Mohon tunggu...
Zul Majjaga
Zul Majjaga Mohon Tunggu... Politisi - Kalolona Syamsul B Majjaga

Belajar itu menulis apapun yang memungkinkan untuk di sempurnakan oleh orang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Re-wicara Kembali Pilwali Kota Makasar

3 Oktober 2020   11:51 Diperbarui: 3 Oktober 2020   12:32 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"legitimasi bisa diperoleh dari berbagai cara, menarik akar dari sejarah masa lalu adalah salah satu caranya. Apakah ini juga terjadi Desember 2020 di Pilwali Kota  Makassar? 

' Spekulasi dan Sensasi '  Pilwali Kota Makasar  

Lingkungan media modern dan perubahan fakta  dalam peran kebijakan telah menyebabkan laporan yang sangat spekulatif dan sensasional tentang Pilwali Kota Makassar 2020. 

Sejak pertengahan September,, Lembaga Survei milik Eep Saifulah Fatah merilis perolehan sementara elektabilitas dan popularitas calon di Pilwali Kota Makassar. Hasilnya. Spekulatif dan Sensasional . Bagaimana daya dan masyarakat kota makassar dapat mengkomunikasikan gagasan ilmiah dengan lebih baik tentang kabar tersebut?

Lingkungan media modern dalam kepentingan jurnalisme politik saat ini  sangat kompetitif, semakin terpolarisasi, dan sangat dinamis. Untuk mendapatkan daya tarik, tim pasangan calon penyedia informasi harus bersaing satu sama lain, yang mengarah pada ketergantungan pada pergantian yang cepat dan kontrol opini dan  editorial yang lebih sedikit. 

Mereka menargetkan dan menyesuaikan konten ke khalayak tertentu dan mematuhi rumus clickbait, pengoptimalan mesin telusur, dan formula soundbite-ready. Eep tentu telah memberikan sasaran empuk: peran protagonis yang layak untuk skenario antagonisme pemilu; Reaksi spontan dari kubu Appi - Rahman sungguh fantastis dan penuh warna; Tampil dalam kondisi sarat emosi terkait  hal yang diyakininya keliru.

Sebelumnya, sikap tentang pentingnya fakta dalam pengambilan keputusan kebijakan sedang dipertimbangkan kembali. Saat ini. Kita hidup di dunia pasca-kebenaran. Emosi, opini, dan pengulangan - yang diumpankan oleh fakta alternatif, berita palsu, dan disinformasi - menantang sumber informasi dan pengetahuan tradisional. 

Pengetahuan telah menjadi subjektif dan personal, tidak terbuka untuk pembuktian atau pengecekan. Untuk Kasus Pilkada Makassar, Terget Polmark tercapai.  Kebenaran tentang Trend Elektabilitas calon telah membusuk .

Posisi Erwin Aksa, benar, tidak dapat mengklaim tahu lebih banyak tentang  apa yang dipikirkan Eep.Tapi, Erwin Aksa adalah orang yang lebih tahu dari pada siapapun, seperti apa, dan bagaimana banalitas strategi Eep dalam mengungkapkan angka populasi yang sangat tidak akurat, yang kemudian terlupakan dalam sekejap. 

Dalam konteks Pilwali Makassar, Baik Erwin Aksa maupun Eep Saifullah sendiri secara langsung memaksa setiap warga makassar untuk berperan sebagai kontributor inti paslon Appi - Rahman, dengan menyatakan, setidaknya dalam sebuah kalimat : 'Sangat lucu melihat orang  yang telah gagal melawan Kotak Kosong sebelumnya, mengungguli tiga kandidat lainnya. Dan, lebih tidak malu lagi bahwa hasil itu, adalah hasil rilis dari lembaga sekredibel polmark. bagaimana Eep bernegosiasi dengan wacana Pilwali Kota Makassar. Politik Adalah Persepsi, Tapi, Sudah lah, Terima kasih Bung Eep!'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun