Sejujurnya. Saya tidak kagum  pada pencapaian posisi 5;1  tersebut, tapi yang saya takjub adalah  cara elit merangkai strategi implementasinya. Seperti apa cerita itu dioperasikan secara Spartan  oleh warga Bulukumba. Bagaimana desain polarisasi strategisnya, dan sampai  pelaku elit yang membuat segalanya mampu melampaui kepentingan - kepentingan perseorangan di masa pemilu legislatif.?
Percayalah,  pencapaian itu bukan  perkara sederhana,  di saat  semua warga di mungkinkan untuk terlibat dan dilibatkan di kampanye pemilu legislatif,  dimana disaat segala ambisi/ kepentingan pribadi dengan mudah di dapatkan. Pemilu legislatif  dengan tawaran yang beragam, ada yang  jadi tim sukses ideologis, ada yang memilih menjadi timses  bayaran, ada yang memilih tidak memilih karena alasan tertentu, Adapula yang memilih cukup dengan di kasih uang, dan lainnya.Â
Rasanya pesta pemilu legislatif  2019 adalah yang terbaik dari pencapaian  anggota legislatif Bulukumba  yang pernah ada: Misi " Yang penting Bulukumba  bukan partainya," . Lalu. Bagaimana semua itu di jaga, dan seperti apa kita urai tanggung jawab politik  kewargaan kita ? Dan mungkinkah Masyarakat mempertanyakan itu?Â
Semua karena saat itu adalah pencabutan  Nomor Urut Pasangan Calon Bupati - Wakil Bupati Bulukumba 2020.Â
Dari kesemua bakal calon, dipastikan bertarung dalam tensi politik yang tinggi, Perang  Pilkada ;  untuk, agar, dan harus menang.  Apapun cara dan jalannya. Tujuan utamanya menang dan itu bisa ditempuh dengan cara apapun.  Bisa dengan memanfaatkan program yang ada untuk kampanye atau mencoba membuat janji atas kebijakan yang tak bisa ditunaikan oleh pejabat saat ini. Ibarat peperangan, maka Pemilu terutama Pilkada merupakan pertarungan dengan taktik apa saja.. Termasuk  soal Komitmen dan Janji  yang pernah terucapkan. legislatif  for Sale!Â
Klientisme merupakan konsep penting untuk memahami politik di Indonesia. Klintelisme politik terjadi ketika para pemilih, para penggiat kampanye, atau aktor-aktor lain menyediakan dukungan elektoral bagi para politisi dengan imbalan berupa bantuan atau manfaat material. Konsep yang membuat saya bisa memahami mengapa semua orang kemudian terlibat dalam ritual politik karena itu memang menjanjikan banyak harapan. Itu sebabnya kampanye golput jadi tak berarti banyak di tingkatan rakyat pada umumnya.
Memilih logika klintisisme  sebagai perbandingan Pemilu Legislatif 2019 dan Pemilihan Bupati 2020,  Untuk masuk menawarkan sudut pandang unik. Bagaimana sesungguhnya Standar Komitmen, Integritas dan  Bangunan kepercayaan itu dipersepakatkan. Ini penting!   Sebab terkait dengan komitmen,  yang kemudian  di gunakan sebagai salah satu dorongan penting  untuk melakukan  uji layak  secara  bersama dan berimbang antara warga Bulukumba  bersama Politisinya. Dan yang paling penting.  Ini menjadi pedoman bersama dimana setiap orang di turut sertakan dalam perbincangan dan tuntutan  gelaran Politik . Singkatnya, ada keinginan untuk mempertahankan memelihara komitmen dan menumpuk janji politik di pemilu, yang ini layaknya, di awali dari mendikte kualitas janji legislatif 2019  dalam misi Benteng Kehormatan Moral Ke-Bulukumba- An di DPRDÂ
Sejujurnya.  Itu memang bukan hal yang mudah. Sebab, tantangan utamanya adalah terbatasnya kekuatan kader dalam mempengaruhi/ mengeksekusi keinginan/perintah dari partai politiknya. Masalahnya, dipihak lain, Sebagai pemberi kuasa atas suara perwakilan,  posisi masyarakst sesungguhnya jauh lebih  Berhak untuk memgevaluasi atau mempromosikan serta mengevaluasi DPRD secara langsung.  Situasi inilah  yang mengoda naluri politik untuk mengatainya dengan kalimat pembuka ' Kemana suara DPRD kita 2020 ini?'
Pemilihan umum kepala daerah Kabupaten Bulukumba 2020 ,  adalah titik persinggungan dimana  membawa setiap warga dalam titik dilema; Memilih  Calon  atau  Menagih Komitmen. Kenyataan ini membuat tim kampanye kandidat akan lebih banyak menggunakan jejaring virtual dalam kompetisi politik, karena pilihan interaksi  langsung akan membuka rantai baru untuk mendiskusikan atau membicarakan kembali "Arah suara 2020. Dan Kepada siapa Nilai Tinggi Ke- Bulukumba- an kita di wariskan.Â
 Mungkinkah, Tarik - menerik kepentingan 2020 ini menawarkan konsesi baru aJanji 2019 - Harapan 2020 dengan melahirkan kesepakatan baru?
Apa menariknya pertanyaan ini. Setelah semuanya di mulai,  janji sudah terucapkan, pertarungan baru sudah  dimulai,  Tombol Partisipatif masyarakat kembali di aktifkan, Elit Lokal kembali berjanji.   Seperti apa anda membayangkan ritual politik 2020 itu di perhadap - hadapkan antara masyarakat dan Calon kepala Daerah yang diorganiser.Â