1.Profil kelurahan : Kelurahan Tanah Kali Kedinding terletak di wilayah kota Surabaya tepatnya berada di Kecamatan Kenjeran, dengan luas wilayah sebesar 241, 030 Ha. Kelurahan Tanah Kali Kedinding terdiri dari 12 Rukun Warga (RW) dan 144 Rukun Tetangga (RT).
Secara administratif, batas-batas wilayah Kelurahan Tanah Kali Kedinding adalah sebagai berikut:
Sebelah Barat : Kelurahan Sidotopo Wetan
Sebelah Timur : Kelurahan Kedung Cowek
Sebelah Utara : Kelurahan Tambak Wedi
Sebelah Selatan : Kelurahan Bulak
Secara geografis, topografi Kelurahan Tanah Kali Kedinding merupakan wilayah industri dengan karakteristik dataran rendah.
Kelurahan Tanah Kali Kedinding berada di kawasan padat penduduk di wilayah Surabaya Utara yang berdekatan akses jalan tol penghubung wilayah Surabaya dan Pulau Madura memiliki persoalan utama kawasan padat penduduk yang mayoritas bekerja disektor industri, perdagangan dan jasa.
2.Potensi Kelurahan : Di kelurahan Tanah kali kedinding Surabaya terdapat UMKM ( Usaha Mikro Kecil Menengah ) yang ada di RW 9 yakni Urban Farming, ini merupakan upaya warga yang melibatkan PKK, tim penggerak, serta karang taruna untuk melakukan pembudidayaan, pemrosesan, dan distribusi tanaman hidroponik seperti kangkung, sawi, selada, hingga pakcoi serta toga binahong yang kemudian menjadi olahan minuman. Pada kampung RW 9 atau seringkali dijuluki sebagai kampung sayur ahong atau anak binahong ini terletak di Jl. Tanah merah Utara V, Tanah Kali Kedinding, kec.Kenjeran, kota Surabaya, Jawa Timur 60129.
Sesuai dengan julukan nya kampung sayur ahong, UMKM ini menciptakan ikon kampung yang layak untuk dicontoh kampung lain karena pemanfaatan lahan dan sumberdaya nya baik dari alam maupun dari kreatifitas manusia itu sendiri, seperti penanaman toga, pemanfaatan daun kering yang bisa dijadikan pupuk maupun untuk makanan maggot (belatung) yang nantinya bisa digunakan untuk pakan ternak maupun untuk proses penjualan serta ,penghijauan kampung agar lebih sedap di pandang mata.
Ini menunjukan bahwa kampung bisa menjadi bersih dan ada ekonomi yang sudah berjalan, seperti menjual hasil toga maupun untuk dikonsumsi sendiri sehingga mengurangi hasil impor.