Mohon tunggu...
Zuliana dwiSafrita
Zuliana dwiSafrita Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

haloooooo haloooo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konflik Sosial dalam Drama Merdeka Karya Putu Wijaya

3 Juli 2023   01:26 Diperbarui: 3 Juli 2023   01:36 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

AMAT:

16:19 "Stttt jangan teriak sudah tengah malam ini."

AMI:

16:23 "Jadi Bapak akan dapat sepuluh persen?"

AMAT:

16: 27 "Ya."

Kemenagan Pak Amat yang menyuruh orang kaya untuk menepati janjinya. Hingga akhirnya ia mendapatkan beberapa persen dari hasil tagihannya. 

Berdasarkan pembahasan tentang konflik sosial yang terjadi di drama Merdeka karya Putu Wijaya terdapat dua simpulan yang akan dijelaskan, yaitu pertama, penyebab konflik sosial Georg Simmel memiliki empat macam yakni penyebab konflik pertandingan antagonik, penyebab konflik hukum, penyebab konflik kepentingan, dan penyebab konflik hubungan intim atau akrab. Begitu pula pada drama tersebut terdapat penyebab konflik pertandingan antagonik. Yakni: Konflik di atas terjadi karena tiang bendera yang hanya ada satu. Sedangkan banyak partai yang ingin mengibarkan benderanya. Hingga salah satu dari mereka ada yang tidak terima sampai terjadi baku hantam. Penyebab konflik kepentingan. Yakni: Penyebab konflik kepentingan terjadi karena Pak Amat yang ingin pergi ke rumah orang kaya untuk menagih sumbangan yang akan diberi kepada rakyat. Serta Ami yang tidak setuju dengan ide itu karena tidak penting mengurusi sumbangan orang lain. Ynag terakhir penyebab konflik hubungan intim atau akrab. Yakni: terjadi pada tokoh Pak Amat, Amat Merah, dan Amat Putih. Terjadinya konflik dalam hubungan intim atau akrab, yaitu karena perdebatan mengenai kemerdekaan negara. Pak Amat yang tidak mengerti apa artinya merdeka jika masih banyak kekurangan di dalamnya. Contoh kekurangan itu ialah, kemerosotannya moral, kemiskinan, keterpurukan, dan ketidakadilan. Dengan Amat Merah yang memberitahu jika kemerdekaan itu adalah bebas dengan apa yang kita perbuat. Tetapi Amat Putih yang menolak dengan tegas. Bahwa, kemerdekaan bukan berarti kita bebas. Jika sesuatu yang salah keluar dari mulut yang merdeka maka tetap saja salah. 

Kedua, dalam mengatasi atau menyelesaikan konflik sosial, Georg Simmel mengemukakan tiga macam penyelesaian konflik, yakni penyelesaian menggunakan penghapusan dasar konflik, kemenangan satu pihak di atas penerimaan kekalahan oleh pihak lain, dan kompromi. Begitu pula yang terjadi pada drama tersebut terdapat penelesaian menggunakan penghapusan dasar yakni: awalnya Ami mengira Pak Amat mendapatkan bagian 10% dari uang 5 miliar yang dijanjikan oleh orang kaya. Tapi ternyata, Pak Amat menyuruh orang kaya untuk mengubah nominal sumbangan supaya tidak terkenal karena membuat janji paslu. Karena menurut Pak Amat, orang kaya itu tidak akan menyumbang dengan nominal yang besar. Hingga ia menyuruh orang kaya tersebut untuk menurunkan nominal sumbangannya. Dengan begitu, konflik yang terjadi antara keduanya mereda. Dan kemenangan satu pihak yakni: Kemenagan Pak Amat yang menyuruh orang kaya untuk menepati janjinya. Hingga akhirnya ia mendapatkan beberapa persen dari hasil tagihannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun