Hari berikutnya, seperti yang dijanjikan, Pak Jonet pulang bersama dengan seorang perempuan setengah baya. Paras perempuan itu masih mennyisakan kecantikan ketika  muda dulu. Tubuhnya yang sedikit gemuk dibalut baju gamis warna gelap dan kerudung cerah menambah anggun penampilannya.
Kedatangan perempuan itu disambut ketiga anak Pak Jonet. Betapa kaget Santi melihat perempuan yang akan dikenalkannya sebagai ibu baru. Santi sangat mengenal perempuan itu.
Santi menarik lengan Nora dan diajaknya ke ruang belakang.
"Ada apa sih?"
"Aduh gimana ya ngomongnya? Bingung jadinya."
"Udah ngomong saja, kenapa, sih? Repot amat!"
"Mbak, perempuan itu kan ibunya Anton, Â pacarku."
"Hah, masa anak dan ibu dapat anak dan bapak, payah!"
Tak lama berselang, Pak Jonet dari ruang depan memanggil ketiga anaknya.
Setelah ketiganya duduk rapi di ruang depan, Pak Jonet mulai berbicara.
"Anak-anak,  kenalkan calon ibu kalian, namanya Vera. Dia sebenarnya teman sekolah Bapak dulu, pernah dekat sih, ya pacaran begitu, tapi memang belum jodoh,  akhirnya berpisah. Setelah  sama-sama menikah, eh kok ketemu lagi, tetapi dalam kondisi berbeda. Bu Vera sudah menjadi janda karena suaminya juga meninggal."