Kita sering mendengar ungkapan: “dibalik kesuksesan seorang laki-laki, terdapat seorang perempuan (istri) hebat yang mendampinginya”.
Bagaimana dengan kesuksesan seorang perempuan?. Tentu saja tidak bisa dipungkiri, jika ada peran laki-laki (suami) hebat yang mendampinginya. Jangan dilupakan support dan motivasi dari keluarga. Orangtua, maupun anak-anak.
Provinsi Bengkulu sukses menempatkan kaum hawa dalam kontestasi elektoral. Para perempuan itu menyadari potensi dan semangat kompetisi yang dimiliki, untuk bersaing dengan kaum laki-laki. Mereka berani bertarung gagasan, berebut simpati, sampai berupaya mempengaruhi pemilih. Hasilnya terlihat jelas dari perolehan kursi legislatif tingkat pusat.
Sesuai dengan alokasi kursinya, Daerah Pemilihan (Dapil) Bengkulu memiliki empat orang wakil rakyat di DPR RI.
Hasil Pemilu 2014, diantara empat orang tersebut, hanya satu orang laki-laki, dan tiga orang bergender perempuan yang terpilih, dan mengantarkan mereka menjadi anggota Parlemen periode 2014-2019. Nyaris sapu bersih keterpilihan perempuan di Dapil Bengkulu.
Setelah terjadi Pergantian Antar Waktu (PAW) dari fraksi Partai Nasdem, komposisinya berubah menjadi semuanya perempuan.
Merupakan fenomena tersendiri perempuan mendominasi dalam satu Dapil. Paling tidak, untuk Dapil selevel Bengkulu, Maluku, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku Utara, dan Papua Barat.
Para srikandi anggota legislatif ini adalah: Hj. Dewi Coryati, M.Si dari PAN, Hj. Elva Hartati, SIP, MM dari PDI Perjuangan, dr. Anarulita Muchtar dari Partai Nasdem, dan Susi Marleny Bachsin, SE, MM dari Partai Gerindra.
Dewi Coryati duduk di DPR RI dua periode secara beruntun 2009-2014, dan 2014-2019. Perempuan kelahiran Jakarta 9 Agustus 1964 merupakan lulusan Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor, dan Megister Ilmu Politik, Universitas Indonesia. Di pengurusan DPP PAN sebagai Wasekjen Bappilu pada tahun 2010-2015.
Elva Hartati juga meraih kursi DPR RI dua periode berjarak, yakni 2004-2009 dan 2014-2019. Lahir di Manna 15 Mei 1960. Sebelum berkiprah di dunia politik, merupakan PNS di Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu 1977-2003. Beberapa organisasi yang pernah diikuti, yakni: Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), dan Pemuda Panca Marga (PPM). Saat ini menjabat sebagai Ketua DPD PDI-P Provinsi Bengkulu.
Anarulita Muchtar kelahiran Jakarta 9 Juni 1969 adalah alumni Fakultas Kedokteran, UKI Jakarta. Sebelum di DPR RI, menjadi wakil rakyat di DPRD Kota Bengkulu 2009-2014, dan pernah menjabat sebagai Kepala Puskesmas Bengkulu tahun 2001-2004.
Sedangkan Susi Marleny Bachsin 2014-2019 merupakan periode pertamanya di DPR RI, setelah gagal menjadi anggota Parlemen pada Pemilu 2009. Perempuan cantik dan pemberani kelahiran Jakarta 19 November 1960, sebelumnya pernah bekerja di PT Dwi Daya Travel Jakarta, sebagai Account Officer, dan di PT Purna Karim Jakarta, sebagai Assistant Manager. Sejak 2010 sampai sekarang menjabat sebagai Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Bengkulu.
Berbeda dengan hasil Pemilu 2009, Anggota DPR RI Dapil Bengkulu terpilih untuk Periode 2009-2014, komposisinya fifty-fifty.
Dua orang perempuan yang berhasil melenggang ke Senayan, yakni Dian A. Syakhroza dari Partai Demokrat, dan Dewi Coryati dari PAN.
Dua lainnya laki-laki, yakni Muhammad Syahfan Budi Sampurno dari PKS, dan Rully Chairul Azwar dari Partai Golkar.
Selain di DPR RI, Dapil Bengkulu untuk jalur perseorangan, atau DPD RI periode 2014-2019 dari empat orang yang terpilih, dua diantaranya merupakan perempuan.
Dra. Hj. Eni Khairani, M.Si terpilih menjadi anggota DPD RI untuk ketiga kalinya, berturut-turut. Mulai periode 2004-2009, 2009-2014, sampai periode 2014-2019. Lahir di Bengkulu tanggal 28 Desember 1969. Lulusan Pasca Sarjana Universitas Padjajaran Bandung ini, selain bergabung dengan DPD RI merupakan Dosen tetap Universitas Muhammadiyah Bengkulu. Beberapa organisasi yang pernah diikutinya yaitu Senat Mahasiswa FAI-UMS Kabid Penalaran tahun 1989-1990, Komisariat IMM FAI-UMS Ketua Immawati tahun 1990-1991, DPD IMM Jawa Tengah Ketua Immawati tahun 1991-1993.
Berbeda dengan Riri Damayanti John Latief. Pemilu 2014 kali pertama berpartisipasi melalui jalur independen, dan langsung terpilih. Senator kelahiran Bengkulu 4 Februari 1990 yang usianya paling muda untuk periode 2014-2019. Bersama anggota tertua, memimpin sidang perdana sebelum terpilihnya Pimpinan DPD definitif. Keterlibatannya dalam bidang politik sudah dijalaninya sejak umur 18 tahun, saat membantu ibunya yang merupakan seorang politisi, Hj. Leni Haryati, SE,MM, anggota DPRD Kota Bengkulu periode tahun 2009-2014. Lulusan Fakultas Psikologi UI tahun 2013 ini tergabung didalam beberapa organisasi sebagai berikut: Barescue Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Bengkulu, Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia Kota Bengkulu, Bengkulu Hijabers Community.
Dua lainnya laki-laki, yaitu H. Mohammad Soleh, SE dan H. Ahmad Kanedi, SH, MH.
Hebatnya lagi, dua orang perempuan ini bersaing dengan delapan belas orang laki-laki. Berdasarkan Daftar Calon Tetap (DCT) untuk jalur perseorangan Dapil Bengkulu, dua puluh orang yang memenuhi syarat, dan lolos mengikuti pemilihan.
Disamping itu terdapat juga beberapa perempuan yang saat ini menjabat sebagai anggota DPRD Provinsi Bengkulu, yaitu: Sefti Yuslinah (PKS), Yulia Susanti (PPP), Ria Oktarina (Hanura), Srie Rejeki (PDIP), dan Elmi Supiati (Demokrat).
Hasil Pilkada Serentak 2015 juga menghasilkan dua Srikandi Wakil Bupati di Provinsi Bengkulu untuk masa pengabdian 2016-2021. Wakil Bupati Kaur Hj. Yulis Suti Sutri, S.K.M berpasangan dengan H. Gusril Fauzi, S. Sos sebagai Bupati, dan Wakil Bupati Kepahiang Netti Herawati, S. Sos berpasangan dengan Dr. Ir. Hidayatullah Sjahid, MM sebagai Bupati.
Khusus Hj. Yulis Suti Sutri, S.K.M, 2011-1016 adalah periode pertamanya sebagai Wakil Bupati berpasangan dengan Dr. Ir. Hermen Malik, M. Sc sebagai Bupati. Bolehlah disebut sebagai spesialis Wakil Bupati, walaupun dengan pasangan yang berbeda.
Sayangnya, dua Srikandi lainnya yaitu Ir. Patriana Sosialinda dan Hj. Erna Sari Dewi, SE yang mengikuti Pilkada Serentak 2018, kandas dalam pertarungan untuk memperebutkan posisi Walikota.
Ir. Patriana Sosialinda sebelumnya menjabat Wakil Walikota Bengkulu, sedangkan Hj. Erna Sari Dewi, SE sebelumnya menjabat Ketua DPRD Kota Bengkulu. Pada Pemilu 2019 nanti mereka berdua dipertemukan kembali. Kali ini sebagai calon legislatif dari Parpol berbeda di Dapil yang sama, yakni Bengkulu 1 untuk memperebutkan kursi DPRD Provinsi Bengkulu.
Merupakan suatu kebanggaan perempuan Bengkulu berani keluar "sarang" untuk terjun ke dunia politik. Mereka telibat dikancah perpolitikan bukan hanya menyemarakkan, iseng-iseng, atau sekadar memenuhi ketentuan keterwakilan 30 persen perempuan di kepengurusan dan pencalonan (affirmative action), tetapi akan menjadi kompetitor serius bagi kaum adam. Langkah politik mereka tentu saja patut diapresiasi, dan diacungkan jempol.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H