sebab namamu lebih manis,
mengalir dalam lisanku.
Mungkin Tuhan cemburu,
sebab parasmu lebih indah,
menyejukkan tiap pandangku.
Mungkin Tuhan cemburu,
sebab kalimatmu lebih damai,
mengisi kekosongan jiwaku.
Kertasku tak kunjung diaksara,
bait-bait sabda menghantui logika,
melerai harmoni cinta, sebab
kepatutan belum menjadi milik kita.
Malang, 19 Agustus 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!