Masyarakat juga didorong untuk membentuk kelompok lokal yang bertugas menjaga keberlanjutan sistem tersebut. Dalam implementasinya, tim dari Universitas Jambi mengajak petani berpartisipasi sejak tahap awal, termasuk dalam survei lokasi untuk menentukan posisi ideal pemasangan turbin angin.Â
Proses pembuatan dan pemasangan turbin dilakukan dengan melibatkan mahasiswa, dosen, dan petani, dengan tujuan memastikan pemahaman yang mendalam tentang teknologi ini serta mendukung keberlanjutan pengelolaannya.
Hasil penerapan sistem ini menunjukkan dampak yang sangat positif. Irigasi tenaga angin berhasil meningkatkan efisiensi pengairan, memastikan ketersediaan air di sawah meskipun saat musim kemarau. Produktivitas tanaman padi mengalami peningkatan, sementara biaya operasional menurun karena petani tidak lagi bergantung pada pompa berbahan bakar fosil. .
Selain itu, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya teknologi yang ramah lingkungan dan praktik pertanian berkelanjutan semakin meningkat. Pelatihan yang dilakukan juga memberikan manfaat besar, memberdayakan petani untuk lebih mandiri dalam mengelola teknologi tersebut sekaligus meningkatkan kemampuan teknis mereka.Â
Dalam jangka panjang, diharapkan sistem ini tidak hanya mendukung peningkatan kesejahteraan petani, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan di tingkat lokal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H