Mohon tunggu...
Zuni Sukandar
Zuni Sukandar Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru SLB

Lahir di Magelang, 20 Mei 1971, SD-SMP di kota yang sama, S-1 di Jogjakarta, saat ini mengajar di SLB Maarif Muntilan sebagai guru tunanetra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Periksa Dokter di Rumah Baru

7 Maret 2021   13:36 Diperbarui: 7 Maret 2021   14:15 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dokter Adi merupakan salah satu dokter umum yang terkenal di kota kecil itu. Pasiennya selalu antre, mulai jam buka praktik sore, hingga malam hari. Pelayanannya selalu bagus dan ramah, membuat pasien selalu kembali padanya bila merasa ada keluhan sakit di badan. Banyak pasien yang merasa cocok dengan pelayanannya.

Saat ini, dokter Adi sedang membangun sebuah rumah. Di sekitar rumah baru yang dimiliki dokter Adi tersimpan beberapa benda kuno dan antik. Rumah tersebut terletak di pinggiran kampung dan berdekatan dengan rumpun bambu. Oleh dokter Adi, rumah itu sengaja belum digunakan sebagai tempat tinggal, karena menunggu sampai selesainya renovasi. Ada cerita cukup unik berkaitan dengan rumah baru itu.

Suatu malam, seorang laki-laki langganan dokter Adi mengeluhkan sakitnya. Dia pun bermaksud periksa ke dokter Adi. Di tengah jalan, dia mendapat informasi dari seseorang yang mengatakan bahwa dokter Adi sekarang buka praktik di rumah barunya. Bergegas pria tersebut menuju rumah baru milik dokter Adi.

Pintu gerbang rumah tersebut terbuka lebar. Segera pria itu masuk, memarkir sepeda motornya, dan bergegas ke dalam mejuju ruang praktik dokter Adi. Kedatangan pria itu disambut dokter Adi dengan ramah.

"Mari, Pak. Apa keluhannya?" sapa dokter Adi ramah seperti biasanya, setelah pria itu duduk di kursi kayu berhadapan dengan dokter muda tersebut.

Pria itu pun menyampaikan beberapa keluhan sakit di tubuhnya. Dokter itu pun memberikan isyarat agar pasiennya segera berbaring di tempat yang sudah disediakan. Aroma wangi melati pun menguar di ruang praktik tersebut.

Dokter Adi mengambil alat untuk memeriksa tekanan darah pasiennya.

Tanpa banyak tanya, pasien menuruti perintah dokter. Namun di hati terdalam banyak terselip tanya.

Kok tangannya terasa sangat dingin, batin pria tersebut ketika tidak sengaja menyenggol tangan dokter Adi.

Beberapa saat kemudian, dokter itu pun memberikan obat dan aturan pakainya.

"Ini, Pak, diminum teratur, ya, semoga lekas sembuh," kata dokter Adi sambil memberikan bungkusan obat.

Pria itu pun mengucapkan terima kasih dan minta diri setelah dirasa cukup. Saat menuju pintu keluar, kembali pria itu merasakan bau wangi mawar dari indra penciumannya, tapi tidak digubris. Segera mesin motor dinyalakan, dan berlalu melewati jalan yang sepi setelah rinai hujan membasahi kampung itu.

Sampai di rumah, pria itu pun segera mengambil air untuk minum obat. Keinginannya segera dapat beristirahat setelah minum obat dari dokter Adi.

Saat mengambil air minum, ditanya oleh salah satu anaknya.

"Dari mana, Pak, kok malam-malam?"

"Periksa ke dokter Adi. Rasanya nggak enak badan sejak tiga hari yang lalu."

Anaknya hanya termangu, merasa ada yang aneh dengan bapaknya. Dia membiarkan pikiran negatif berlalu dari benaknya. Namun terdorong rasa penasaran yang tiba-tiba muncul, maka dia beranikan diri bertanya pada bapaknya.

"Lo, ini kan hari libur. Kok dokter Adi nggak libur, Pak? Biasanya kan tanggal merah dan hari besar libur?"

Pria itu pun tampak kebingungan, tidak yakin dengan apa yang dikatakan anaknya. Dia melihat kalender yang terpampang di dinding. Diurutkannya beberapa tanggal dengan teliti.

"Oh, ya, sekarang kan hari Minggu, tapi kok tadi dokter Adi buka dan memeriksa?"

"Ah, Bapak, jangan-jangan, dia yang memeriksa bukan dokter Adi lho. Bapak periksa di mana sih?"

"Ya di rumah barunya, yang banyak benda antik itu."

"Ya Allah, rumah itu kan belum ditempati, masih dibangun, Pak."

Pria itu merasa celingukan, ada sesuatu yang aneh telah terjadi.

"Jadi ... tadi itu siapa yang pakai pakaian dokter dan memeriksaku?"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun