditngan ujian yang sangat banyak. Namun, semua usaha Iblis gagal, karena Nabi Ayyub AS meyakini bahwa harta dan segala yang dimiliki adalah titipan dari Allah Swt yang sewaktu-waktu dapat diambil kembali.
Nabi Ayyub AS tetap teguh dan semakin rajin beribadah kepada Allah Swt Usaha Iblis untuk menghancurkan keluarganya dengan menyebabkan kematian semua anaknya juga gagal. Iblis kemudian menyebarkan penyakit ke seluruh tubuh Nabi Ayyub AS kecuali di hati dan lisannya. Meskipun menderita, beliau terus berdzikir dan bertasbih kepada Allah Swt siang dan malam, pagi dan sore.
Akhirnya, akibat penyakit yang dideritanya, seluruh teman Nabi Ayyub AS pergi karena merasa jijik dan memperolok-oloknya. Selain ditinggal oleh para sahabatnya, semua istrinya juga meninggalkan Nabi Ayyub AS kecuali Rahmah. Iblis tidak menerima keimanan Nabi Ayyub AS yang tetap teguh beribadah kepada Allah Swt. Ia pun menggoda istri Nabi Ayyub AS yang masih setia, sehingga sang istri mulai berkeluh kesah tentang keadaan suaminya. Mendengar hal itu, Nabi Ayyub AS marah dan bernadzar untuk memukul istrinya seratus kali.
Namun, melihat ketabahan dan kesabaran Nabi Ayyub AS yang luar biasa, Allah Swt menyembuhkan penyakitnya dengan memerintahkan beliau untuk minum dan mandi dari air yang memancar dari kakinya. Akhirnya, seluruh penyakit yang diderita Nabi Ayyub AS sembuh, dan kulitnya kembali bersih seperti sebelumnya. Maha Besar Allah Swt dengan kuasa-Nya.
Setelah Allah menguji Nabi Ayyub AS hingga mencapai derajat yang tinggi dan keridhaan-Nya, Allah memberinya ilham untuk sebuah doa yang mustajab. Doa tersebut mencerminkan kelemahan dan kepedihannya, serta ketergantungannya hanya kepada Allah Swt. Kemudian, Allah menyembuhkan penyakitnya dan mengembalikan seluruh keluarga serta hartanya. Berkat kesabaran dan keteguhan imannya, segala yang hilang kembali dikembalikan oleh Allah Swt, termasuk harta yang melimpah. Kemudian dari Rahmah, Nabi Ayyub AS dikaruniai seorang anak bernama Basyar, yang merupakan Nabi Dzulkifli AS.
 Terkait dengan ayat ini juga terdapat doa Nabi Ayyub yang dapat diamalkan bagi seseorang yang menderita suatu penyakit. Nabi Ayyub menyampaikan keluhan beliau dengan sangat singkat dalam doanya. Sebagaimana doanya terdapat dalam surah Shad ayat 41 sebagaimana disebutkan diatas, dan surah Al-Anbiya': 83
Artinya: dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang".
Dalam Tafsir Al-Misbah karya Quraish Shihab, dijelaskan bahwa Nabi Ayyub AS tidak menggerutu atau menyalahkan Allah atas apa yang menimpa dirinya, melainkan menganggapnya sebagai cobaan dari setan. Meskipun pengalaman yang beliau alami sangat berat, seperti yang diisyaratkan oleh penggunaan kata nakirah pada istilah () dan (), beliau menyatakan kondisi tersebut dengan kata (), yang berarti "aku telah disentuh" bukan "ditimpa". Al-Maraghi juga menjelaskan dalam doa tersebut Ayyub AS tidak secara tegas menjelaskan permintaannya kepada Allah Swt, padahal diantara makna doa adalah permintaan.
Diantara nilai-nilai kesabaran yang dapat dipetik dalam kisah Nabi ayyub AS yaitu:Â
- Keteguhan hati dalam iman
- Kesabaran yang tiada batas
- Konsisten berdoa kepada Allah Swt
- Bertawakkal dan berserah diri hanya kepada Allah Swt
- Kepasrahan dan tidak menyalahkan takdirÂ
- Senantiasa bersyukur atas nikmat yang Allah berikan
- Berharap dan selalu berprasangka baik atas semua yang terjadi
Kisah Nabi Ayyub AS dalam al-Qur'an sangat relevan dengan kondisi zaman sekarang, di mana banyak orang kehilangan kesabaran dan cenderung putus asa menghadapi cobaan. Cobaan tersebut memang diberikan kepada setiap manusia di dunia untuk menguji keimanannya.
Hal ini dapat dibuktikan dengan maraknya kasus bunuh diri ketika nikmat kesehatan, harta, keluarga di uji oleh Allah, Banyak orang yang menjadi pembunuh ketika merasa dirugikan, menjadi stres (gangguan kejiwaan) karena kehilangan harta dan jabatan, banyak pula orang tua yang stres bahkan sampai bunuh diri ketika kehilangan anak dan orang-orang yang disayanginya, dan lain sebagainya.
Kisah Nabi Ayyub AS berfungsi sebagai ibrah (teladan) untuk mendidik kita agar selalu taat kepada Allah Swt. Dari ketaatan ini, kita dapat melewati setiap ujian dalam kehidupan dengan karakter sabar yang telah tertanam dalam diri kita. Ujian tersebut bisa berupa kesulitan maupun kesenangan, yang mengharuskan kita untuk bersyukur dan tidak melupakan nikmat yang Allah berikan. Dengan cara ini, kita dapat lebih dekat kepada Allah Swt, memperbanyak ibadah, dan berdzikir kepada-Nya. Sehingga kita mendapat balasan kebaikan, kasih sayang, perlindungan, serta kenikmatan yang berlipat ganda, yang merupakan kepastian nyata bagi orang-orang beriman, seperti yang dialami oleh Nabi Ayyub AS.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H