Mohon tunggu...
Zuni Sukandar
Zuni Sukandar Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru SLB

Lahir di Magelang, 20 Mei 1971, SD-SMP di kota yang sama, S-1 di Jogjakarta, saat ini mengajar di SLB Maarif Muntilan sebagai guru tunanetra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jerawat Kutukan

31 Desember 2020   12:21 Diperbarui: 31 Desember 2020   12:48 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tangisan seorang bayi perempuan terdengar begitu keras di rumah sederhana itu.  Jamilah telah lahir, dengan normal, dan berat tubuh hampir tiga kilo.  Persalinannya dibantu seorang dukun bayi terkenal. 

Dukun bayi itu juga meramalkan bahwa  bayi itu kelak akan menjadi seorang putri yang cantik luar biasa. Betapa senang kedua orang tuanya, kini memiliki anak yang didambakan, cantik dan penuh pesona.

Seiring berjalannya waktu, Jamilah kini tumbuh makin besar, terlihatlah pesona dan kecantikannya yang luar biasa. Senyumnya selalu terkembang. Desa Sumberarum tempat tinggal Jamilah pun kini kian  terkenal, bukan hanya karena sebagai penghasil palawija yang berkualitas, tetapi daya tarik Jamilah laksana magnet yang memaksa para pendatang ingin membuktikan kecantikannya.

Terbawa kecantikannya yang selalu mendapat pujian dari seluruh pelosok negeri, Jamilah pun kadang menyimpan sedikit rasa sombong. Senyum yang selalu terkembang, kini kadang berubah menjadi sebuah cacian atau kata kotor yang tidak layak diucapkan.

Suatu saat Jamilah bertemu dengan sahabatnya yang kebetulan sakit  wajahnya karena terkena letupan minyak goreng. Jamilah pun tersenyum dan sedikit menyindir.

"Hey,  kenapa mukamu? Udah cantik kok malah dipoles minyak. Apa nggak sayang, tuh?"

Tentu saja temannya merasa tersinggung mendengar ucapan Jamilah yang terlihat sangat sederhana dan biasa, tetapi  sangat menyinggung perasaan. Akhirnya adu mulut pun tak terelakkan, karena Jamilah sering mengolok-olok Ratna.

Ratna, teman Jamilah yang merasa sakit hati itu pun tiba-tiba mengucapkan sumpah serapah. Kemarahannya tidak terbendung lagi.

"Dasar perempuan  merasa sok paling cantik, kusumpahi kau jerawatan di sekujur tubuhmu!"

Setelah mengucapkan sumpah itu, Ratna yang bertubuh gendut pun berlalu entah ke mana. Langit  tiba-tiba mendung, padahal saat itu matahari begitu  panas memanggang tubuh. Halilintar bersahutan memekakkan telinga.

Jamilah merasakan dirinya seakan tersengat listrik dan di sekujur tubuhnya berubah. Mula-mula dari kakinya, kemudian makin ke atas, dan terakhir wajahnya berjerawat yang cukup besar. Bukan hanya jerawat, tapi nanah juga keluar dari tiap butir jerawat itu. Jerawat itu terasa gatal di seluruh tubuh. Setiap rasa gatal muncul, dan digaruk, maka nanah pun makin melebar mengenai bagian tubuh lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun