Mohon tunggu...
Zul Kifli
Zul Kifli Mohon Tunggu... Wiraswasta - Just Beginner

Social Enthusiastic || Just Beginner

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Sexy Killers", Film yang Mengungkap Sisi Lain Penambangan Batu Bara di Kalimantan Timur

16 April 2019   12:25 Diperbarui: 16 April 2019   12:58 18579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru baru ini dunia media sosial diramaikan dengan adanya agenda Nobar  film documenter tentang lingkungan Hidup yang berjudul " Sexy Killer" , Film ini digagas oleh tim expedisi biru dan rumah produksi WATCH DOC.

WATCHDOC  sendiri merupakan salah satu rumah produksi yang sering menampilkan film Documenter terkait lingkungan hidup, ditahun 2018 Watchdoc sukses membuat film Documenter dengan judul ASIMETRIS dan ditahun ini tampil lagi dengan film SEXY KILLER  yang sekaligus merupakan film Documentet ke 12 yang berhasil mereka buat.

FILM SEXY KILLER atau " Pembunuh yang Sexy" merupakan film yang bercerita tentang sisi gelap ( dampak) adanya pertambangan batu baru terutama di Kalimantan Timur (Kaltim). 

Film ini dibuka dengan memberikan gambaran yang sangat "epic"tentang lokasi tambang batu bara, diceritakan bahwa perusahaan tambang batu bara yang ada di KALTIM  "telah berhasil " membuat galian/ lubang tambang hingga 350 lubang yang sampai saat ini lubang tersebut masih belum tertupi atau di reklamasi padahal sesuai dengan perjanjian harusnya apabila proses penambangan telah usai maka bukan serta merta tugas dan kewajiban perusahaan tambang telah usai pula tapi harus ada tindak lanjut/pertanggung jawaban terhadap aktivitas tambang yang telah usai tersebut.

Dalam film SEXY KILLER juga menceritakan bahwa terdapat setidaknya 8 Juta hektar tambang yang ada ditanah air yang sampai hari ini belum tereklamasi, hal ini tentunya sangat bertolak belakang dengan pernyataan Pak Jokowi pada debat Presiden beberapa waktu yang lalu yang mengklaim telah berhasil mendorong reklamasi diarea tambang sampai samapi berhasil membuat KOLAM IKAN BESAR pada lobang bekas tambang hehe...,

Kembali ke Pertambangan batu bara di Kaltim, taukah kita bahwa terdapat sekitar  350 lubang bekas tambang  yang  telah memakan korbang sebanyak 31 orang dan mayoritas diantaranya korbannya ialah  anak anak.

Satu hal yang cukup miris dari film tersebut ialah ketika Gubernur Kaltim (Isran Noor) dimintai keterangan terkait banyaknya nyawa yang melayang akibat adanya lubang tambang, beliaupun hanya menjawab bahwa "Memang Sudah Takdirnya meninggal ditempat tersebut".

Pertambangan batu bara terbesar  di Kaltim berada di Kabupaten Kutai Kartanegara tapi alih aih mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat yang ada disana justru pertambangan tersebut menimbulkan bencana lingkungan yang tiada taranya. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara menyatakan bahwa jarak Minimal lokasi tambang dengan pemukiman ialah minimal 500 M tapi pada faktanya dilapangan sangat jauh  malahan hampir tidak ada batasan antara lokasi tambang dan pemukiman sehingga sangat berdamapk pada pemukiman warga diantarnya ialah retaknya tembok tembok rumah warga hingga matinya sektor pertanian milik warga.

PT Toba Bara merupakan salah satu perusahaan tambang terbesar di Kaltim yang sampai detik ini masih melakukan proses pertambangan namun taukah kita bahwa perusahaan tersebut merupakan perusahaan milik salah satu Menteri Kebinet Kerja Pak Jokowi yakni Luhut Panjaitan.

AMBISI PROYEK 35 RIBu WATT

Di tahun 2015 Pak Jokowi telah mengumumkan suatu proyek yang sangat ambisius yakni pemenuhan energi nasional ( listrik) hingga 35 ribu Watt proyek tersebut diwujudkan dengan pembangunan dan optimalisasi kinerja PLTU yang ada di Indonesia , namun sangat disayangkan optimalisasi PLTU membutuhkan produksi Batu Bara yang terbilang besar itu artinya harus ada pembukaan lahan baru yang juga akan menimbulkan berbagai  lubang tambang yang sewaktu waktu dapat merengguk korban.

Dalam Film  SEXY KILLER dijelaskan bahwa pengoprasian PLTU sangat memberikan kerugian bagi lingkungan yang ada disekitarnya, katakanlah kita ambil contoh PLTU  Batang yang ada di jawa  tengah untuk pengoprsaiannya membutuhkan batu bara dengan jumlah besar dari Kaltim batu baras tersebut nantinya diangkut dengan kapal dari kaltim ke jawa tengah tapi dalam perjalan nantinya kapal tersebut akan melewati Kawasan Konservasi Karimun Jawa dan jawabannya  tentunya kita semua sudah tau bahwa dengan banyaknya  aktivitas hilir mudik kapal laut didaerah konservasi karimun jawa pasti akan merusak biota laut yang ada dibawahnya sekaligus menghilangkan mata pencarian nelayan.

Di sisi lain PLTU yang ada berada dekat dengan pemukiwan warga dan proses pengoprasian PLTU  akan menghasilkan berbagai bahan kimia yang sangat berbahaya diantanya ialah Merkuri, PM 2.5 dan berbagai gas berbahaya yang apabila terhirup oleh manusia akan memberikan penyakit berupa asma hingga kanker.

Sejatinya FILM SEXY KILLER tersebut memberikan pesan kepada kita semua  bahwa selama ini proses pertambangan  batu bara yang ada hanya bisa dinikmati oleh beberapa pihak saja  dan sangat merugikan sebagian besar masyrakat yang ada di negara ini terutama masyrakat kecil.

Dan dari film ini pula telah memberikan pertanyaan terbesar yang harus dijawab oleh segenap Elitis Bangsa Ini yakni: SUDAH ADILKAH KITA SELAMA INI?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun