Tubuh kita membutuhkan waktu istirahat, agar bisa kembali bugar dan meningkatkan sistem imun dalam tubuh. Tidur adalah waktu dimana tubuh kita beristirahat dan berdampak pada kesehatan tubuh kita, baik secara fisik maupun mental.
Begadang bagi masyarakat Indonesia sudah menjadi hal yang lumrah. Menurut National Sleep Foundation (1999), 37% orang dewasa muda usia 18-29 tahun dilaporkan mengalami kekurangan tidur dan gangguan tidur. Begadang adalah suatu aktivitas yang dilakukan pada malam hari. Begadang dilakukan di luar jam tidur, sehingga menyebabkan seseorang kekurangan jam tidurnya dalam waktu 24 jam.
Secara umum, jam tidur seseorang di malam hari yakni selama 6 hingga 8 jam per harinya. Memiliki kebiasaan tidur larut malam atau begadang dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan tubuh, diantaranya:
1. Pemicu obesitas
Berdasarkan penelitian, begadang dapat memicu terjadinya obesitas. Hal ini disebabkan karena orang yang sering tidur larut malam mengonsumsi kalori yang lebih banyak pada setiap harinya. Durasi tidur menjadi regulator penting bagi berat badan dan  metabolisme. Kurangnya waktu tidur mempengaruhi laju metabolisme dalam tubuh dan proses pembakaran kalori. Berdasarkan penelitian, kurangnya waktu tidur dapat menyebabkan berkurangnya pembakaran kalori dalam tubuh sebesar 5 – 20 persen.
Selain itu, juga ada hubungannya dengan hormon dalam tubuh. Saat seseorang kurang waktu tidur maka terjadi ketidakseimbangan hormon leptin dan ghrelin. Â Hormon leptin adalah adipocyte-derived hormone yang menekan nafsu makan. Hormon ghrelin sebagian besar adalah peptide yang berasal dari abdomen yang menstimulasi nafsu makan. Maka seseorang yang kurang tidur akan berpengaruh pada nafsu makan serta porsi makan.
2. Meningkatkan risiko gangguan mental
Ada kaitannya begadang dengan kesehatan mental. Saat tidur, tubuh akan beristirahat dan menghasilkan energi serta memperbaiki jaringan tubuh yang rusak. Tidur juga berperan penting untuk memperbaiki kondisi fisik dan mental.