Mohon tunggu...
Zulfikar
Zulfikar Mohon Tunggu... Buruh - 😋 bukan konten kreator 😋

Hanya seorang budak korporat biasa yang mencoba bertahan hidup dan membahagiakan keluarga

Selanjutnya

Tutup

Diary

Tidak Ada Pekerjaan yang Asyik

21 Desember 2022   00:02 Diperbarui: 21 Desember 2022   00:11 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tidak ada pekerjaan yang asyik - Dok. pribadi

Halo teman-teman semua, bagaimana kabarnya? Semoga baik-baik saja.

Hari ini aku ingin berbagi sedikit pengalaman soal pekerjaan yang asyik.

Banyak yang bilang kalau kita kerja sesuai passion dan kegemaran, itu asyik dan menyenangkan. Menurutku itu bohong. Kenapa? Karena kalau udah masuk ke dunia kerja, otomatis akan ada tuntutan yang muncul, dari dalam maupun dari luar kerjaan itu.

Jadi, kerjaan yang katanya sesuai passion itu asyik, udah jadi gak asyik asyik amat.

Dulu, aku pernah termakan oleh mindset yang seperti itu. Bahwa bekerja sesuai passion itu asyik.

Karena hobi komputer, dan ada pengalaman ngerjain desain. Aku memutuskan untuk menjadi desainer grafis.

Nah, selama bertahun-tahun sejak 2010 aku kerja sebagai desainer grafis di beberapa percetakan di Banjarmasin.

Pekerjaan yang awalnya asyik, lama kelamaan jadi tidak asyik. Desainer grafis selalu ditekan oleh deadline dan pekerjaan yang menumpuk. Kerjaan banyak, bonus pun gak ada.

Boro-boro bonus, malahan di beberapa percetakan goblok di Banjarmasin menggratiskan tenaga desainernya untuk diperas oleh klien dan bosnya sendiri.

Dan sialnya di Banjarmasin masih ada percetakan yang tidak membayar upah desainer secara layak.

Balik lagi ke pengalaman pribadiku, di tahun 2012 aku putuskan untuk resign dari bekerja di tempat orang menjadi buka usaha cetakan sendiri.

Dalam pikiranku saat itu, aku terbebas dari cengkeraman korporat. Aku bisa melanjutkan pekerjaanku yang asyik ini tanpa tekanan dari siapapun.

Tekanan emang hilang, tapi tagihan sewa kios ada terus tiap bulan. Mana order sering sepi. Pasnya ada, malah sering ngutang.

4 tahun kemudian usahaku gulung  tikar.

Aku baru sadar, ternyata tidak ada pekerjaan yang asyik. Walaupun itu sesuai dengan passion yang kita jalani.

Jadilah aku sekarang, bertahan sebagai budak korporat. Melaksanakan perintah atasan, sesuai kehendak mereka. Rasanya seperti ini lebih damai ketimbang bekerja sendiri.

-------------------------------------------------------

Pengen baca tulisan tidak penting lainnya? Silahkan kunjungi blog elfaqar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun