Mohon tunggu...
Zul Hendri Nov
Zul Hendri Nov Mohon Tunggu... Freelancer - Belajar Menjadi Penulis

Belajar Menulis... Akun lama saya : https://www.kompasiana.com/zul_hendri_nov

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemilu 2019: Buzzer Politik

6 Maret 2019   11:40 Diperbarui: 6 Maret 2019   18:46 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal inilah yang pada ahirnya menimbulkan kegaduhan dan saling curiga akibat polarisasi yang dilakukan oleh Politisi untuk menggait keuntungan dari fenomena tersebut. 

Sebut saja pada akhir Tahun 2018, masyarakat dibuat Heboh dengan berita Hoax yang dimunculkan oleh Politisi tertentu guna kepentingan politik mereka. Selain dengan informasi bohong yang dapat membuat kegaduahan, polarisasi yang dilakukan oleh Buzzer politik untuk menggiring isu tertentu sebagai bahan Untuk menjatuhkan Lawan Politik.

Buzzer Politik

Istilah Buzzer politik cukup hangat bagi kalangan aktivis media Sosial, Terutama semenjak pasca Pilkada DKI Jakarta Tahun 2012. Istilah Buzzer di identikan kepada Orang bayaran yang menggunakan media sosial untuk melakukan framing Isu seperti politik, ekonomi, sosial dan Budaya terhadap kepentingan tertentu sesuai dengan permintaan pemesanya. 

Penggunaan jasa Buzzer sendiri sama halnya seperti kita menggunakan jasa sales marketing. Tujuanya untuk menjual atau mempromosikan barang tertentu. Bedanya sales menjual barang produksi sedangkan buzzer menjual citra Politisi sebagai alat untuk Kampanye. 

Lalu beda yang kedua adalah sales marketing barang produksi biasanya terlihat ramai untuk menjajakan barang dagangan mereka namun beda Halnya dengan buzzer. Menemukan Buzzer Politik itu sama Seperti mencari Semut Hitam yang berjalan dimalam hari. Keberadaan mereka banyak namun tidak terlihat  seperti apa rupa dan bentuk dari mereka.

 Buzzer Politik bagi penulis adalah komoditas pengguna Internet yang telah menjadi Profesi guna meraup keuntungan. Mereka tidak lagi mempertimbangkan siapa klien mereka, asal mendapat tawaran dan tarif yang sesuai maka mereka akan menjadi mesin Politik yang cukup bringas untuk menyerang lawan maupun mempertahakan Klien mereka.

Memasuki Tahun Politik ini, jasa Buzzer dalam penggiringan Isu sangatlah besar terutama bagi pemesanya. Upaya yang sering dilakukan oleh buzzer politik adalah dengan selalu mencari sisi negatif dari lawan-lawan Politik klienya. Lalu menyerang secara bersamaan dengan puluhan bahkan ratusan akun yang berbeda.

Dengan membuat Puluhan bahkan sampai ratusan Akun per-orangnya, sistematika dalam penggiringan isu atau wacana yang mereka lakukan sebenarnya Cukup otentik dan Mirip. Sebab pengguna dari banyaknya akun-akun tersebut hanya dikendalikan oleh beberapa orang saja. Dengan sistem mesin operation windows yang mendukung dan dilengkapi beberapa piranti seperti Smartphone dan Laptop mereka akan mudah untuk menunaikan Tugas-tugas mereka dalam proses framing Politik.

Penggunaanya Jasa Buzzer ini lah menurut penulis merusak tatanan sistem perpolitikan. Sebab dengan kemampuan framing yang dilakukan dengan kesan "ramai" selalu memojokan bahkan mematikan narasi dari kritikan-kritikan yang dilontarkan kepada Klienya. 

Dengan munculnya serangan yang secara bersama-sama dilakukan oleh banyak akun buzzer tersebut seolah menggiring streotip kita untuk menyalahkan si pengkritisi tadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun