Satu Dunia, Satu BahasaÂ
Suatu hari tidak akan ada 'timur', tidak ada 'barat'
Tidak akan ada ' i gitte' atau 'iko tu,'
Tidak akan ada 'pakanre neqne'  atau 'manre berre',Â
Dan dengan demikian tidak akan ada debat bahasa atau 'sentimen kesenjanganÂ
Karena PANRITA tidak akan memiliki  dalam dirinya sifat keangkuhan .Â
Pada hari itu tanah subur dan  laut lestasi
Serta  kalimat syukur berlidah ganda gundukan besar kekuatan ketuhanan-Bersama dengan  tingginya pengetahuan - kerendahan hati  yang semua cocok untuk memiliki dalam dirinya.
Dan bahkan tanah pengunungan menjadi twmpat beristirahat warga pelaut.
Ya, seluruh wilayah di Negeri Patuntung ,orang-orang yang diperintah dan memerintah dengan sangat baik, semua akan berbicara dengan jujur tegas dalam satu bahasa!
Karena pada hari itu, untuk setiap perdebatan, antara pemerintah, wakil rakyat bersama semua warga masyarakat, disepakati sebagai berkah ilahiahÂ
Haruskah wilayah yang kini bernama Bulukumba itu, mempertahankan perdebatan antara pemerintah , wakil rakyat dan warga masyarakatnya,
Untuk kepentingan masing - masing kelompok di antara mereka, Pemerintah, Wakil rakyat dan Warga masyarakat,
Haruskah Negeri Topeq le'leng itu, menampilkan penguasa dalam kegagapan budaya, penguasa yang teguh karena ambisi pribadinya,
Kebijaksanaan Tuhan dan Pengetahuan di negeri tempat dari banyak kisah di negeri ini pernah di tapak dalam jejak sejarah, tidak mewarisi apapun dari pertentangan macam ituÂ
Ahli para Panrita,
Dipilih karena kebijaksanaan, Â dalam prilaku,
Raih lidah di mulut mereka, sebanyak yang pernah dia taruh di sana,
Dan Pilkada 2020 Manusia Panrita akan benar-benar satu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H