Pandemi Covid-19 di tingkat global, regional, dan nasional yang belum menunjukkan tren menggembirakan membuat kita semua menatap tahun yang baru dengan harapan sekaligus ketidakpastian.
Situasi diperburuk dengan varian baru Covid-19 yang sudah masuk Asia Tenggara. Di tingkat nasional, periode libur akhir tahun diyakini membuat kasus Covid-19 akan tetap tinggi di awal tahun 2021.
Selama periode Natal dan Tahun Baru, pemerintah telah melakukan sejumlah pengetatan perjalanan, di antaranya dengan mewajibkan rapid test antigen dan swab PCR ke sejumlah kota tujuan.
Natal dan Tahun Baru 2021 ini bisa menjadi gambaran sederhana bagaimana kondisi dan tren perjalanan wisata untuk semester pertama tahun 2021. Berikut beberapa prediksi singkatnya:
1. Rapid dan vaksin akan jadi syarat utama perjalanan dan masuk suatu negara
Setidaknya sampai pertengahan 2021 atau sampai terealisasinya program vaksin nasional, perjalanan - utamanya pesawat - akan tetap mewajibkan rapid antibodi, rapid antigen, dan swab PCR.
2. Perjalanan dan wisata luar negeri masih terbatas
Sampai vaksin ditemukan dan diterima secara internasional, trend perjalanan dan wisata ke luar negeri masih akan sangat terbatas. Kelak, vaksin akan menjadi "paspor baru" untuk lintas negara. Isolasi di negara tujuan mungkin masih akan jadi hal normal, termasuk swab PCR di negara tujuan.
3. Tren wisata domestik
Karena belum bebas ke luar negeri, destinasi domestik jadi pilihan. Liburan singkat ala staycation atau family trip makin diminati. Untuk Pulau Jawa, kota-kota seperti Jogja, Malang, Banyuwangi masih jadi favorit. Bali, Lombok, dan Labuan Bajo akan semakin ramai, termasuk destinasi eksotik macam Sumba, Pulau Rote, dan Maluku.