Mohon tunggu...
Zulfikar Ali Husen
Zulfikar Ali Husen Mohon Tunggu... Penulis - Konstruktif, Inovatif dan Adaptif

Seperti Matahari

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kisah Pilu

18 Februari 2021   11:09 Diperbarui: 18 Februari 2021   11:40 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anaknya yang masih bayi itu harus menerima kenyataan pahit terlahir pada keluarga miskin

Tak usai tuhan memberinya cobaan, orang yang ia cintai teman hidupnya meninggal di gilas kereta api

Dua belas tahun hidupnya di Jakarta di terpa berita bahwa anaknya yang berinisiatif untuk mengamen diangkut razia entah dimana

Sekarang ia sebatang kara, kejam ya, sangat kejam kota ini

Hanya mengeluh dan memanjakan diri bagaimana hari esok

Tukiran kau bersemangat

Setelah obrolan itu di dua minggu ke depan ku dengar kau jadi marbot masjid

Sudah tidak kau cari lagi isi dunia ya tuan

Ku harap kisah ku dapat menjadi nilai pada mu tuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun