Sementara bagi pemuda nasrani, kursus pra nikah tampaknya telah berjalan dengan baik yang diselenggarakan di gereja.
Saya berharap, pada kursus pra nikah juga memasukkan materi pengasuhan yang baik bagi anak. Tidak boleh ada sedikit pun kekerasan pada anak. Satu bentakan pada anak mampu membunuh satu miliar sel otak siap tumbuh. Satu cubitan, pukulan atau jeweran mampu membunuh lebih dari 10 miliar sel otak.
Buat para suami yang muslim, sadarilah bahwa manusia yang terbaik adalah yang paling baik akhlaknya terhadap istrinya. Ini sesuai dengan hadist Nabi:
“Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi istrinya dan aku adalah orang yang terbaik di antara kalian terhadap istriku” (HR At-Thirmidzi no 3895 dari hadits Aisyah dan Ibnu Majah no 1977 dari hadits Ibnu Abbas dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani (lihat As-Shahihah no 285))
Orang yang imannya paling sempurna diantara kaum mukminin adalah orang yang paling bagus akhlaknya di antara mereka, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istri-istrinya”. (HR At-Thirmidzi no 1162 dari hadits Abu Hurairah dan Ibnu Majah no 1987 dari hadits Abdullah bin ‘Amr, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani (lihat As-Shahihah no 284)
Buat para orang tua, mari kita perlakukan anak kita dengan penuh kasih sayang. Bagi umat muslim agar mendidik anak-anaknya sesuai dengan yang dicontohkan teladan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam terkenal sangat menyayangi anak-anak. Sebuah cuplikan kisah Rasul dengan anak-anak semoga menginspirasi kita semua:
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencium Al-Hasan bin ‘Ali, dan di sisi Nabi ada Al-Aqra’ bin Haabis At-Tamimiy yang sedang duduk. Maka Al-Aqro’ berkata, “Aku punya 10 orang anak, tidak seorangpun dari mereka yang pernah kucium”. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallampun melihat kepada Al-‘Aqro’ lalu beliau berkata, “Barangsiapa yang tidak merahmati/menyayangi maka ia tidak akan dirahmati.” (HR Al-Bukhari no 5997 dan Muslim no 2318)
Mari kita ubah potret keluarga Indonesia mejadi potret keluarga bahagia yang anti kekerasan. Mari mulai dari keluarga kita sendiri.
Referensi:
Fenomena Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak, BPS-Kemenag PP, 2006