Perempuan yang dulu cantik jelita itu, kini berubah menjadi menakutkan dan berbau. Tiap hari Jamilah maratapi nasibnya yang sudah dijauhi teman-temannya. Ibu Jamilah juga ikut prihatin atas nasib yang menimpa anak gadisnya.
Berbagai upaya penyembuhan telah dilakukan. Setiap  informasi yang didapat tentang usaha penyembuhannya telah dilakukan, tetapi belum membawa hasil.
"Nduk, kamu harus tetap berusaha menyembuhkan penyakitmu. Ibu juga ikut berusaha untuk menyembuhkanmu."
Jamilah masih tergugu dalam tangisnya yang makin pilu. Kini tubuhnya makin kurus, terlihat lebih tua dan berbau.
Suatu malam, Ibu Jamilah bermimpi dalam tidurnya bertemu dengan seorang kakek tua berjenggot putih dan panjang. Kakek tua itu menemui Ibu Jamilah dan menyampaikan sesuatu untuk kesembuhan anak gadisnya. Kakek tua yang bijaksana itu bernama Ki Pamuji Slamet. Ki Pamuji memberikan saran untuk kesembuhan Jamilah.
"Nduk, anakmu itu bisa sembuh jika melakukan beberapa hal. Salah satunya ya mandi di kolam tujuh  sumber, dan bertapa tidak omong selama satu minggu."
Ki Pamuji Slamet akhirnya memberikan sebuah bungkusan kecil untuk diberikan pada Ibu Jamilah.
Ibu Jamilah menerima bungkusan kecil itu dengan kedua tangan.
"Benda ini digunakan sebagai sabun untuk anak gadismu ketika mandi di  tujuh sumber nanti. Jangan sampai hilang, jaga baik-baik, ya."
"Ya, Ki, terima kasih."
Ki Pamuji seketika itu pun menghilang.