Beberapa potongan daging kering dari ikan paus tampak dijemur rapi di depan gubuk-gubuk perahu tadi. Beberapa di antaranya seperti jerohan yang masih meneteskan minyak ikan.
Bagi masyarakat Lamalera, paus dipercaya sebagai berkah dari Tuhan. Paus yang berhasil ditangkap dibawa ke pantai dan dibagikan oleh tokoh masyarakat. Sisanya dibelanjakan dan ditukar bahan kebutuhan pokok.
Siang harinya sebelum meninggalkan Lamalera, saya berhenti sejenak di atas bukit gapura selamat datang. Terik. Sepi. Hanya ada suara hembusan angin laut selatan dan awan yang mulai membentuk kumpulan mendung.
Tentunya suasana akan berbeda apabila tiba-tiba terdengar teriakan "baleo... baleo..." tanda kemunculan paus, dan seketika para nelayan Lamalera mengeluarkan paledang, berburu paus dengan penuh suka cita, seperti yang dilakukan leluhur mereka selama ratusan tahun lamanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H