Mohon tunggu...
Zuni Sukandar
Zuni Sukandar Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru SLB

Lahir di Magelang, 20 Mei 1971, SD-SMP di kota yang sama, S-1 di Jogjakarta, saat ini mengajar di SLB Maarif Muntilan sebagai guru tunanetra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kartu Anggota

19 April 2021   14:19 Diperbarui: 19 April 2021   14:22 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lima menit lagi, rombongan sampai ke pos kedua. Sonya kini mengatur strategi, mengambil posisi di barisan paling belakang. Sebenarnya maksud Sonya mengambil posisi itu hanya menjaga sahabat-sahabatnya agar terpantau dan tidak lagi merasa takut di sepanjang jalan yang dilewati.

Setelah hormat pada senior, rombongan pun mendapat tugas kedua. Waktu yang disediakan hanya sekitar lima menit, dan kerja sama semua anggota  kelompok sangat dibutuhkan. Tugas segera diberikan pada senior, dan tidak lupa memberikan hormat.

Senior memberikan penjelasan bahwa pada pos ketiga, semua peserta akan mendapatkan kartu anggota, namun harus memenuhi syarat tertentu, yaitu mencari kartu anggota masing-masing dengan mendoakan salah satu makam yang ada di depannya.

Ira seketika menjerit ketakutan saat mendengar dirinya harus masuk ke makam malam hari dalam kondisi gelap. Wajahnya berubah menjadi pucat. Sonya berusaha membujuk dan menenangkan sahabatnya.

"Tenang saja Ir, kita nanti kan bersama-sama masuk makamnya. Kita saling bantu untuk menemukan kartu anggota masing-masing."

Tangis Ira mulai pecah. Bayangan makam dan kegelapan sudah di depan mata. Ternyata tangis Ira pun disusul oleh Wati, Made dan Nia. Mereka berempat sesenggukan karena ketakutan.

"Sudah, aku menyerah saja, Nya. Nggak kuat hatiku, lagi pula takut masuk makam, nggak perlu kartu anggota-anggotaan," ujar Ira sesenggukan karena timbul rasa putus asa.

"He ... tenang saja. Kenapa sekarang jadi pada menyerah, sih. Jangan mudah putus asa, kita ini mampu, ayo tunjukkan kita dapat melalui semua rintangan, demi sebuah kartu anggota. Lagi pula senior itu hanya mengetes mental kita, seberapa kekuatan jiwa kita. Ayo jangan menyerah sebelum bertanding," kata Sonya berapi-api membangkitkan semangat sahabat-sahabatnya yang mulai kendor.

"Kita berdoa saja, Nya, memohon agar diberi keselamatan, duh pikiranku kok jadi galau banget, ya,"ucap Made yang sekarang jadi ikut-ikutan terpengaruh kondisi mental sahabatnya.

"Oke, sekarang kita pejamkan mata berdoa menurut keyakinan masing-masing dan mohon pertolongan-Nya, agar diberi keselamatan serta kelancaran dalam menjalankan tugas," ajak Sonya sambil merangkul keempat sabahatnya.

Setelah berdoa, kelima telapak tangan kanan mereka masing-masing disatukan dan membuat gerakan khusus untuk menyusun semangat baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun