Mohon tunggu...
Zulfiatul Inayah
Zulfiatul Inayah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi

menuju masa depan menuju sejarah

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Manfaat KUR (Kredit Usaha Rakyat) bagi Masyarakat

12 Juni 2020   11:47 Diperbarui: 14 Juni 2020   13:03 1370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2. Brosur Pinjaman KUR

Namun karena pendapatan yang kurang menentu untuk memenuhi kebutuhan hidup kemudian Dhofir mencari usaha lain dengan berjualan. Pada akhirnya ia memutuskan untuk berhutang kepada bank penyedia KUR sebagai modal. Dengan membawa persyaratan yaitu Fotocopy KTP suami+istri, Fotocopy Surat Nikah, Fotocopy Kartu Keluarga, dan Surat Keterangan Usaha. 

Kebetulan Dhofir sudah memiliki tempat usaha sendiri sebagai ahli gigi itu kemudian ia jadikan untuk syarat pengembangan usahanya. Ada banyak jumlah pinjaman yang ditawarkan. 

Dhofir memilih jumlah pinjaman sebesar 10 juta dengan jangka waktu 1 tahun, sehingga ia harus membayar angsuran sebesar 860.700 ribu per bulan sudah termasuk bunga 7%. Setelah mendapat pinjaman modal, Dhofir memulai usahanya dengan berjualan keripik singkong.

Gambar 3. Bukti permohonan pinjamam KUR (Sumber: Dokumen pribadi)
Gambar 3. Bukti permohonan pinjamam KUR (Sumber: Dokumen pribadi)

Gambar 4. Tanda Terima Hutang (Sumber: Dokumen Pribadi)
Gambar 4. Tanda Terima Hutang (Sumber: Dokumen Pribadi)

Ia mendapat pasokan keripik dari teman-temannya yang ada di Sumenep. Awalnya Dhofir membeli satu kwintal keripik kemudian digoreng dan dikemas sendiri. Dengan melihat banyak sekali warung-warung di pinggir jalan itu lalu menjadi tempat pemasaran keripiknya, terutama warkop (warung kopi) yang sudah menjadi tempat untuk berkumpulnya orang-orang dengan budaya nongkrong. 

Hingga kini Dhofir sudah memiliki sekitar 200 warung untuk pemasaran keripiknya dan masih ingin terus dikembangkan. Usaha keripik yang ia jalankan sejak satu tahun yang lalu sekarang menjadi perkejaan yang cukup menghasilkan menurutnya, “Kalo cuma jadi tukang gigi hasilnya belum tentu setiap hari ada yang mau pasang gigi, pelanggannya cuma orang-orang tua, apalagi sekarang musim korona” ujar Dhofir.

Memang selama masa pandemi sektor jasa yang berhubungan atau kontak langsung dengan orang sangat dihindari, dan hanya sektor perdagangan barang, penjualan makanan dan minuman yang masih ramai. Tidak heran jika banyak orang yang mendadak beralih profesi menjadi pedagang masker dll. 

Apalagi dengan kebijakan pemerintah dengan memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), banyak warung-warung yang harus tutup sementara. Dhofir sendiri juga merasa beruntung dengan usaha keripik yang sedang dijalankan, meskipun tidak seramai sebelum ada korona, tetapi masih bisa dijual secara online ke tetangga dan teman-teman.

Kemudian untuk cicilan KUR yang dipinjam oleh Dhofir saat ini hampir lunas, namun pihak bank sempat memberi keringanan pembayaran pinjaman sementara selama masa pandemi. Deditur bisa membayar bunga nya saja terlebih dahulu, sedangkan beban pinjaman bisa dibayar nanti dalam waktu 3 bulan bagi mereka yang sedang mengalami kesulitan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun