Mohon tunggu...
ZULFIAN SYAH
ZULFIAN SYAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Alam Takambang Jadi Guru

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Kriteria Nakhoda PSSI ala Saya

8 Maret 2019   22:01 Diperbarui: 8 Maret 2019   22:50 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini Warganet beramai-ramai membahas tentang siapa yang patut memimpin salah satu armada olahraga terbesar di Indonesia; yang sering menuai kontroversi, baik ulah suporter hingga "mafia" yang merajalela di dalamnya, yakni sepak bola. Namun, penulis tidak ingin membahas tentang suporter apalagi para mafia.

Sepak bola Indonesia berada di bawah naungan PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia). Warganet beramai-ramai saling mengusung para kandidat yang menurut mereka adalah kandidat-kandidat terbaik sebagai "Nakhoda" PSSI ke depan. Benarkah dan siapa saja kah mereka (?)

Pada tulisan ini penulis bukan bermaksud untuk mengintervensi ataupun menggiring opini pembaca terhadap siapa yang patut menjadi ketua PSSI mendatang, melainkan penulis hanya memberikan gambaran terhadap kriteria-kriteria Ketua Umum PSSI yang baik ala penulis. Untuk siapa yang patut menjadi "Pemegang Kemudi" PSSI nantinya, penulis menyerahkan kepada pembaca; siapa (sosok) yang terbesit dalam benak pembaca; siapa yang patut menjadi pemimpin salah satu bidang olahraga di Indonesia selanjutnya. Penulis tidak mengusung nama calon apalagi parpol-parpol yang mengusung, sebab ini tak ada kaitannya dengan "Pesta Demokrasi" pada bulan April mendatang ya.

Lalu, bagaimana kriteria "Nakhoda" PSSI ala penulis (?)

Ini dia...

1. Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa

Hal pertama yang terbesit di pikiran penulis ialah hakikat para kandidat sebagai seorang hamba. Hal ini merupakan fondasi utama bagi mereka sebagai calon pemimpin. Apakah mereka memiliki fondasi keagamaan yang mantap, memiliki nilai-nilai luhur terhadap keyakinan masing-masing, yang mana tak hanya yakin dan percaya, namun juga taat akan segala perintah dan meninggalkan segala larangan. Memiliki pribadi yang mantap, berbudi pekerti luhur, dan memiliki akhlak yang baik, sebagai wujud takwa kepada Tuhannya. Memiliki tingkat kedermawanan yang tinggi dan peduli terhadap umat serta mengayomi seluruh jajaran yang ada di bawah naungannya dan lain sebagainya termasuk bebas dari pesta gerilya di atas penderitaan rakyat.

Analoginya, mungkinkah seorang pemimpin yang tidak "menghiraukan" perintah dan larangan Tuhannya mau melayani "orang-orang kecil" seperti kita (?) Bagaimanapun, pemimpin adalah "pelayan" terhadap apa yang ia pimpin. Maka dari itu, hal ini merupakan poin terpenting di antara poin yang lainnya.

2. Cinta Tanah Air

Cinta tanah air merupakan salah satu bentuk kewajiban seorang pemimpin terhadap negara. Yang mana hal itu dapat diwujudkan melalui tindak-tanduk yang dikerahkan terkhusus pada bidangnya, yakni olahraga karena kita berbicara tentang PSSI, bukan? Hal ini diharapkan mampu mewujudkan Skuat Indonesia yang mempuni; mampu bersaing di kancah internasional, hingga mampu mengalungi gelar dunia dalam bidang persepakbolaan. Berawal dari rasa hingga terwujud menjadi langkah, mengantarkan bangsa meraih gelar dunia.

3. Profesional dan Berkompeten

Profesional dan berkompeten merupakan sebuah keharusan yang dimiliki oleh "Nakhoda" PSSI selanjutnya. Sebenarnya tidak hanya PSSI melainkan juga untuk seluruh pemimpin yang ada di Indonesia. Sebagai sosok yang profesional dan berkompeten, diharapkan terwujudnya skuat-skuat yang benar-benar terlatih, hingga menjadi para pemain yang profesional dan berkompeten sebagai wujud manajemen yang mempuni dengan strategi-strategi dan taktik sehingga mampu membawa persepakbolaan Indonesia ke kancah tertinggi persepakbolaan dunia secara sportif.

4. Memiliki Visi Ke depan

Bagaimanapun dan bidang apa pun harus memiliki pandangan untuk masa yang akan datang, bukan? Bukan bermaksud untuk mendahului Tuhan atau apalah namanya, hal ini hanya sebagai wujud strategi dan kiat-kiat atau cita-cita yang hendak dicapai ke depannya, sehingga perjalanan dan langkah persepakbolaan Indonesia bisa berjalan pada konteks yang diinginkan meskipun segalanya sudah diatur oleh-Nya. Sebagai hamba, kita hanya bisa berusaha/berikhtiar, berdoa, dan selanjutnya kita serahkan kepada Yang Maha Kuasa. Apa pun hasilnya, adalah yang terbaik di antara yang terbaik, sebab rencananya di atas segala rencana; Iradat-Nya di atas segala kehendak.

5. Bijaksana dan Toleransi

Kebijaksanaan adalah sesuatu hal yang penting bagi seorang pemimpin. Hal ini akan berpengaruh terhadap kebijakan-kebijakan yang akan diambil sebagai langkah ke depannya. Ke mana PSSI akan dibawa dengan mempertimbangkan berbagai hal sehingga kerugian atau hal-hal yang tidak diinginkan bisa diminimalisasi. Hal ini diharapkan mampu mewujudkan keadilan dalam berbagai lini kehidupan serta segala apa yang berhubungan dengan bidang yang penulis singgung pada kali ini.

6. Disiplin dan Cerdas

Selain hal-hal yang telah dipaparkan penulis di atas, sosok pemimpin yang cerdas akan mempengaruhi strategi-strategi yang akan diambil untuk menghadapi gempuran-gempuran "lawan." Semakin cerdas seorang pemimpin diharapkan semakin banyak inovasi dan kreasi yang ia wujudkan untuk mewujudkan kejayaan bangsa. Hal itu akan terlihat melalui torehan prestasi demi prestasi yang terukir dan terpampang nyata mengiringi kejayaan Indonesia.

Itulah beberapa kriteria yang dapat penulis paparkan pada kesempatan kali ini, mudah-mudahan dapat menjadi gambaran bagi kita dan menjadi pelajaran serta renungan bagi para calon pemimpin selanjutnya. Siapa pun dan dari mana pun sosok tersebut, yang terpenting ia bisa mewakili beberapa kriteria tersebut dan kriteria-kriteria lain yang mana menurut pembaca harus ada dalam diri seorang pemimpin. Mudah-mudahan persepakbolaan Indonesia semakin bersih dan jaya untuk ke depannya.

Mudah-mudahan bermanfaat, tangan penulis terbuka untuk menerima kritik dan saran karena dalam tahap belajar dan akan tetap demikian hingga hayat tak lagi bernaung dalam raga. Akhir kata, terima kasih, Wassalam...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun