Mohon tunggu...
Fz
Fz Mohon Tunggu... Buruh - Adventurer

The greatest pleasure in life is doing something that people say you can't do it, believe in yourself and Allah because we're who we chose to be.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Rupiah di Penghujung Tahun : Boleh Reaktif tapi Jangan Provokatif

7 September 2018   19:24 Diperbarui: 7 September 2018   20:47 1058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi kan, nilai dollar sudah sampai di angka Rp 15.000 (5/Sep), ini mirip -- mirip lo sama tahun 1998. Pertanyaannya dibalik, di masa sekarang uang Rp 15.000 dapat apa? Dan 20 tahun yang lalu Rp 15.000 dapat apa? Jika masih ada anggapan nilai dollar tetep sama kok Rp 15.000 antara tahun 1998 maupun 2018. Baiklah bagaimana kalau kita sama -- sama belajar kembali soal "time value of money".

Apakah hanya aspek itu saja, sebuah negara bisa dibilang krisis? Enggak, ada banyak aspek yang bisa ditilik sebenarnya, yang mungkin Saya juga tidak cukup lihai untuk menjelaskannya, seperti cadangan devisa, GDP, net capital inflow, data angka kemiskinan, tingkat pengangguran, dll. Tapi setidaknya dari informasi di atas bisa terjelaskan ya kenapa Argentina dikatakan sedang mengalami financial crisis.

Kenapa Rupiah bisa sampai se-loyo ini terhadap USD?

Kalau mau ngomongin soal exchange rate itu kompleks ya, nggak bisa dilihat dengan kacamata kuda, apalagi pakai alasan karena presidennya ini karena menteri nya itu, dll. Pelemahan rupiah ini harus ditengok dari sisi ekternal dan internal. Pada tahu kan ya, kalau The Fed sedang menaikkan suku bunga acuan. The Fed (Federal Reserve) adalah lembaga yang berperan sebagai Bank Sentral AS, berwenang mengubah suku bunga acuan dan berhak mengubah kebijakan moneter.

 Ekonomi USA juga tercatat tumbuh menguat di 4.2% pada kuartal II tahun 2018 (www.latimes.com, 2018). Jika pertumbuhan USA baik maka akan muncul ekspektasi peningkatan investasi dan outlook positif dari perekonomian USA sehingga berefek pada penguatan USD, dan sebaliknya Rupiah melemah.

Apa hubungannya dengan perekonomian USA?

Ibaratnya begini guys, seandainya kalian punya uang, pengen berinvestasi, pasti pengen dapat return yang bagus dong, pengen investasi di negara yang memang bagus secara tata kelolanya (sebut saja negara maju), pengen investasi di negara yang stabil, pengen investasi di negara yang memberikan jaminan keuntungan, keamanan, dan kenyamanan kan, dll. Nah itulah yang terjadi, ketika The Fed memberikan iming -- iming kenaikan suku bunga acuan, maka dana asing yang awalnya menyokong pasar modal sebuah negara berkembang (sejenis Indonesia), maka mereka akan pindah parkiran ke USA karena dinilai lebih menjanjikan. 

Nggak cuma sampai disitu, kenaikan tensi perang dagang USA vs China, ketegangan USA dan Rusia, financial crisis di beberapa negara seperti Turki dan Argentina juga turut menyumbang pelemahan mata uang di negara -- negara Asia sebagai faktor global, tak terkecuali Rupiah.

Dari sisi internal, tidak bisa dipungkiri bahwa kini Indonesia sedang mengalami defisit pada neraca perdagangan sepanjang tahun 2018. Cara mudah memahami kenapa terjadi defisit ini adalah meningkatnya permintaan impor barang yang lebih besar dibandingkan hasil ekspor. Selama periode Januari -- Juli, terjadi defisit USD 3.09 miliar atau sekitar Rp 46 triliun (BPS, 2018). Terjadinya defisit ini membuat pasokan dollar di pasar domestik tersendat, belum lagi negara juga harus membayar hutang, bunga pinjaman, ataupun deviden (dari investasi portofolio asing) dalam bentuk dollar. Sehingga kebutuhan akan dollar USA semakin meningkat.

Pasti kalian sering mendengar berita, sebenarnya secara fundamental perekonomian Indonesia dalam kondisi yang baik meskipun juga tetap harus selalu dalam kondisi hati -- hati atau waspada dan siaga. Kenapa? Karena fundamental ekonomi Indonesia ini tidak cukup kuat menahan arus keluar modal asing jika dihadapkan berbagai faktor global dan domestik. Ditambah lagi ketidakpastian yang akan muncul menjelang pemilihan presiden tahun 2019.

Apa yang sudah dilakukan pemerintah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun