Mohon tunggu...
Zuni Khusniyah
Zuni Khusniyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - peneliti

Zuni Khusniyah adalah seorang yang sedang belajar untuk menulis dengan baik. ia sangat menyukai hal" yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Paradigma Uang sebagai Flow Concept dalam Ekonomi Islam

11 Februari 2023   23:28 Diperbarui: 11 Februari 2023   23:31 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Artinya: Putarlah harta anak-anak yatim itu (dalam perdagangan) agar tidak berkurang untuk membayar zakat. HR. MALIK

Menurut Al Ghazali, Allah menjadikan uang sebagai kewajiban hakim dan mutawassith atau wasith. Oleh karena itu, segala penggunaan uang diluar itu dianggap kufur nikmat karena mereka menggunakan uang yang tidak bergantung pada fungsi yang telah Allah subhanahu wa ta'ala tetapkan. 

Uang sebagai wasith artinya uang digunakan sebagai alat tukar dalam transaksi. Oleh karena itu, dalam hal ini uang digunakan sebagai pengganti dalam sistem barter yang dianggap tidak efektif. Dimana uang sebagai hakim artinya uang digunakan sebagai takaran atau takaran penentu nilai. 

Contohnya adalah satu ekor sapi sama dengan lima ekor kambing, dan semacamnya. Artinya, bahkan dalam perekonomian barter, uang tetap diperlukan untuk mengukur nilai setiap barang dari kedua fungsi tersebut. Keberadaan uang sangat penting untuk menggerakkan sektor perekonomian masyarakat karena uang merupakan urat nadi perekonomian yang dapat menyebabkan keruntuhan ekonomi jika uang yang disalurkan untuk sektor riil berkurang. Dalam ilmu ekonomi klasik dikatakan bahwa uang tidak bertindak secara langsung. Namun, jika uang tersebut digunakan untuk membeli barang, produk tersebut akan memberikan nilai kegunaan.

Menurut Al Ghazali, uang tidak diperlukan untuk uang itu sendiri, oleh karena itu uang bukanlah suatu komoditas, sehingga tidak dapat diperjualbelikan dengan harga tertentu. Dalam beberapa hadits Nabi SAW, kita dapat melihat bahwa peran uang adalah hal yang paling utama. Dalam teori Ekonomi Islam contohnya adalah ketika suatu hari Bilal bin Rabbah sang sahabat ingin menukar dua karung kurma yang buruk dengan satu karung kurma yang baik, Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda bahwa hal itu tidak diperbolehkan. Jadi, cara meyakinkan barter tersebut adalah menjual kurma yang buruk terlebih dahulu dan kemudian membeli kurma yang baik dengan uang. Menurut Rasulullah SAW. Setiap kurma memiliki harga tersendiri. Oleh karena itu, sangat naif jika dikatakan bahwa dalam teori Ekonomi Islam tidak ada konsep uang.
Allah sendiri mengingatkan hambanya untuk  selalu mensyukuri segala sesuatu yang diberikan kepada kita dengan demikian memperingatkan kita tentang adzab yang pedih jika kufur terhadap nikmatNya.

Artinya: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat. (Q.S Ibrahim:7)

Menurut para ulama, arti syukur adalah menggunakan nikmat dan karunia Allah sebagaimana yang diperintahkannya, sehingga Allah menambah karunianya. Seseorang dapat dianggap sebagai orang yang bersyukur ketika dia menggunakan uang sesuai dengan fungsi yang dijelaskan oleh Allah SWT. yaitu sebagai alat tukar dan satuan oengukur nilai sehingga membuat sektor ekonomi bekerja dalam bentuk investasi nyata. Sebaliknya, mereka yang menggunakan uang di luar fungsi yang ditentukan maka dianggap sebagai orang yang kufur nikmat.

Fenomena perdagangan uang telah menyebabkan kelesuan ekonomi dan peberputarnya modal di kalangan orang kaya saja. Berapa banyak pengangguran yang seharusnya dipekerjakan? Berapa banyak perusahaan dan bisnis yang dapat dibangun? Berapa banyak potensi yang dapat diolah dengan semestinya? Namun, semua itu tidak terealisasi karena tidak ada aliran modal. Karena sebagian besar modal 95% hanya untuk permainan pasar. Di sinilah sektor keuangan akan bekerja terlalu cepat dan tidak benar-benar sesuai dengan wilayahnya. Itu sebabnya terjadi inflasi. 

Krisis ekonomi ditandai dengan lemahnya daya beli masyarakat, meningkatnya pengangguran dan kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Ini merupakan benar-benar bentuk adzab yang kita dapatkan di dunia karena manusia tidak mensyukuri nikmat dan karunia Allah. Sebagaimana diperingatkan dalam surat Ibrahim ayat 7, yaitu tidak menggunakan fungsi uang sebagaimana yang ditentukan oleh Allah SWT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun