aku duduk ditepi di sunyi senja ini
angin tak mau kalah dengan egokuÂ
mengulas senyum dari ranting yang kian keringÂ
aku menanti, menanti tua atau menanti rindu mengingatmuÂ
wanita tua yang menjerit disore itu, mengantar kedua mata dipelupuk duniaÂ
sanggah harap tak menyeka waktu berhentiÂ
usia semakin menggerutu, memanggil atau bertahan untuk hijrahÂ
waktu menginjak jarak semakin memanjangÂ
kesempatan semakin banyak yang terbuang
rayu, hampa jiwa merinduimu lagi, tak pernah mati, bahkan tak pernah tersulutÂ
menanti, lirik yang tak ingin aku lagukan dihadapanmuÂ
menanti, bualan yang tak ingin kujelaskan didekat telingamuÂ
menanti, alasan yang tak ingin aku tuturkan padamuÂ
aku rindu, tak hendak menanti terlalu lamaÂ
menanti, bukan sanggahan yang memanjangkan jarak kitaÂ
aku menanti waktu membuat lekung senyum itu melebarÂ
aku menanti harap yang bermuasal dari dalam benakmuÂ
jangan biarkan aku berjalan sendiri, dalam jiwa nan semakin menjauhimuÂ
ibu, datanglah dan dekap aku malam ini aku takut.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H