Pria itu pun mengucapkan terima kasih dan minta diri setelah dirasa cukup. Saat menuju pintu keluar, kembali pria itu merasakan bau wangi mawar dari indra penciumannya, tapi tidak digubris. Segera mesin motor dinyalakan, dan berlalu melewati jalan yang sepi setelah rinai hujan membasahi kampung itu.
Sampai di rumah, pria itu pun segera mengambil air untuk minum obat. Keinginannya segera dapat beristirahat setelah minum obat dari dokter Adi.
Saat mengambil air minum, ditanya oleh salah satu anaknya.
"Dari mana, Pak, kok malam-malam?"
"Periksa ke dokter Adi. Rasanya nggak enak badan sejak tiga hari yang lalu."
Anaknya hanya termangu, merasa ada yang aneh dengan bapaknya. Dia membiarkan pikiran negatif berlalu dari benaknya. Namun terdorong rasa penasaran yang tiba-tiba muncul, maka dia beranikan diri bertanya pada bapaknya.
"Lo, ini kan hari libur. Kok dokter Adi nggak libur, Pak? Biasanya kan tanggal merah dan hari besar libur?"
Pria itu pun tampak kebingungan, tidak yakin dengan apa yang dikatakan anaknya. Dia melihat kalender yang terpampang di dinding. Diurutkannya beberapa tanggal dengan teliti.
"Oh, ya, sekarang kan hari Minggu, tapi kok tadi dokter Adi buka dan memeriksa?"
"Ah, Bapak, jangan-jangan, dia yang memeriksa bukan dokter Adi lho. Bapak periksa di mana sih?"
"Ya di rumah barunya, yang banyak benda antik itu."