Mohon tunggu...
Zuriel Boy
Zuriel Boy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Zuriel Elchanan Shemuel Yesyurun

Mahasiswa Aktif Universitas Bakrie Program Studi Ilmu Politik - Hubungan Internasional 23

Selanjutnya

Tutup

Politik

Senjata Rahasia, Etnis dan Agama dalam Arena Politik Identitas Pemilu 2024

6 November 2024   17:00 Diperbarui: 6 November 2024   17:27 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) sudah di depan mata, dan suasana politik di Indonesia kian hari semakin memanas. Tinggal beberapa hari lagi, para calon kepala daerah harus berlomba dengan sengit untuk mendapatkan suara dari masyarakat yang beragam.

Di tengah kompetisi ini Jurus-jurus kampanye mereka mulai dipenuhi dengan nuansa politik identitas yang tak terhindarkan. Agama dan etnisitas sudah bukan sekedar latar belakang, tetapi telah menjadi senjata rahasia dalam menarik simpati dan dukungan warga.

Dalam kompetisi yang penuh intrik ini, bagaimana jurus pamungkas yang berkaitan dengan etnis dan agama dapat menarik hati masyarakat?

Apa Itu Politik Identitas ?

Saat ini istilah Politik Identitas sedang populer, khususnya menjelang Pilkada 2024. Melansir dari website (kesbang.jogjakota) Politik Identitas adalah kegiatan politik yang berdasarkan identitas individu baik dari etnis, ras, suku, hingga agama.

Fenomena ini sering muncul dalam bentuk pengumpulan massa yang menekankan kesamaan identitas, sehingga menciptakan ikatan solidaritas yang kuat di antara kelompok-kelompok tertentu.

Politik Identitas sudah memiliki sejarah yang sangat panjang di Indonesia, dimana masyarakat yang beragam seringkali dijebak dengan praktik praktik politik yang mengeksploitasi perbedaan di Indonesia. Banyak kasus dimana Politik Identitas digunakan oleh para politisi untuk menarik dukungan dengan memberikan isu isu sensitif yang berkaitan dengan kelompok tertentu. 

Politik Identitas dapat berdampak buruk bagi kehidupan politik, karena dapat memicu terjadinya peningkatan Polarisasi sosial di mana masyarakat terbagi ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah berdasarkan identitas mereka, dan hal ini dapat menimbulkan Diskriminasi terhadap kelompok tertentu,menciptakan ketegangan dan konflik dalam masyarakat.

Namun bukan hanya itu saja, penggunaan politik identitas juga berdampak pada kebodohan dalam memilih dimana pemilih cenderung akan mengabaikan kualitas calon, dan dengan mudah terpengaruh oleh emosi dan sentimen kelompok, alih-alih mengambil keputusan berdasarkan rasionalitas. Banyak kasus dimana pemilih yang terjebak dalam politik identitas tidak sepenuhnya sadar akan konsekuensi dari pilihan mereka, yang dapat berujung pada pengambilan keputusan berdasarkan emosi, dan bukan rasional.

Bagaimana Politik Identitas bekerja menarik hati masyarakat ? 

Politik identitas sudah lama menjadi senjata pamungkas dalam kontestasi politik dikarenakan dapat dengan gampangnya menciptakan ikatan emosional, dan solidaritas yang kuat antara calon gubernur dan pemilih. Kesamaan etnis dan agama seringkali digunakan untuk membangun narasi yang menyentuh hati masyarakat. contohnya, calon gubernur yang berasal dari etnis atau agama yang sama dengan mayoritas pemilihnya dapat dengan mudah mendapatkan dukungan, karena terdapat rasa solidaritas dan saling memahami.

Politik identitas juga dapat bekerja melalui ( echo chambers ), di mana pemilih hanya terpapar pada pandangan dan informasi yang sejalan dengan keyakinan mereka sendiri, dan pemilih cenderung mengabaikan atau membantah pandangan yang berbeda, yang pada akhirnya memperkuat keyakinan terhadap calon yang mereka dukung.

Media sosial menjadi tempat yang paling mudah bagi echo chambers ini, di mana media sosial menyajikan konten yang sesuai dengan yang diinginkan tanpa mengetahui benar atau salahnya. Masyarakat cenderung akan terjebak dalam pandangan yang sempit, dan sulit untuk melihat secara luas.

Dalam konteks pemilu, bisa diindikasikan bahwa keputusan pemilih yang terjebak dalam taktik Politik Identitas akan menjadi lebih emosional dan kurang rasional dalam memilih. Di samping itu, ketidakmauan untuk mendengarkan pandangan yang berbeda dapat memperburuk cara berpikir pemilih, yang dapat menciptakan lingkungan politik yang semakin berbahaya dan tidak stabil.

Dampak Jangka Panjang Politik Identitas

Dampak politik identitas tidak hanya berdampak saat pemilu, namun juga bisa memengaruhi hubungan antar sesama dalam jangka panjang. Masyarakat  menjadi terpecah berdasarkan identitas, dapat menyebabkan konflik sosial yang lebih besar, yang tidak hanya merugikan individu tetapi juga berdampak buruk bagi kesatuan negara.

Dalam jangka panjang Politik identitas juga dapat membuat orang merasa tidak puas terhadap pemerintah, terutama bagi mereka yang merasa minoritas. Kelompok yang merasa kurang terwakili bisa merasa diabaikan, hal ini dapat menyebabkan mereka kehilangan kepercayaan terhadap institusi politik dan pemerintah. 

Solusi Agar Tidak Terjebak Pada Taktik Politik Identitas

Untuk menghindari jebakan politik identitas, pastinya kita harus menjadi pemilih yang bijak dan cerdas.

Pemilih harus bijak dalam memilah informasi dari berbagai sumber sebelum membuat keputusan. Di era informasi yang cepat ini, akses terhadap informasi sudah sangat luas, tapi tidak semua informasi tersebut benar dan akurat. Karena itu, penting bagi kita untuk mengecek kembali faktanya dan melihat dari berbagai sumber untuk mendapatkan informasi secara utuh tentang calon dan kebijakan yang mereka tawarkan.

Pemilih juga harus cerdas dalam menilai secara objektif calon dan kebijakan secara dalam. Memberikan penilaian atau pendapat terhadap kinerja calon, program-program yang ditawarkan apakah sesuai dengan kebutuhan atau tidak.

Sebagai pemilih yang bijak, sudah menjadi kewajiban kita untuk aktif dalam kegiatan politik. Seperti diskusi, debat, yang dapat membantu kita memperluas pandangan. Dengan aktif dalam kegiatan politik, kita bukan sekedar memperluas pengetahuan, namun juga membantu menciptakan demokrasi yang lebih baik lagi.

Menciptakan Pilkada yang Sehat

Ayo bersama kita ciptakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang Baik. Setiap langkah kecil yang kita lakukan sebagai pemilih, dapat berdampak besar bagi i masa depan masyarakat. 

Dengan menjadi pemilih yang bijak dan cerdas, kita dapat membantu membangun politik yang lebih baik, di mana kualitas calon dan kebijakan menjadi pertimbangan utama, dan bukan semata-mata kesamaan identitas. 

Selamat memilih! Mari gunakan hak suara dengan bijaksana demi masa depan yang lebih cerah. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun