5)Tipu daya (Outing and Trickey)
6)Pengucilan (Exclusion)
7)Penguntitas di Media Sosial (Cyberstalking)
Definisi Pendekatan CBT (Congnitive Behavior Therapy)
Menurut Milne (Jabbar et al., 2019) CBT (congnitive behavior therapy) merupakan pendekatan yang berpusat pada proses berfikir dan berkaitan dengan keadaan emosi, perilaku dan psikologi. CBT berpusat pada ide bahwa seorang individu mampu mengubah kognitif dan karenanya mengubah dampak pemikiran pada kesejahteraan koginitif intividu.Â
Proses konseling dengan cara memahami individu di dasarkan pada rekonstruksi kognitif yang menyimpang, keyakinan konseli untuk membawa perubahan emosi dan strategi perilaku ke arah yang lebih baik. Milne menjelaskan CBT (congnitive behavior therapy) merupakan pendekatan yang berpusat pada proses berfikir dan berkaitan dengan keadaan emosi, perilaku dan psikologi.Â
CBT berpusat pada ide bahwa seorang individu mampu mengubah kognitif dan karenanya mengubah dampak pemikiran pada kesejahteraan koginitif intividu. Proses konseling dengan cara memahami individu di dasarkan pada rekonstruksi kognitif yang menyimpang, keyakinan konseli untuk membawa perubahan emosi dan strategi perilaku ke arah yang lebih baik.
Corey (Jabbar et al., 2019) menjelaskan bahwa konseling CBT pada hakikatya memiliki tujuan untuk mengubah cara berfikir konseli yang maladaptive dengan membantu mereka menyadari automatic thought (pikiran-pikiran otomatis) dan distorsi kognitif yang bersumber pada core belief yang telah menetap.Â
Maka hal yang perlu untuk dilakukan adalah dengan membantu individu menstruktur kembali pikiran-pikiran negative yang memiliki pikiran-pikiran yang lebih adaptif. Individu cenderung untuk mempertahankan keyakinan mereka tentang diri mereka sendiri, dunia mereka, dan masa depan mereka. Focus utama konseling CBT adalah untuk membantu konseli dalam menguji dan merestrukturisasi keyakinan inti yang mereka miliki.Â
Dengan mendorong konseli untuk mengumpulkan dan mempertimbangkan pengetahuan, informasi dan wawasan yang mendukung keyakinan mereka tersebut, konselor membantu konseli untuk mengubah suasa hati dan perilaku peserta didik. Adapun Tujuan dari konseling CBT menurut Oemarjoedi (Jabbar et al., 2019) adalah dapat membantu seseorang mengembangkan keterampilan yang berhubungan dengan pekerjaan seperti komunikasi, hubunan interpersonal, kepemimpinan dan manajerial serta peningkatan motivasi.Â
Menurut Aaron Temkin dalam Amin (2014) ada beberapa tahap dalam pendekatan CBT yaitu: 1) Rapport, mengembangkan hubungan baik dengan konseli, 2) Assesment problem, (interviews, self monitoring, thought sampling/record, scale and kuesioner, 3) memandu konseli untuk menemukan pikiran yang tidak akurat, skema maladaptive dan distorsi kognitif, 4) menggunakan dialog Socrates dan teknik-teknik konseling untuk membantu konseli merevisi pikiran negatif, 5) menspesifikkan pikiran-pikiran otomatis yang muncul, 6) treatment, 7) homework assigment 8) menggali feedback dari konseli, 8) termination.